Berita Nasional
Bebas Bersyarat, Kepala Gembong Teroris Umar Patek Pernah Dihargai 1 Juta Dolar AS
Narapidana terorisme bebas bersyarat Umar Patek minta maaf atas peristiwa bom yang memakan korban jiwa di Indonesia.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Narapidana terorisme bebas bersyarat Umar Patek minta maaf atas peristiwa bom yang memakan korban jiwa di Indonesia.
Umar Patek salah satu orang yang paling bertanggung jawab atas peristiwa bom Bali 1 tahun 2022 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Pria yang bernama asli Hisyam bin Alizein atau Umar Arab itu tak kuasa menahan tangis ketika bertemu dengan keluarga korban JW Marriott.
Dia mengaku menyesal dan meminta maaf atas terjadinya serangkaian peristiwa pengeboman di tanah air pada tahun 2000-an.
Umar Patek sang teroris yang memang terlihat mencolok dan berbeda dari narapidana lain, karena tampilan eksentrik dengan janggut panjang yang sengaja di cat berwarna merah sebelum berikrar setia kembali kepada Ibu Pertiwi disebut sebagai gembong teroris internasional jaringan Al Qaeda yang sangat ditakuti.
Umar mengaku lingkungan lapaslah yang membuat ia semakin yakin kembali berikrar setia kepada NKRI.
Dia berterima kasih kepada pihak Lapas Porong dan seluruh penghuni lapas tempat ia menjalani pidananya karena telah menerimanya dengan baik.
Baca juga: Umar Patek Bebas Bersyarat, Kemenkumham Bersama BNPT dan Densus 88 Meyakini Sudah tidak Radikal
Ia ditangkap di Kota Abbotabad, Pakistan pada akhir Januari 2011, atau hanya berselang 4 bulan setelah tewasnya pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden, di kota yang sama.
Tak tanggung-tanggung , Umar yang dikenal gahar dan ahli senjata berikut taktik grilya itu diburu aparat keamanan dari 4 negara.
Selain Indonesia, ada Filipina yang memburunya karena terlibat rangkaian teror bersama kelompok Abu Sayyaf Australia menginginkan Patek karena terlibat bom Bali di Indonesia yang menewaskan 202 orang termasuk 88 warga Australia.
Baca juga: Umar Patek Menangis bertemu Keluarga Korban Bom JW Marriott, Minta Maaf agar Ringan di Yaumul Hisab
Statusnya sebagai gembong teroris internasional jaringan Al Qaeda membuat kepala Patek pernah dihargai 1 juta dolar AS oleh pemerintah Amerika Serikat.
Umar Patek mengaku tidak terlibat langsung dengan peristiwa bom JW Marriott pada 5 Agustus 2003 yang menewaskan kurang lebih 12 orang dan 150 jiwa terluka.
"Kalau bom itu saya tidak begitu tahu. Tapi saya tetap meminta maaf untuk teman-teman," ujarnya.
Umar Patek saat ini berstatus sebagai narapidana teroris (Napiter) bebas bersyarat.
Garuda Indonesia Umrah Festival Proyeksikan Penjualan 49 Ribu Kursi Penerbangan |
![]() |
---|
Detik-detik Barikade Pasukan Brimob Kena Lemparan Gas Air Mata |
![]() |
---|
Di Hadapan Kapolda Metro Jaya Mahasiswa Tuntut Kapolri Mundur |
![]() |
---|
Komnas HAM Ungkap Sederet Dugaan Pelanggaran HAM Polisi di Pengamanan Unjuk Rasa DPR RI |
![]() |
---|
Melanggar Kode Etik, 7 Anggota Brimob Polda Metro Jaya Jalani Penempatan Khusus di Mabes Polri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.