Intoleransi
Depok Masih Dicap Intoleran, Wali Kota Mohammad Idris Sebut Ada 3 Penyebabnya
Wali Kota Depok Mohammad Idris membeberkan 3 penyebab Kota Depok masih dianggap intoleran terhadap agama laim
Penulis: Hironimus Rama | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kota Depok masih dicap sebagai kota intoleran oleh sejumlah kalangan di tanah air.
Imej Kota Depok yang sudah menjadi stigma di tengah banyak pikiran masyarakat dibantah oleh Wali Kota Depok Mohammad Idris.
Menurut Idris, ada beberapa hal yang membuat Depok dicap sebagai kota intoleran.
Pertama, kata dia adalah masalah SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri terkait pembangunan rumah ibadah.
Idris mengaku sudah konsultasikan persoalan ini dengan beberapa kementerian.
"Kata mereka SKB ini masih berlaku," ujar Idris saat ditemui usai upacara Peringatan Hari Kemerdekaan ke-78 RI di Balaikota Depok, Kamis (17/8/2023).
Baca juga: Kaesang Pangarep Disebut Warga Depok Tak Dikenal dan Disukai, Ini Kata Relawan Pendukung Saka
Dia menjelaskan inti dari SKB 3 Menteri itu adalah pembangunan rumah ibadah harus proporsional sesuai dengan jumlah warga pemeluk agama di tempat itu
"Nah ini arahan dari kementerian. Ini yang membuat masalah pembangunan rumah ibadah ini merasa dipersulit, padahal tidak," papar Idris.
Selain masalah rumah ibadah, usulan rancangan peraturan daerah penyelenggaraan kota religius atau Raperda PKR menjadi salah satu sebab Depok disebut intoleran.
"Itu (Raperda PKR) disangkanya mengarah kepada agama tertentu. Ini artinya mereka memang tidak membaca konten daripada raperda tersebut," kata Idris.
Persoalan ketiga, tambah Idris, berkaitan dengan penyegelan Sekretariat Ahmadiyah di Sawangan.
Baca juga: Komplotan Pengoplos Gas Elpiji di Depok dan Tangsel Diingkus Polda Metro Jaya
Idris mengungkapkan Pemkot Depok masih berpatokan pada fatwa MUI yang menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah ajaran menyimpang dan harus dibubarkan.
"Ini masalah Ahmadiyah juga sudah saya tanyakan. Ternyata, fatwa MUI masih berlaku. SKB 4 Menteri juga masih berlaku," ucapnya.
Politisi PKS ini menambahkan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) meminta agar segel masjid Ahmadiyah di Sawangan jangan dicabut dulu agar tidak menimbulkan kericuhan dan kerusuhan.
"Saya konsultasikan hal tersebut. Kalau kita cabut, risikonya apa? Risikonya tadi (ricuh), karena fatwa MUI belum dicabut. Ya ini jadi masalah," beber Idris.
Idris menegaskan jika persoalan intoleransi ini terus diangkat maka dirinya akan meminta SKB 4 Menteri juga harus diubah juga.
Baca juga: Meski Tak Seburuk Jakarta, Kualitas Udara Depok Dinilai Tidak Sehat, Ini Penjelasan Pemkot Depok
"Makanya kalau itu dijadikan ukuran ya saya akan komentar, seperti apa kan SKB 4 Menterinya nanti. Ini harus diubah juga. Yang kedua fatwa MUI, saya minta yang baru dong," ucap Idris.
Idris menekankan dalam kenyataannya Kota Depok sangat toleran dalam kehidupan beragama.
Salah satunya terlihat dari hadirnya sekolah calon uskup (imam-Red) di Jalan Kamboja, Kecamatan Pancoran Mas.
"Salah satu contoh kita punya ruang, kalau kita orang Islam bilang pesantren. Nah ini ada sekolah calon-calon uskup. Itu adanya di mana? Di Kota Depok," imbuhnya.
Dia menambahkan Pemkot Depok tidak pernah mengusik dan mempermasalahkan keberadaan sekolah ini.
Baca juga: Tak Ada Ampun, Orangtua Korban Bullying di Depok Bakal Seret Jagoan Sekolah ke Jalur Hukum
"Sejumlah program atau kegiatan di sekolah itu pun berjalan dengan damai tanpa persoalan," ungkap Idris.
Karena itu, Idris merasa heran jika ada orang yang masih mengatakan Depok intoleran.
"Ini sesuatu yang luar biasa. Para romo-romo juga kemarin agak kesal juga. Mereka merasa damai, kok dibilang intoleran. Ini ya satu ya realitanya," tandas Idris.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Pemkab Garut Usir Rohaniawan dan Tutup Paksa Rumah Doa, Permadi: Pantaskah Kita Rayakan Kemerdekaan? |
![]() |
---|
KWI Minta Kasus Intoleransi di Indonesia Diusut Tuntas, Tidak Boleh Ada Pembiaran |
![]() |
---|
Kata Dedi Mulyadi Saat Diminta Istri Tersangka Perusak Rumah Retret Hamil 8 Bulan Bebaskan Suaminya |
![]() |
---|
Pigai tak Mau Kompromi dengan Perusak Vila Retreat di Sukabumi: Itu Bertentangan dengan Pancasila |
![]() |
---|
Kementerian HAM Jamin Penangguhan Penahanan 7 Tersangka Intoleran, PBHM: Pecat Natalius Pigai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.