Polisi Tembak Polisi

Ayah Bripda Ignatius: Sebelum Tewas Ditembak Anak Saya Didatangi 3 Seniornya Ajak Bisnis Senpi

Ayah Bripda Ignatius menyebut sebelum anaknya ditembak didatangi 3 seniornya dan diajak bisnis senpi ilegal

Istimewa
Bripda IDF anggota polisi yang dilaporkan tewas usai tertembak senjata api oleh rekan seniornya, pada Minggu (23/7) dini hari. Ayah Bripda Ignatius menyebut sebelum anaknya ditembak didatangi 3 seniornya dan diajak bisnis senpi ilegal. Diduga karena Bripda Ignatius menolak, ia ditembak seniornya. 

Apalagi, kata dia, baru setahun lalu masyarakat pening sekaligus ngeri membayangkan Sambo.

"Potret kekejaman senior terhadap yunior. Juga sempat ditutup-tutupi. Setelah diserbu keluarga mendiang Joshua dan warganet, barulah transparansi dan objektif dilakukan serius. Kode Tirai Biru disibak," kata Reza.

Menurut Reza, kalau prasangka keluarga korban sangat tinggi, ditambah lagi skeptisisme masif warganet, ia menyarankan membentuk tim investigasi yang melibatkan pihak eksternal Polri.

"Bagaimana dengan Kompolnas? Jangan dululah. Dulu Kompolnas juga yang tersandung, latah, mengiyakan 'investigasi' Polres Jaksel bahwa Joshua tewas dalam baku tembak," ujar Reza.

Baca juga: Bripda Ignatius Diduga Ditembak Seniornya di Densus 88, Hotman Paris Siap Bantu Keluarga Korban

Ini berarti, kata Reza bisa boros investigasinya karena melibatkan unsur eksternal.

"Ya, apa boleh buat. Ini contoh harga mahal yang terpaksa harus Polri bayar akibat krisis kepercayaan publik," katanya.

Reza menjelaskan di negara Barat, sudah sering warga menggugat polisi atas police misconduct.

"Kelalaian pun bisa menjadi materi gugatan. Demi menghindari proses hukum, polisi biasanya pilih memberikan kompensasi langsung ke keluarga korban," katanya.

"Siapa yang digugat? Oknum yang melakukan kelalaian ataukah institusi kepolisiannya? Tergantung bentuk kelalaiannya. Karena itulah saya tadi berpesan: jelaskan bagaimana bentuk kelalaiannya," ungkap Reza.

Sebelumnya Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, menegaskan, tidak ada pertengkaran dalam insiden tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.

Beredar kabar Bripda Ignatius tewas diduga ditembak karena sempat bertikai dengan seniornya.

"Tidak benar ada penembakan. Tidak ada (pertengkaran)," ujar Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, dalam keterangannya, Kamis (27/7/2023).

Menurut dia, peristiwa itu akibat kelalaian dari rekan seniornya sesama anggota Densus 88.

Seniornya tersebut sedang mengeluarkan senjata api dari dalam tas.

Namun, senjata api itu meletus hingga akhirnya menembak Bripda Ignatius.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved