Berita Jakarta
Hasilkan 7.500 Ton Sampah Perhari, DKI Jakarta Gandeng PLN Olah Sampah jadi Energi Terbarukan
Pemprov DKI Jakarta dan PLN meneken kesepakatan Pengolahan Sampah jadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) untuk Co-Firing PLTU untuk mengatasi sampah.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Junianto Hamonangan
Sedangkan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Joko Agus Setyono mengatakan Pemprov DKI Jakarta berusaha menghasilkan BBJP dari RDF Plant di dalam kota Jakarta yang mampu memenuhi persyaratan utama kualitas produk BBJP sesuai standar yang dibutuhkan, di antaranya memiliki kandungan organik minimal 80 persen.
“Saya harap kerja sama antara kedua pihak ini dapat berkelanjutan dan ditingkatkan ke depannya, sehingga menjadi salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan sampah di DKI Jakarta,” kata Joko.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menambahkan, BBJP adalah bahan bakar yang berasal dari sampah yang telah melalui proses pemilahan dan homogenisasi menjadi ukuran butiran kecil atau dibentuk menjadi pelet yang dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil.
Selanjutnya BBJP ini akan digunakan untuk co-firing biomassa pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Asep melanjutkan, co-firing adalah pembakaran pada PLTU antara batubara dengan campuran bahan bakar biomassa pada waktu bersamaan dengan rasio tertentu untuk menggantikan sebagian batubara dengan memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan.
“Bahan bakar yang diperlukan oleh PLTU akan lebih ekonomis dengan mencampurkan batu bara dengan BBJP ini,” ungkap Asep.
Pemprov DKI Jakarta selain akan membangun dan mengoperasikan fasilitas pengolahan sampah menjadi BBJP di dalam kota dengan offtaker PT PLN (Persero) sebagai bahan bakar pembangkit listrik juga telah mengoperasikan fasilitas pengolahan sampah menjadi RDF di Fasilitas RDF Plant Bantargebang dengan kapasitas 2.000 ton sampah per hari di TPST Bantargebang dengan offtaker pabrik semen.
Pengolahan sampah menjadi BBJP untuk co-firing PLTU, ungkap Asep, selain dapat mengurangi penggunaan batubara yang merupakan energi fosil tak terbarukan dapat juga sebagai alternatif pengolahan sampah, sekaligus mendukung upaya mengurangi pemanasan global karena emisi SOx (emisi Sulfur Oksida) biomassa jauh lebih sedikit dibanding batubara, selain itu emisi CO2 dari pemakaian batubara dapat berkurang.
“Ini artinya dapat pula mengurangi pemanasan global,” imbuhnya. (faf)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.
| Jakarta Tuan Rumah POPNAS XVII & PEPARPENAS XI, Transportasi dan Wisata Digratiskan untuk Atlet | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Catatan Partai Ummat Jelang Setahun Kepemimpinan Pramono-Rano di Jakarta | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Trotoar Disabilitas di Grogol Jakbar Mubazir, PKL Berdalih Hanya Cari Nafkah | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Puluhan Pemuda Balap Liar dan Tutup Jalan Raya di Duren Sawit Jakarta Timur, Kabur Didatangi Polisi | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Foto-foto Kenaikan Tarif Transjakarta Masih Dikaji Dishub DKI Jakarta | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

                
												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.