Pemilu 2024

Golkar Kritis, Elektabilitas Anjlok Jelang Pemilu, Burhanuddin Muhtadi: Parah, Tinggal Satu Digit

Partai Golkar harus berbenah, mengingat elektabilitasnya hancur jelang Pemilu 2024 ini.

Editor: Valentino Verry
Instagram @burhanuddinmuhtadi
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan perlu upaya cepat bagi Partai Golkar untuk melakukan pembenahan sebelum Pemilu 2024. Sebab, elektabilitas partai itu sedang hancur. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Partai Golkar harus segera berbenah, jika tak ingin hancur pada Pemilu 2024.

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Golkar mengalami penurunan elektabilitas yang luar biasa saat dipegang Airlangga Hartarto.

Karena itu Golkar butuh penyelemat agar tak terperosok menjadi partai gurem.

Menurut Burhanuddin, pada Pemilu 2014 Golkar meraih 16 persen suara, dan 15 persen pada Pemilu 2019.

Namun, jika pemilu digelar sat ini, elektabilitas Golkar yang semula dua digit tinggal satu digit.

“Terakhir tinggal 9,2 persen, tinggal satu digit,” ujar Burhan, Minggu (23/7/2023).

Burhan mengatakan, data itu mengacu pada hasil survei yang digelar pada 20-24 Juni 2023 dengan cara wawancara tatap muka.

Baca juga: Ini Bantahan Luhut Yang Dianggap Jadi Dalang Gerakan Munaslub Golkar Untuk Gantikan Airlangga

Burhan mengatakan, berdasarkan hasil survei melalui wawancara via telepon, elektabilitas Golkar lebih rendah yakni sekitar 6-7 persen.

“Tapi juga lupa survei telepon hanya mewakili kelompok yang punya HP,” tutur Burhan.

Burhan menuturkan, wawancara tatap muka merupakan “golden standard” karena responden tidak terbatas pada kelompok masyarakat yang memiliki handphone.

Baca juga: Dianggap Politis, Golkar Tolak Usulan Pansus JIS, Basri Baco: Mending Rekomendasi Diikuti Eksekutif

Meski demikian, sekalipun menggunakan wawancara tatap muka pada kenyataannya elektabilitas Golkar tetap merosot.

“Berdasarkan survei tatap muka sekalipun di mana yang tidak punya HP juga terekrut dalam sampel kita elektabilitas Golkar juga menurun,” kata Burhan.

Sementara, elektabilitas Partai Gerindra justru menguat seiring elektabilitas bakal calon presiden (capres) mereka, Prabowo Subianto yang merangkak naik.

Menurut Burhanuddin, Gerindra dan Prabowo akan berkibar pada Pemilu 2024.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sedang pusing, digoyang isu pelengseran seiring elektabilitas partai yang hancur.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sedang pusing, digoyang isu pelengseran seiring elektabilitas partai yang hancur. (Wartakotalive/Alfian Firmansyah)

Tren peningkatan Partai Gerindra sudah terjadi sejak Desember 2022 hingga Juni 2023, dengan angka terakhir 13,6 persen.

“Ini kan konsisten dengan peningkatan elektabilitas Pak Prabowo, Gerindra juga ikutan naik,” kata Burhan dalam konferensi pers di YouTube Indikator Politik Indonesia.

Meski elektabilitas Gerindra naik, PDIP masih menduduki puncak survei.

Sementara tiga posisi teratas diduduki PDIP, Gerindra, dan Golkar, posisi keempat diduduki PKB dengan suara tujuh persen.

Diikuti Demokrat pada urutan kelima dengan suara 6,5 persen; PKS 5,2 persen; Nasdem 5 persen; dan PAN 3,1 persen. Kemudian, Perindo 2,8 persen dan PPP 2,8 persen.

“Sementara partai lainnya kurang dari satu persen, dan sekitar 17,4 persen belum menunjukkan pilihan,” ujar Burhan.

Survei dilakukan terhadap 1.220 responden dari seluruh provinsi dengan usia minimal 17 tahun atau sudah bisa mengikuti pemilu.

Responden dipilih dengan metode simple random sampling.

Margin of error dari survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved