Penistaan Agama
Jawaban Panji Gumilang pada Tim Investigasi, Ponpes Al Zaytun tak Sesat: MUI Vonis Sebelum Tabayyun
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang coba mengklarifikasi terkait tudingan menista agama Islam. Menurutnya, tak sesat, karena MUI terlalu dini.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun telah mengirimkan jawaban terkait tudingan menista agama Islam.
Jawaban tertulis tersebut diserahkan Panji melalui orang kepercayaannya ke Tim Investigasi Pemprov Jawa Barat, untuk selanjutnya diteruskan ke Menkopolhukam.
Ponpes Al Zaytun yang berada di Indramayu, Jawa Barat, saat ini tengah menjadi sorotan.
Selain kontroversi dugaan aliran sesat, Ponpes Al Zaytun disorot karena tindak pidana yang diduga dilakukan Panji Gumilang.
Menurut Panji, apa yang telah dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap dirinya dan Ponpes Al Zaytun telah keluar dari akhlak Islam.
"Majelis ulama telah memvonis (Al Zaytun sesat) sebelum tabayyun," ujarnya.
"Setelah memvonis baru lakukan tabayyun," imbuhnya.
Baca juga: Merasa Difitnah, Panji Gumilang Disebut Sosok Pejuang Pendidikan
"Ini justru keluar dari akhlak Islam dan itu bukan kelakuan umat Islam," lanjutnya.
"Umat Islam itu tabayyun dahulu baru mengatakan sesuatu," katanya lagi dalam Youtube AlZaytunofficial, Sabtu (24/6/2023), yang dilansir TribunJabar.id.
Lalu, terkait dugaan keterlibatannya dalam Negara Islam Indonesia (NII) KW 9, Panji Gumilang juga membantahnya.
Panji Gumilang mengatakan, urusan NII itu sudah selesai dan pimpinannya sudah menginstruksikan kepada warganya untuk kembali ke Ibu Pertiwi.
"Yang mengungkapkan nama itu adalah MUI dan orang-orang yang mendukungnya," ujarnya.
Baca juga: FPI Serukan Aksi 266, Kepung Kemenag Nuntut Izin Al Zaytun Dicabut, Ridwan Kamil: Kewenangan Pusat
Jawaban Secara Tertulis
Utusan dari Panji Gumilang datang ke Gedung Sate, Bandung, untuk menyerahkan jawaban terkait dugaan ajaran sesat.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Kesbangpol Provinsi Jawa Barat (Jabar), Iip Hidajat.
Sesuai Surat Keputusan (SK) Gubernur Jabar, tim investigasi masih memiliki waktu hingga Selasa (27/6/2023) untuk melakukan konfirmasi ke Panji Gumilang.
"Kita tujuh hari kerja, sampai hari Selasa, tapi tadi ada informasi ada utusan Al Zaytun membawa berkas untuk jawaban," ungkapnya di Gedung Sate, Senin (26/6/2023).
Ia memaparkan, jika benar ada utusan Panji Gumilang datang ke Gedung Sate membawa jawaban, pihaknya akan menyerahkan jawaban tersebut ke Menko Polhukam, Mahfud MD.
"Poin pentingnya ini sudah diambil alih oleh pusat Menko Polhukam, tapi tugas kami tujuh hari itu berakhir besok," ucapnya.
"Tapi hari ini atau besok datang jawaban, kita akan terima sebagai bahan untuk melengkapi kepada Menko Polhukam," jelasnya.
Nantinya, jawaban dari Panji Gumilang akan dituangkan dalam bentuk surat tertulis, beserta data-data sesuai pertanyaan klarifikasi yang diajukan tim investigasi.
"Tertulis, karena ketika diawal rapat itu meminta waktu untuk menyiapkan jawaban tertulis dengan data-datanya, nanti kita lihat saja seperti apa hasilnya," terang Iip Hidajat.
Moeldoko: Perlu Pendalaman
Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tidak menampik bahwa dirinya pernah mengunjungi Pondok Pesantren Al Zaytun dan berceramah di sana.
Moeldoko pun memberi kesaksiaan bagaimana kondisi Pesantren Al Zaytun saat mantan Panglima TNI itu berkunjung ke pesantren yang dibuat oleh Panji Gumilang.
Seperti dikutip dari Kompas.com pada Senin (26/6/2023) Moeldoko mengaku sudah dua kali berkunjung dan memberikan ceramah di Ponpes Al Zaytun.
Satu kali saat masih menjadi Pangdam, kemudian Moeldoko berkunjung lagi saat menjadi Kepala Kantor Staf Presiden.
"Saya dua kali. Waktu (masih) Pangdam dulu ya. Pangdam sekali. Berikutnya waktu (jadi) KSP saya ke sana," kata Moeldoko.
Kedatangan Moeldoko ke Al Zaytun pun atas undangan pihak ponpes.
Saat itu, menurut Moeldoko, kondisi di Ponpes Al Zaytun berjalan seperti biasa.
Hal itu disampaikannya merujuk kepada ponpes-ponpes yang sering didatanginya.
Hanya saja Moeldoko menilai ponpes tersebut kental memberikan materi wawasan kebangsaan.
"Ya lingkungannya berjalan seperti biasa ya. Lingkungan biasa. Karena saya sering masuk ke pesantren-pesantren ya seperti itu. Hanya yang saya lihat persoalan-persoalan kebangsaannya itu kental ya di sana," jelas Moeldoko.
Saat disinggung lebih lanjut apakah ada unsur penyimpangan di Al Zaytun, mantan Panglima TNI itu pun menegaskan perlu pendalaman lebih lanjut.
Selain itu perlu dilihat secara langsung seperti apa keseharian di sana.
"Bahwa kalau persoalan itu kan perlu ada pendalaman. Harus ditongkrongin di sana, melihat kesehariannya seperti apa. Kalau hanya sekilas kan saya enggak ngerti," terang Moeldoko.
"Bagaimana yang sesungguhnya itu apa, perlu adanya badan yang intens melihat itu sehingga nanti kesimpulannya tidak salah. Jangan membuat kesimpulan atas isu yang berkembang wah repot nanti," papar Moeldoko.
Baca berita WArtakotalive.com lainnya di Google News
penistaan agama
menista agama
aliran sesat
sesat
Panji Gumilang
Al Zaytun
PonPes Al Zaytun
tim investigasi
MUI
| Digiring Polisi usai Minta Yesus Cukur Rambut, Transgender Asal Medan Ratu Entok Tampil Fashionable |
|
|---|
| Kasus Penistaan Agama Pendeta Gilbert Lumoindong Terkesan Mandek, Ini Klarifikasi Polda Metro Jaya |
|
|---|
| Pakai Cadar di Kajian Ustaz Hanan Attaki Bersama Selebritas, Wanda Harra Dilaporkan ke Bareskrim |
|
|---|
| Kasus Pejabat Kemenhub Injak Alquran, Polisi Periksa Saksi hingga Koordinasi dengan MUI |
|
|---|
| Pejabat Kemenhub Injak Al Quran dan Lakukan KDRT, Sunan Kalijaga: Harus Segera Ditahan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/Panji-Gumilang-Diperiksa-Selama-Sejam-di-Gedung-Sate.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.