Pilpres 2024

Bakar Sate di Australia, Denny Indrayana: BuzzeRp Dibakar Angkara, Dana Belum Turun Juga

Denny Indrayana kembali melakukan serangan ke kubu pemerintah atau Presiden Joko Widodo dengan sindir BuzzeRp saat rayakan Lebaran Haji di Australia

Akun Twitter Denny Indrayana
Denny Indrayana rayakan Lebaran Haji bakar sate di Australia. Ia sekaligus menyindir Buzzer Jokowi atau BuzzeRp yang disebutnya dana bayaran belum turun juga sampai saat ini. 

"Horee.. si dongo muncul lagi," ujar @wid_oes1260.

Baca juga: Denny Indrayana: Jokowi Masalah Kita, Wajib Diberhentikan

"Bapak ini sebenarnya dlm rangka apa sih di Ausiee? Klo benar caleg bukannya harusnya turun menyapa calon konstituen di dapil2 Indonesia yg sdh ditentukan biar ada peluang terpilih? Moso malah ke negara bule yg gak pny hak pilih sih..,' kata @CarolineSarah5.

"Bukannya hati elo yg udah kebakar Den..," kata @budiman_anwar.

"Satu lagi dari Prof.@dennyindrayana yang sangat menggetarkan Jiwa para BuzzerRp Terbakar. Ternyata mudah sekali para BuzzerRp ini terpancing amarahnya ya? karena ya mainnya sekitaran Comberan atau Septic Tank saja. Pun Karena hati mereka sangat “KERUH” Akal sehatnya terbelenggu!," balas @GarenggA46.

"Semoga dikemudian hari tidak diberi kekuasaan Pribadi tak bermutu," kata @GunturSinabari1.

"Mukenya Denny makin lama makin mirip kanguru setelah lama di Aussie.....," kata @AkinaNelya.

Denny: Jokowi Masalah Kita

Sebelum ini, Denny Indrayana membuat cuitan yang menilai bahwa Presiden Joko Widodo atau Jokowi layak dimakzulkan dengan alasannya di akun Twitternya, @dennyindrayana, Minggu (25/6/2023).

"Jokowi adalah (Masalah) Kita: Wajib Diberhentikan. Jokowi bukan hanya bisa, tapi wajib dimakzulkan?," cuit Denny Indrayana.

Menurut Denny Indrayana, logika berfikirnya sederhana atau simple logic.

"Kita harus berfikir lebih sehat, lebih waras. Karena saat ini sudah banyak logika yang bengkok. Misal, mengatakan Kaesang tidak membangun dinasti, karena beda Kartu Keluarga dengan Jokowi. Atau, Jokowi tidak bisa dimakzulkan, karena dipilih langsung oleh rakyat. Itu logika nyungsep," ujar Denny Indrayana.

Berikut tiga logika sederhana, menurut Denny, yang merupakan pelanggaran Jokowi yang masuk delik pemakzulan.

"Pertama, Jokowi patut diduga melakukan korupsi memperdagangkan pengaruh. Kasusnya adalah yang dilaporkan Ubeidilah Badrun pada 10 Januari 2022, sudah lebih dari setahun yang lalu, tanpa ada progres," ujarnya.

Baca juga: Merasa Dirugikan, MK Akan Laporkan Denny Indrayana ke Organisasi Advokat di Australia

"Yaitu, laporan dugaan korupsi suap yang diterima anak-anak Jokowi, seolah-olah penyertaan modal ratusan miliar Rupiah. Modal besar demikian tidak mungkin diberikan, kalau Gibran dan Kaesang bukan anak Presiden Jokowi," katanya.

"Saya berpendapat, inilah modus trading in influnce, memperdagangkan pengaruh Jokowi sebagai Presiden," ujarnya.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved