Musim Kemarau Ekstrem

Musim Kemarau Ekstrem, Warga Babelan Teriak Sulit Air Bersih, Dani Ramdan: Dua Bulan tak Hujan

Warga Babelan, Kabupaten Bekasi, saat ini sedang kesulitan air bersih. Mereka teriak sebagai pelanggan PDAM.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Valentino Verry
dok. Pemkab Bekasi
Pj Bupati Bekasi, Dani Ramdan berjanji mengatasi warga Babelan yang menjadi pelanggan PDAM soal pasokan air bersih, mengingat dalam beberapa bulan terakhir kesulitan. 

WARTAKOTALIVE.COM, BEKASI - Warga Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, yang menjadi pelanggan PDAM, teriak soal pasokan air bersih.

Mereka kesuliran air bersih dalam beberapa bulan terakhir, sementara pembayaran tagihan air terus berjalan.

Menghadapi fakta itu, Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan memastikan keluhan warga Kecamatan Babelan soal kesulitan air PDAM segera diatasi.

Baca juga: Nenek Sairoh di Bojongsari Depok Histeris Cerita Sudah Berbulan-bulan Krisis Air Bersih

Dani Ramdan mengatakan, suplai air PDAM di Kecamatan Babelan mengalami kendala disebabkan sumber air baku dari Kali Bekasi, debit airnya menurun drastis dan tercemar.

"Ya memang ada kendala pencemaran dan debit air karena hampir dua bulan tidak hujan," kata Dani, Sabtu (30/9/2023).

Untuk mengatasinya, Dani mengatakan, Pemkab Bekasi sudah meminta bantuan dari BBWS Citarum dan PJT II untuk bisa menambah debit air Kali Bekasi dari saluran Tarum Barat Kalimalang.

"Alhamdulilah, debit airnya sudah ditambah 3.000 liter per detik, kemudian tadi malam ditambah lagi 500 liter per detik, saya cek tadi untuk WTP Babelan kapasitas produksinya sudah 90 persen," terangnya.

Baca juga: Bantu Warga Kesulitan Akses Air Bersih, Puluhan Orang Bawa Ember Sejauh 2 kilometer

Dani menyebutkan, pasokan air di WTP Babelan tergantung pada ketersediaan air baku.

Apabila tambahan air dari Tarum Barat bisa kontinyu setiap hari, maka pasokan air untuk para pelanggan bisa tercukupi.

"Karena itu kami terus berkoordinasi dengan BBWS dan PJT II supaya tambahan debit air ini bisa diteruskan sampai berakhirnya kemarau," ucapnya.

Terkait air baku yang tercemar, Dani meyakini hal tersebut dapat diatasi, karena teknologi WTP PDAM Babelan cukup canggih, sehingga sepekat apa pun air baku yang ada bisa diurai dan diproses dengan baik.

Ilustrasi warga sedang antre air bersih.
Ilustrasi warga sedang antre air bersih. (Wartakotalive.com/Nuri Yatul Hikmah)

"Kalau pencemaran ini harus jadi penanganan bersama. Tapi dengan teknologi yang ada insya allah itu bukan kendala, ini lebih ke debit air," ucapnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bekasi memperpanjang masa tanggap darurat bencana kekeringan selama 14 hari ke depan terhitung sejak tanggal 14 September hingga 27 September 2023.

Perpanjangan masa tanggap darurat ini tertuang dalam keputusan Bupati Bekasi nomor HK.02.02/Kep.599-BPBD/2023 tentang Perpanjangan Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan di Kabupaten Bekasi Tahun 2023, yang ditandatangani Panjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan.

“Ya, hasil evaluasi kita, dari awal penetapan tanggap darurat tanggal 31 Agustus hingga 13 September 2023, dampak kekeringan peningkatannya cukup signifikan," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Muchlis, Jumat (15/9/2023).

"Hasil rapat koordinasi dan evaluasi tadi malam, status tanggap darurat bencana kekeringan di perpanjang,” imbuhnya.

Menurut Muchlis, keputusan ini perpanjangan ini karena kebutuhan air masih tinggi. Juga, dampak lainnya yakni pada sektor pertanian juga masih butuh penanganan.

Di mana, kata Muchlis, lahan yang terdampak kekeringan cukup luas mencapai 2000 hektar lahan yang belum tertangani.

Sementara itu, kata dia, untuk warga masyarakat yang terdampak kekeringan mencapai 118 .679 jiwa, atau 37.377 Kepala Keluarga (KK).

Adapun, jumlah air bersih yang sudah didistribusikan untuk warga terdampak kekeringan, hingga tanggal 12 September 2023 mencapai 1.953.600 liter.

Menurutnya, kondisi saat ini membutuhkan pertimbangan yang akurat dari BPBD, menyusul tanggap darurat yang saat ini diperpanjang, sesuai dengan arahan Sekretaris Daerah (Sekda) dan Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan.

“Dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memprediksi, kemungkinan turun hujan dan kekeringan ini sampai dengan Bulan November 2023,” katanya.

Data terbaru, untuk jumlah kecamatan yang terdampak bertambah satu yakni Kecamatan Cabangbungin. Maka, total keseluruhan wilayah Kabupaten Bekasi yang terdampak kekeringan mencapai 40 desa yang tersebar di 10 kecamatan.

“Kemudian dari masing masing desa itu sendiri, luas yang terdampak RT, RW dan desa nya juga banyak dan meluas,” lanjutnya.

Baca berita Wartakotalive.com, lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved