Pemilu 2024

Meski Dipasang-pasangkan dalam Pilpres 2024, Sandiaga Uno Tetap Istiqomah dengan Komitmen PPP

Sandiaga Uno Akui Tetap Istiqomah dengan Komitmen PPP Meski Namanya Dipasang-pasangkan dalam Pilpres 2024. Ini Alasannya

Editor: Dwi Rizki
Tribunnews.com
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Salahuddin Uno selepas mengikuti Rapat Koordinasi Bappilu PPP yang digelar di Aula Masjid At-Taqwa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Minggu (27/8/2023).  

Pada saat bersamaan, bakal capres yang didukung Partai Demokrat bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Anies Baswedan, juga belum menetapkan kandidat pendamping.

Padahal, di koalisi ini, sejumlah nama sudah diusulkan untuk menjadi bakal cawapres Anies, termasuk AHY.

Oleh karenanya, kini PPP bergerilya membuka kemungkinan lainnya, menduetkan Sandiaga dengan AHY.

”Mungkin ada bisik-bisik politik. Mungkin lahir pemikiran-pemikiran itu. Tetapi kalau yang secara konstitusi, yang menjadi keputusan akhir, belum ada pemikiran-pemikiran itu. Tapi sekali lagi bahwa wacana itu ada, ya mungkin ada,” ucapnya.

Namun, Mardiono menyadari bahwa jika PPP dan Demokrat berkongsi, koalisi tersebut belum mampu memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

Jumlah kursi Parlemen yang dikuasai kedua parpol tersebut masih di bawah 20 persen dan raihan suara mereka pada Pemilu 2019 juga masih di bawah 25 persen.

Oleh karenanya, dibutuhkan amunisi suara dari partai lainnya untuk dapat mewujudkan duet Sandiaga-AHY.

“Jadi, saling mengajak itu sudah pasti. Namanya juga lagi usaha. Namanya juga lagi berjuang,” tutur Mardiono.

Sebagaimana diketahui, hingga kini, PDI-P belum mengumumkan bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo meski PPP telah terang-terangan menyodorkan nama Sandiaga Uno.

Kata Pengamat

Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai wacana penggabungan Sandiaga Uno dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan bentuk kepanikan tim Sandiaga yang tidak mendapatkan kepastian posisi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

Adapun tim Sandiaga yang dimaksud adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) tersebut memang diusulkan oleh PPP dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) sebagai bakal cawapres Ganjar.

"Manuver ini mengindikasikan kepanikan tim Sandi yang tidak mendapatkan kepastian posisi cawapres di kubu Ganjar. Sehingga, ide ini bisa dipandang sebagai exit strategy bagi PPP untuk meninggalkan PDI-P jika Sandi tidak dicawapreskan," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (25/8/2023).

Oleh karena itu, menurutnya, wacana Sandiaga-AHY untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024 muncul sebagai bentuk antisipasi dari PPP.

Di sisi lain, wacana itu juga sebagai skema penjajakan awal jika rencana pencawapresan Sandiaga Uno tidak dikabulkan PDI-P.

Lebih lanjut, Umam turut menilai wacana Sandiaga-AHY menjadi ujian bagi kubu pengusung bakal capres Anies Baswedan.

Kubu pengusung Anies bernama Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) diketahui terdiri dari Partai Nasdem, Demokrat dan PKS.

Dalam wacana ini, Sandiaga dianggap hendak memanfaatkan momen memuluskan strategi berikutnya jika tak terpilih sebagai bakal cawapres dengan mendekati Ketua Umum Demokrat, AHY yang telah mengusung Anies.

"Besar kemungkinan AHY tidak akan terkecoh dengan rayuan itu. Mencermati potensi kemenangannya, AHY tampaknya akan tetap fokus pada skema berpasangan bersama Anies," ujar Umam.

"Kecuali, jika Anies punya kalkulasi lain, maka AHY juga akan berhitung ulang," katanya melanjutkan.

Baca Berita Warta Kota lainnya di Google News

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved