Viral Medsos

Link Video Denny Indrayana Berjudul JoKaWe: Jokowi Don't Cawe-Cawe! Jadi Sorotan Warganet di Twitter

Eks Wamenkumham RI, Denny Indrayana unggah sebuah link video berjudul "JoKaWe: Jokowi Don't Cawe-Cawe!" di Twitter

Editor: PanjiBaskhara
Twitter @dennyindrayana
Eks Wamenkumham RI, Denny Indrayana unggah sebuah link video berjudul "JoKaWe: Jokowi Don't Cawe-Cawe!" di Twitter pada Senin (10/7/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM - Eks Wamenkumham RI, Denny Indrayana kembali menjadi sorotan warganet di Twitter.

Diketahui Denny Indrayana mengunggah sebuah link video berjudul "JoKaWe: Jokowi Don't Cawe-Cawe!" di Twitter.

Unggahan Denny Indrayana soal vodeo JoKaWe ini pun menjadi sorotan warganet.

Dalam unggahannya, Denny Indrayana meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak cawe-cawe.

Baca juga: VIDEO Denny Indrayana Unjuk Rasa Sendirian Kritik Jokowi di Australia

Baca juga: Denny Indrayana Unjuk Rasa Sendirian Kritik Jokowi di Australia, Tolak Cawe-cawe

Baca juga: Presiden Jokowi Datang ke Australia, Denny Indrayana Gelar Demo & Ingin Kirim Surat ke PM Australia

Menurut Denny Indrayana sendiri, cawe-cawe merupakan akar masalah perosoalan bangsa jelang Pemilu 2024.

Berikut ini unggahan lengkap Denny Indrayana di Twitter dikutip Wartakotalive.com .

"https://integritylawfirms.com/indonesia/2023/07/10/jokawe-jokowi-dont-cawe-cawe/

Klik Link di atas untuk lihat VIDEOnya

JoKaWe: Jokowi DON'T Cawe-Cawe

Sekarang di tanah air berkembang isu pinggiran soal JIS, Korupsi BTS, Ponpes Al-Zaytun dll.

Seharusnya kita tetap fokus kepada isu utama soal menyelamatkan Pemilu 2024 dari cawe-cawe Jokowi.

Karena itulah akar masalah, itulah episentrum persoalan kebangsaan terkini dan nanti.

Eks Wamenkumham RI, Denny Indrayana unggah sebuah link video berjudul
Eks Wamenkumham RI, Denny Indrayana unggah sebuah link video berjudul "JoKaWe: Jokowi Don't Cawe-Cawe!" di Twitter pada Senin (10/7/2023). (Twitter @dennyindrayana)

 

Tanpa pemilu 2024 yang jujur dan adil, yang berhasil menghadirkan pemimpin yang asli (genuine), bukan pemimpin yang hanya meniru alias KAWE, maka Indonesia tidak akan pernah lepas dari berbagai isu korupsi dan HAM.

Rezim Jokowi jelas problematik jika dinilai dari rapor penegakan hukum, HAM dan antikorupsi.

Saya sedang menulis buku berjudul: Jo-KaWe.

Insya allah akan saya selesaikan sebelum perayaan proklamasi 17 Agustus 2023. Jokowi DON'T Cawe-Cawe, Stop Dynasty! Salam Integritas, Denny Indrayana" tulis akun Twitter @dennyindrayana.

Denny Indrayana Unjuk Rasa Sendirian Kritik Jokowi di Australia

Mantan Wamenkumham Denny Indrayana berdemonstrasi sendirian dalam menyambut kedatangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Australia.

Adapun demonstrasi tersebut dilakukan Denny Indrayana di Federation Square, Melbourne, Australia pada Selasa (4/7/2023).

Unjuk Rasa yang digelar oleh Denny Indrayana ditayangkan langsung secara live di Facebooknya.

Tidak ada satupun warga lain yang ikut aksi unjuk rasa tersebut. Pun demikian, warga Australia terlihat tidak terlalu peduli dengan aksi itu dan lalu lalang melintas di belakang Denny.

Dalam video, terlihat Denny Indrayana berdiri sendirian dengan perekam video di hadapannya.

Terlihat sebuah spanduk kecil bertuliskan "Jokowi Don't Cawe-Cawe! Stop Dynasty!" terpajang di belakang politisi Demokrat tersebut.

Pun Denny Indrayana terlihat memakai kaus berwajah aktivis mendiang Munir Thalib dipadukan dengan coat berwarna cokelat.

Dibanding orasi, Denny Indrayana justru terdengar seperti ngevlog.

Ia menyuarakan kegelisahannya terkait dengan cawe-cawe yang dilakukan Presiden Jokowi.

Menurutnya, dibanding cawe-cawe Pilpres 2024, Presiden Jokowi lebih baik cawe-cawe percepatan RUU Perampasan Aset.

Menurutnya hal itu jauh lebih diperlukan masyarakat Indonesia untuk memberantas korupsi.

“Kan Presiden bisa mudah mendorong hal itu agar cepat, seharusnya Presiden bisa cawe-cawe dalam hal itu,” sarannya.

Denny Indrayana juga menyebut bahwa Presiden Jokowi bisa mencegah Moeldoko untuk melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat.

Karena menurutnya, saat ini Partai Demokrat tengah dibegal oleh Moeldoko dan gengnya di Kantor Staf Presiden.

Ia juga meminta Jokowi, untuk menghentikan cawe-cawe warga Solo dalam dinasti politik.

Denny Indrayana akan Adukan Presiden Jokowi ke PM Australia Anthony Albanese Terkait HAM dan Korupsi

Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana akan menulis surat terbuka kepada Perdana Menteri Australia Anthony Albanese bertepatan kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara tersebut.

Presiden Jokowi memulai kunjungan ke Sydney, Australia, Senin (3/7/2023) hingga Rabu (5/7/2023).

Dalam beberapa kesempatan, Denny Indrayana bersuara keras untuk mengkritisi berbagai isu di Indonesia, seperti rencana putusan Mahkamah Konstitusi dan juga kebijakan Presiden Jokowi.

Denny Indrayana saat ini tinggal di Australia karena menjadi pengajar dan juga membuka kantor pengacara, Integrity.

Dalam pandangan Denny Indrayana, Jokowi menjadi sumber utama munculnya berbagai persoalan hukum, hak asasi manusia (HAM), dan penanganan korupsi di tanah air. 

"Saya sempat terpikir untuk membuat surat terbuka kepada PM Australia, memprotes berbagai isu hukum, HAM dan antikorupsi di tanah air," tulis Denny Indrayana di akun Twitternya, Senin pagi ini.

Baca juga: Polisi Temukan Tindak Pidana Terkait Hoaks Sistem Pemilu, Denny Indrayana Terancam Jadi Tersangka?

Wartakotalive.com telah menghubungi Denny Indrayana dan diizinkan mengutip cuitan tersebut untuk dijadikan berita. 

Dalam pandangan Denny Indrayana, isu-isu hukum, HAM, antikorupsi, tidak kunjung diselesaikan pemerintahan Jokowi.

Bahkan, Denny berpandangan dan menyimpulkan bahwa Presiden Jokowi adalah salah satu sumber utama masalah tersebut.

"Maka, dibutuhkan dorongan dari masyarakat dan dunia internasional untuk ikut membantu penyelesaian masalah-masalah tersebut, tanpa harus mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia," ujar Denny.

Meski demikian, mantan Menteri Hukum dan HAM pada era Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menunda rencana tersebut dengan alasan tertentu.

Tetapi, Denny Indrayana opsi untuk membawa isu penegakan hukum, HAM, dan antikorupsi di Indonesia agar menjadi atensi dunia internasional, tetap ada dalam pemikirannya,  tinggal cara dan waktu yang pas.

Baca juga: Denny Indrayana Sebut Para Buzzer Jokowi Kini Sedang Murka, Sebab Uang Pembayaran Belum Juga Cair

Kritik Denny Indrayana terhadap Presiden Jokowi

Berikut cuitan lengkap Denny Indrayana melalui akun twitternya, Senin (3/7/2023) pagi dari Australia. 

Hari ini Presiden Jokowi mulai melakukan kunjungan kenegaraan ke Sydney, Australia, hingga tanggal 5 Juli 2023.

Saya sempat terpikir untuk membuat surat terbuka kepada PM Australia, memprotes berbagai isu hukum, HAM dan antikorupsi di tanah air.

Karena sebenarnya, secara domestik, isu-isu tersebut tidak kunjung diselesaikan pemerintahan Jokowi.

Bahkan, saya berpandangan dan menyimpulkan, Presiden Jokowi adalah salah satu sumber utama masalahnya.

Maka, dibutuhkan dorongan dari masyarakat dan dunia internasional untuk ikut membantu penyelesaian masalah-masalah tersebut, tanpa harus mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia.

Tetapi, setelah menimbang berbagai aspek, dan tetap tidak ingin mempermalukan Presiden Jokowi, yang bagaimanapun adalah simbol negara bangsa kita, Indonesia, saya putuskan tidak -- paling tidak belum -- menuliskan surat terbuka demikian.

Opsi untuk membawa isu penegakan hukum, ham dan antikorupsi di Indonesia tersebut, agar menjadi atensi dunia internasional, tetap ada dalam pemikiran saya, tinggal cara dan waktunya yang perlu dipikirkan secara tepat dan bijak.

Keep on fighting for the better Indonesia!

Denny Indrayana Serang Buzzer Presiden Jokowi

Sebelumnya diberitakan Wartakotalive.com, Pakar Hukum Tata Negara Prof Denny Indrayana kembali melakukan serangan ke kubu pemerintah atau Presiden Joko Widodo dengan pernyataannya, di saat merayakan Lebaran Haji di Australia.

Kali ini, Denny Indrayana menyindir para pegiat media sosial pendukung pemerintah atau Presiden Jokowi atau buzzer Jokowi yang disebutnya BuzzerRp, saat ini sedang marah dibakar angkara murka.

Sebab kata Denny Indrayana, para buzzer Jokowi tersebut atau BuzzeRp itu, sampai kini belum juga menerima bayaran dari pemerintah atau dana yang dijanjikan kepada mereka belum juga turun sampai saat ini.

"Hari ini diundang open house lebaran di rumah Pak Ali, Deer Park, Melbourne. Bakar sate dan lambchop, maknyuss! Sebenarnya pengen bakar yang lain juga, tapi hati para BuzzerRp kelihatannya sudah hangus dibakar angkara, sedang dana belum turun juga. Buktinya? Lihat komentar di bawah. Hehehe," ujar Denny di akun Twitternya @dennyindrayana, Rabu (28/6/2023).

Denny juga menyelipkan video dirinya sedang membakar sate.

"Sate apa ini Pak Ali? Kambing. Ini Lebaran Idul Adha, jadi kita harus bakar kambing," ujar Denny di video sambi bercengkerama dengan beberapa orang.

Denny Indrayana rayakan Lebaran Haji bakar sate di Australia. Ia sekaligus menyindir Buzzer Jokowi atau BuzzeRp yang disebutnya dana bayaran belum turun juga sampai saat ini.
Denny Indrayana rayakan Lebaran Haji bakar sate di Australia. Ia sekaligus menyindir Buzzer Jokowi atau BuzzeRp yang disebutnya dana bayaran belum turun juga sampai saat ini. (Akun Twitter Denny Indrayana)

Baca juga: Denny Indrayana Dapat Kabar KPK Mainkan Korupsi Formula E, Anies Baswedan: Tergantung Tafsir

"Selamat Hari Raya Idul Adha, sambil menikmati sate. Sambil bersilahturahim," kata Denny.

Sontak cuitan Denny Indrayana yang menyindir para BuzzeRp di saat merayakan Lebaran Haji dikomentari beragam oleh netizen.

Sebagian ada yang mengecamnya, sebagian juga mendukungnya.

"makna hari raya Idul Adha itu ikhlas pak bukan kompor," ujar @deckytrianto.

"PENEBAR FITNAH...mulai lagi bikin HOAKS ..."SIAPA YG MENEBAR FITNAH..DIA SENDIRI YG MENJADI KAYU BAKARNYA" (Ali bin Abi Thalib Ra) profesor kok dungu...kemplu kok profesor," tambah @nobsiabadi.

"Sudah gendut bulat kayak gentong , masih aja makan daging bakar", entar juga mati kena serangan jantung...dasar PENGECUT...balik loe ke INDONESIA, JANGAN BERLINDUNG KE KETIAK ORANG BARAT," tambah @gogo74070675957.

"Anda makin hari makin ngak mutu. Penyebar hoax. Semoga polisi cepat menangkap anda!!," kecam @jfgltm.

Baca juga: Denny Indrayana Dapat Kabar KPK Mainkan Korupsi Formula E, Anies Baswedan: Tergantung Tafsir

"Biarkan mereka yang terbakar karan niat jahatnya sudah terbongkar... mending rapatkam shof untuk 2024," kata @harisuwarso2.

"BUZZERRP KEPANASAN MELIHAT ANDA ENJOY DI AUSTRALIA PROF,,,, SEMOGA PROFESOR SENANTIASA DALAM RAHMAN DAN RAHIM-NYA, AAMIIINNNNN ALLAHUMMA AAMIIINNNNN,,,," kata @ArtonArton6.

"Horee.. si dongo muncul lagi," ujar @wid_oes1260.

"Bapak ini sebenarnya dlm rangka apa sih di Ausiee? Klo benar caleg bukannya harusnya turun menyapa calon konstituen di dapil2 Indonesia yg sdh ditentukan biar ada peluang terpilih? Moso malah ke negara bule yg gak pny hak pilih sih..,' kata @CarolineSarah5.

"Bukannya hati elo yg udah kebakar Den..," kata @budiman_anwar.

"Satu lagi dari Prof.@dennyindrayana yang sangat menggetarkan Jiwa para BuzzerRp Terbakar. Ternyata mudah sekali para BuzzerRp ini terpancing amarahnya ya? karena ya mainnya sekitaran Comberan atau Septic Tank saja. Pun Karena hati mereka sangat “KERUH” Akal sehatnya terbelenggu!," balas @GarenggA46.

"Semoga dikemudian hari tidak diberi kekuasaan Pribadi tak bermutu," kata @GunturSinabari1.

"Mukenya Denny makin lama makin mirip kanguru setelah lama di Aussie.....," kata @AkinaNelya.

Denny Sebut Jokowi Masalah Kita

Sebelum ini, Denny Indrayana membuat cuitan yang menilai bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi layak dimakzulkan dengan alasannya di akun Twitternya, @dennyindrayana, Minggu (25/6/2023).

"Jokowi adalah (Masalah) Kita: Wajib Diberhentikan. Jokowi bukan hanya bisa, tapi wajib dimakzulkan?," cuit Denny Indrayana.

Menurut Denny Indrayana, logika berfikirnya sederhana atau simple logic.

Baca juga: Bakar Sate di Australia, Denny Indrayana: BuzzeRp Dibakar Angkara, Dana Belum Turun Juga

"Kita harus berfikir lebih sehat, lebih waras. Karena saat ini sudah banyak logika yang bengkok. Misal, mengatakan Kaesang tidak membangun dinasti, karena beda Kartu Keluarga dengan Jokowi. Atau, Jokowi tidak bisa dimakzulkan, karena dipilih langsung oleh rakyat. Itu logika nyungsep," ujar Denny Indrayana.

Berikut tiga logika sederhana, menurut Denny, yang merupakan pelanggaran Jokowi yang masuk delik pemakzulan.

"Pertama, Jokowi patut diduga melakukan korupsi memperdagangkan pengaruh. Kasusnya adalah yang dilaporkan Ubeidilah Badrun pada 10 Januari 2022, sudah lebih dari setahun yang lalu, tanpa ada progres," ujarnya.

"Yaitu, laporan dugaan korupsi suap yang diterima anak-anak Jokowi, seolah-olah penyertaan modal ratusan miliar Rupiah. Modal besar demikian tidak mungkin diberikan, kalau Gibran dan Kaesang bukan anak Presiden Jokowi," katanya.

"Saya berpendapat, inilah modus trading in influnce, memperdagangkan pengaruh Jokowi sebagai Presiden," ujarnya.

Logika sederhananya, kata Denny, yang terjadi adalah korupsi memperdagangkan pengaruh Presiden Jokowi, bukan penyertaan modal.

"Kedua, Presiden Jokowi patut diduga melakukan korupsi, menghalang-halangi proses penegakan hukum. Kepada seorang anggota kabinet, pimpinan KPK menyatakan ada 4 kasus korupsi yang menjerat seorang elit politik. KPK siap mentersangkakan dengan seizin Presiden," kata Denny.

Sampai saat ini, tambahnya sang elit tetap aman, karena berada dalam barisan koalisi Jokowi.

Baca juga: Prabowo Subianto-Erick Thohir Dinilai Jadi Kandidat Capres-Cawapres Paling Potensial Menang

"Itu jelas melanggar Pasal 21 UU Tipikor, Jokowi menghalang-halangi penegakan hukum (Obstruction of Justice)," tambah Denny.

Ketiga, kata Denny, Presiden Jokowi melanggar konstitusi, kebebasan berorganisasi, karenanya masuk delik penghianatan terhadap negara.

"Moeldokogate, yaitu pembegalan Partai Demokrat oleh KSP Moeldoko adalah pelanggaran HAM. Pembiaran atau by ommision oleh Presiden Jokowi menunjukkan Beliau terlibat, mencopet demokrat," katanya.

Logika sederhana, menurut Denny, Moeldokogate bukanlah hak politik Moeldoko yang patut dihormati, tetapi adalah pembegalan parpol yang adalah kejahatan.

Pembiaran Presiden Jokowi atas pembegalan partai, melanggar HAM, melanggar konstitusi, dan secara UU Pemilu, menurut Denny, adalah pengkhianatan terhadap negara.

"Dengan tiga delik pelanggaran impeachment yang kasat mata di atas, DPR bukan tidak mampu (unable) untuk memberhentikan Jokowi, tetapi tidak mau (umwilling). Salam logika akal sehat," kata Denny.

Surat Terbuka

Pakar Hukum Tata Negara Denny Indrayana melakukan manuver terbarunya dalam melihat langkah cawe-cawe Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Pilpres 2024 ini.

Denny Indrayana mengirimkan surat terbuka ke pimpinan DPR tertanggal Rabu (7/6/2023) hari ini untuk meminta DPR memulai proses impeachmet atau pemecatan kepada Presiden Jokowi.

Alasannya, kata Denny Indrayana, Jokowi diduga melakukan 3 pelanggaran konstitusi dan layak dimakzulkan atau dipecat oleh DPR.

Hal itu dikatakan Denny Indrayana melalui akun Twitternya @dennyindrayana, dengan melampirkan foto surat.

"Berikut adalah Surat Terbuka saya kepada Pimpinan DPR untuk memulai proses impeachment (pemecatan) kepada Presiden Jokowi. Saya sampaikan tiga dugaan pelanggaran konstitusi," cuit Denny.

"Sebagai bukti awal, saya tuliskan kesaksian seorang Tokoh Bangsa, yang pernah menjadi Wakil Presiden, bahwa Presiden Jokowi sedari awal memang mendesign hanya ada dua capres dalam Pilpres 2024, tanpa Anies Baswedan," kata Denny.

Baca juga: Denny Indrayana: Jokowi Masalah Kita, Wajib Diberhentikan

Menurut Denny, sebagai bukti awal, kesaksian tersebut tentu harus divalidasi kebenarannya.

"Saya menyarankan DPR melakukan investigasi melalui hak angketnya, yang dijamin UUD 1945. Apalagi bukti dan informasi lain, silakan baca lengkap Surat Terbuka di atas, agar tidak gagal paham," ujar Denny.

Dalam surat terbukanya Denny mengawali dengan menjelaskan bahwa situasi politik dan hukum Indonesia sedang tidak normal karena banyak saluran aspirasi ditutup dan bahkan dipidanakan.

"Salah satunya adalah yang dialami oleh Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti. Mereka dikriminalisasi karena menyampaikan kritik dan pengawasan publiknya. Karena itu, saya "terpaksa" membawa mata dan hati rakyat untuk ikut mencermati laporan ini," kata Denny dalam suratnya.

"Saya berpendapat, Presiden Joko Widodo sudah layak menjalani proses pemeriksaan impeachment (pemakzulan) karena sikap tidak netralnya alias cawe-cawe dalam Pilpres 2024," tambah Denny.

"Sering saya katakan, sebagai perbandingan, Presiden Richard Nixon terpaksa mundur karena takut dimakzulkan akibat skandal Watergate. Yaitu, ketika kantor Partai Demokrat Amerika dibobol untuk memasang alat sadap. Pelanggaran konstitusi yang dilakukan Presiden Jokowi jauh lebih berbahaya, sehingga lebih layak dimakzulkan," beber Denny.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News

(Wartakotalive.com/CC/DES/PRO)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved