Berita Kriminal

Kasus Pembunuhan Lansia di Banjar Kalsel, Bos Perusahaan Berinisial RBT Ini Mengaku Tak Ambil Pusing

Kasus pembunuhan lansia, Sabriansyah (60), di Kalimantan Selatan, diakui pemilik PT JGA, yakni RBT mengaku tidak ambil pusing.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Polres Banjar melakukan olah TKP kasus pembunuhan sadis terhadap lansia bernama Sabriansyah (60) di kebun karet Desa Mengkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar pada Jumat (31/3/2023). 

WARTAKOTALIVE.COM - Kasus pembunuhan lansia, Sabriansyah (60), di Kalimantan Selatan, diakui pemilik PT JGA, yakni RBT mengaku tidak ambil pusing.

RBT mengaku menyerahkan kasus pembunuhan lansia tersebut kepada kepolisian Polda Kalimantan Selatan.

"Semuanya masih dalam proses hukum ya. Enggak pusing saya" katanya saat dihubungi awak media, Senin (5/6/2023).

Diketahui, Polda Kalimantan Selatan menangkap Humas PT JGA, HB.

Baca juga: Otak Pembunuhan Lansia di Kalimantan Selatan Diduga Dilakukan Humas PT JGA, Ini Penjelasan Polisi

HB disebut-sebut sebagai otak pembunuhan seorang lansia Sabriansyah (63) di Wilayah Banjar.

Penangkapan HB oleh Polda Kalimantan Selatan pimpinan Irjen Andi Rian Djajad berkaitan erat dengan jejak seorang pengusaha RPB.

Dalam dokumen profil perseroan yang diterima, RPB, diketahui merupakan pemilik saham perusahaan pengendali di PT JGA yakni PT PMT.

PT PMT sendiri merupakan pemilik 60 persen atau pemilik mayoritas dari saham PT JGA (1.125.000 lembar).

Dalam dokumen profil perseroan itu juga disebutkan, 40 persen saham PT JGA adalah milik PT RJS, jumlahnya 750.000 lembar saham.

Dalam dokumen tersebut kepemilikan saham RBY, di PMT adalah mayoritas, yakni 75 persen.

"25 persen dimiliki Lina Tjandra" bunyi dokumen tersebut seperti dikutip, Minggu,(4/6/2023).

Di dokumen tersebut disebutkan, bahwa RPB, juga memiliki saham di PT JGA melalui PT RJS.

Di mana, saham RJS di JGA sebesar 750.000 lembar saham.

"Di PT RBT, RBT adalah pemilik saham mayoritas (1.500.000 lembar)" bunyi dokumen tersebut

Adapula 4 nama yang menggenggam masing-masing 250.000 lembar saham PT RBT, yakni, ELZ, EMY, RBY, dan RCD.

Dalam dokumen itu juga disebutkan, di PT ini RBY menjadi penguasa saham PT RJS yang tercatat sebagai pemilik saham di PT JGA yang jumlahnya 750.000 lembar saham.

Sementara, Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Andi Rian R Djajadi beberapa waktu lalu juga akui tersangka pembunuhan Sabriansyah, yakni Y, yang berkas perkaranya rampung.

Y sendiri adalah tersangka pertama yang diringkus oleh polisi.

"Satu berkas perkara sudah masuk tahap I, untuk tersangka Yahya" katanya Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi beberapa waktu lalu.

Tim penyidik, kata dia, juga telah memanggil Direktur Operasional PT JGA.

Diperiksa sebagai saksi terhadap tersangka HB alias Hasan Basri.

Selain Yahya dan Hasan Basri, enam tersangka lainnya berinisial R, YF, S, AK, SF dan I.

HB sendiri merupakan karyawan bagian Humas dari PT JGA yang diduga sebagai otak dari eksekutor.

Namun seiring jalannya proses pemeriksaan, HB mengaku hanya menerima perintah dari atasannya.

Karena itu, pihak kepolisian memanggil Direktur Operasional yang belum terungkap identitasnya, untuk dimintai keterangan.

Diberitakan sebelumnya, kepolisian Polda Kalimantan Selatan kembali menangkap empat terduga pelaku terkait kasus pembunuhan warga lanjut usia (Lansia), Sabriansyah, di Banjar, Kalimantan Selatan.

Diketahui, Sabriansyah dibunuh dengan cara ditembak.

Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Andi Rian Djajadi mengatakan, salah satu terduga pelaku merupakan humas perusahaan tambang batu bara PT JGA berinisial AB.

Dimana AB, kata Andi Rian Djajadi, merupakan otak pembunuhan sadis tersebut.

"Petugas melakukan pengembangan kasus dan kembali meringkus empat tersangka salah satunya Humas PT JGA," ujar Irjen Andi Rian Djajadi dalam keterangannya, Selasa (4/4/2023).

Irjen Andi Rian mengatakan tiga terduga pelaku lainnya masing-masing berinisial R (42), S (42), YU (35).

Andi Rian menuturkan, Humas PT JGA merupakan orang yang memerintahkan pengeroyokan dan penembakan terhadap korban.

"AB selaku pemberi perintah kepada tersangka AY yang sudah diamankan terlebih dahulu," terangnya.

Sabriansyah (60), seorang lansia yang dibunuh di kebun karet, Desa Mengkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Rabu,(29/3/2023). Polisi nampak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). (Istimewa)

 

Irjen Andi Rian pun mengungkapkan pihaknya masih mengejar sejumlah terduga pelaku lainnya.

Salah satunya adalah terduga pemilik senjata api yang digunakan menembak kepala korban.

"Kami berupaya keras mengungkap dan membuat terang kasus pembunuhan berencana ini. Kepada para pelaku lainnya, segera menyerahkan diri dengan baik, atau petugas akan bertindak tegas kepada pelaku yang belum menyerahkan diri," pungkasnya.

Diberikan sebelumnya, Sabriansyah ditemukan tewas mengenaskan dengan luka tembak di kepala.

Sabriansyah (60), seorang lansia yang dibunuh di kebun karet, Desa Mengkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Rabu,(29/3/2023). Polisi nampak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). (Istimewa)

 

Polisi sebelumnya lebih dulu menangkap satu terduga pelaku, yakni AY sehingga sampai kini total sudah 5 orang yang ditangkap.

"Ada luka tembak di bagian kepala di mana pelurunya sedang diuji balistik," kata Irjen Andi Rian Djajadi, Jumat (31/3/2023) lalu.

Rian menyebut pelaku pengeroyokan merupakan orang suruhan dari pihak perusahaan tambang batu bara PT JGA.

Insiden ini diduga buntut adanya sengketa lahan.

Sabriansyah (60), seorang lansia yang dibunuh di kebun karet, Desa Mengkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Rabu,(29/3/2023). Polisi nampak melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). (Istimewa)

 

Diperintah Petinggi PT JGA

Kasus pembunuhan sadis terhadap warga lanjut usia (Lansia), Sabriansyah (60, telah menghebohkan warga setempat.

Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Andi Rian Djajadi pun memerintahkan Polres Banjar untuk mengusut tuntas kasus pembunuhan itu.

Diketahui, pembunuhan sadis tersebut terjadi di sebuah kebun karet Desa Mengkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar.

Sabriansyah (60), seorang lansia yang dibunuh di kebun karet, Desa Mengkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Rabu,(29/3/2023). Polisi temukan sebuah peluru yang diduga dijadikan alat pelaku untuk membunuh Sabriansyah. (Istimewa)

 

Hal itu disampaikan Irjen Andi Rian menanggapi kejadian pembunuhan yang terjadi pada, Rabu,(29/3/2023) tersebut.

Salah seorang pelaku pembunuhan Sabriansyah berinisial AY berhasil diburu dan dibawa ke Polres Banjar.

"Kami yakin pelaku tidak satu orang saja, karena dugaan kami masih ada dua pelaku lagi, dan sekarang masih dalam pencarian. Saya harap supaya bisa menyerahkan diri,” tegasnya, Jumat,(31/3/2023).

Dari hasil penyelidikan, jelas Irjen Andi Rian Djajadi, para pelaku mengakui diperintah oleh seorang petinggi PT JGA.

PT JGA sendiri diduga milik RBT.

"Kami akan panggil dari pihak JGA untuk dimintai keterangannya" ungkap Irjen Andi Rian Djajadi.

Ia mengungkapkan, mengenai motif duga lantaran warga Kecamatan Hatungun menutup jalan hauling.

Karena, warga merasa berhak atas lahan yang digunakan sebagai jalan tambang tersebut.

"Nah para pelaku diduga diminta pimpinannya di JGA agar membuka portal itu dengan cara apapun" imbuhnya.

Andi Rian juga mengakui pada korban ada luka tembak di bagian kepala, di mana pelurunya sedang diuji balistik.

"Setiap tindakan kriminal harus diusut hingga tuntas, supaya memenuhi rasa keadilan di masyarakat" tandasnya.

Diketahui dari info kronologis Dirkrimsus Polda Kalimantan Selatan pada Rabu 29 Maret 2023 Sektar 12.15 Wita, di TKP jalan Hauling Batubara Rt.03 Desa Mengkauk Kecamata Pengaron Kabupaten Banjar, korban, Sabriansyah mendapat surat kuasa dari pemilik tanah atas nama Muhammad Bin Saad, untuk menjaga lokasi tanah.

Lokasi tanah sendiri masih dalam proses gugatan di Pengadilan Negeri Martapura.

Kemudian didatangi oleh pelaku 15 - 20 orang dengan menggunakan 5 unit mobil dan langsung mengejar korban kearah belakang rumah (kebun karet).

Sang pelaku melakukan pengejaran terhadap korban, di antara salah satu pelaku menembakan senjata api kurang lebih 5 kali, setelah itu korban ditemukan terdapat luka gorok pada leher dan luka tebas pada bagian kepala.

Atas kejadian tersebut korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan outopsi, dan kasus ditangani Polres Banjar.

Sementara itu, menurut keterangan anak korban, Mahyuni (40), Sabriansyah tewas setelah dikeroyok puluhan orang menggunakan senjata di lokasi kejadian.

Kronologi peristiwa itu menurut anak korban Mahyuni karena masalah lama dengan perusahaan batubara di wilayah tersebut terkait lahan.

Korban yang mempunyai SHM lahan tersebut sejak tahun 2001 tidak pernah mendapatkan kompensasi ganti rugi atau apapun dari perusahaan itu.

Keluarga korban pun sudah beberapa kali berupaya meminta hak korban kepada perusahaan tapi selalu mendapatkan respon tak menyenangkan dari preman-preman bayaran perusahaan tersebut.

“Dan hari ini tadi puncaknya, hari ini adalah yang kesekian kalinya kami ketemu sama tim mereka yang preman itu. Mereka datang dengan 5 buah mobil dan ada sekitar 30 orang,” ujarnya.

Mereka datang sekitar pukul 11.00 Wita, lalu turun salah satu orang dari mereka yang paling tua mencari anak korban, Mahyuni.

"Kita ini keluarga mari kita bicarakan baik-baik, bagaimana kalau pemblokiran atau penguasaan fisik ini dibuka saja,” kata Mahyuni menirukan perkataan orang itu.

Diberitakan TribunBanjar.com, kasus tewasnya, Sabriansyah (60) di RT 4 RW 5 Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan bikin heboh.

Ada sejumlah fakta yang muncul dalam kasus pria yang ditemukan bersimbah darah di kebun karet itu.

Fakta-fakta itu, mulai ada luka tempakan di kepala hingga motif pelaku.

Praktis, kasus ini menjadi perhatian Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Andi Rian.

Apasaja saja fakta-fakta kasus ini?

1. Ditemukan Bersimbah Darah

Awalnya, warga heboh karena ditemukan jasad seseorang lelaki tidak bernyawa oleh warga, Rabu (29/3/2023).

Jasad itu sudah tergeletak bersimbah darah di kebun karet yang berlokasi di daerah tersebut.

Persisnya diinformasikan bahwa tempat kejadian di Desa Mangkauk RT 4 RW 5.

Lokasi tersebut jauh dari pemukiman warga.

Belakangan jasad yang tergeletak itu didiga dibunuh oleh orang.

Terdapat luka di bagian wajah dan kepala korban.

Jenazah lelaki sekitar usia 50 tahun ini oleh tim Inafis Polres Banjar dibawa ke RSUD Ratu Zalecha di Kota Martapura.

Setelah itu, jenazah dibawa menuju RS Bhayangkara Banjarmasin menggunakan unit ambulans Eemergency Banjar Response.

2. Polisi Benarkan Luka Tembak di Kepala

Mengenai ada dugaan luka tembak di bagian kepala, juga diakui benar adanya.

Karena itu Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Andi Rian juga memerintahkan jajarannya melakukan uji balistik.

Intinya ditegaskan Kapolda setiap tindakan kriminal harus diusut hingga tuntas hingga memenuhi rasa keadilan di masyarakat.

Diketahui, salah satu terduga pelaku Aya atau Y sudah diamankan di kepolisian, Rabu (29/3/2023).

Aya atau Y ditengarai pada mulanya sempat menghindari petugas, namun berhasil diburu petugas kepolisian dan dibawa ke Polres Banjar.

Kepolisian langsung melakukan pengejaran pelaku, yang diyakini bukan hanya satu orang, masih ada rekan terduga pelaku yang ikut melakukan pembunuhan sadis ini.

Bahkan kepolisian meminta keduanya juga turut serahkan diri sebelum kepolisian menyergapnya.

"Ada dua lagi yang masih dikejar," Kata Kapolda Kalimantan Selatan Irjen Pol Andi Rian yang didampingi Kapolres Banjar AKBP Ifan Hariyat dan Kasat Reskrim Iptu Fransiskus Manaan, malam tadi, Kamis (30/3/2023).

Kasus ini menjadi perhatian banyak pihak karena selain korban juga ditembak, hal ini karena ada kaitan motif persoalan akses jalan batubara.

3. Pelaku Disuruh Petinggi Satu Perusahaan Batubara

Kasus ini menjadi perhatian banyak pihak karena selain korban juga ditembak, ada kaitan motif persoalan akses jalan batubara.

Pihak keluarga, sebagaimana penuturan Mahyuni, berharap kepolisian bisa mengusut secara tuntas terkait kejadian berdarah tersebut.

"Saksi ada kemungkinan diserang lebih dari satu orang," kata Mahyuni kala itu.

Pihaknya berharap kepolisian bisa memberikan keadilan.

"Kami minta yang seadil-adilnya kepada bapak saya, dan memberikan hukuman yang seberat-beratnya kepada para pelaku," lanjutnya.

Sementara itu, ucap Mahyuni, jasad korban saat ini sudah berada di RS Bhayangkara.

Selain berharap keadilan ditegakkan untuk bapaknya, dia menduga pelaku pengeroyok ayahnya itu adalah suruhan orang perusahaan di batubara yang menjadi motif konflik dengan korban.

Dari perkembangan kasus yang ada, selain pelaku yang sudah ditangkap Aya alias Y ada pelaku lain sekitar dua lagi yang masih dicari.

"Ya sekitar dua lagi masih dicari, kami harapkan menyerahkan diri sebelum ditangkap," jelas Kapolda Irjen Pol Andi Rian.

Kapolda Kalimantan Selatan, tidak menampik pula dalam penyelidikan kasus pembunuhan ini diduga para pelaku ini disuruh satu petinggi PT JGA.

"Kita akan panggil dari JGA untuk dimintai keterangannya," ungkapnya.

Adapun soal motif disampaikan Kapolda, korban, yang merupakan warga Kecamatan Hatungun, Tapi itu diduga menutup jalan hauling karena merasa berhak atas lahan yang digunakan sebagai jalan tambang tersebut.

"Nah para pelaku diduga diminta pimpinannya di JGA agar membuka portal itu dengan cara apapun," kata Kapolda.

Seperti diberitakan sebelumnya, Warga Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar dihebohkan dengan penemuan mayat laki-laki, tergeletak bersimbah darah di kebun karet.

Oleh warga, jasad itu diduga merupakan korban pembunuhan. Sebab dari video yang ramai beredar, tampak pada tubuh korban terdapat sejumlah luka di bagian kepala.

Tidak berselang lama, korban langsung dilarikan menuju RS Bhayangkara Banjarmasin, menggunakan unit Ambulans Eemergency Banjar Response.

(Wartakotalive.com/Banjarmasinpost.co.id/Nurholis Huda/Rahmadi)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved