Geger Temuan Komunitas LGBT Ada di Kalangan Anak Sekolah, Orang Tua Diminta Waspada
Keberadaan kelompok lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) kalangan anak sekolah bikin geger hingga para orang tua diminta untuk waspada.
"Memang ada potensi kenaikan kasus HIV karena LGBT, tapi faktor penyebabnya ada banyak," ujarnya.
Baca juga: 200 Pasangan LGBT China dan Filipina Menikah, Biaya Pernikahan Gay Cuma 100 dolar AS
Orang Tua Diminta Waspada
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Wonogiri, Kurnia Listyarini, mengatakan peran pengawasan orang tua dan lingkungan diperlukan dalam mengantisipasi fenomena itu.
Lingkungan perlu mengetahui komunitas yang dekat dengan si anak.
Kemudahan akses dengan perkembangan teknologi informasi justru dimanfaatkan sekelompok orang yang memiliki maksud tertentu, salah satunya komunitas LGBT yang terendus tersebar di sejumlah kecamatan di Wonogiri.
"Saat lingkungan melihat tanda-tanda komunitas yang berkumpul sampai malam, itu belum tentu komunitas yang sekedar tidak aman dari minuman keras atau sejenisnya, namun ternyata dari perilaku menyimpang (LGBT)," kata dia, kepada TribunSolo.com, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: Kesal Diminta Handjob Jadi Motif Pelaku Bunuh dan Mutilasi Penerjemah Bahasa Mandarin, Diduga LGBT
Selain itu anak juga perlu dijaga dan diawasi ketika bergaul. Bukan hanya saat bergaul dengan lawan jenis, melainkan dengan sesama jenisnya.
Kurnia menjelaskan, perlindungan anak bukan hanya untuk anak perempuan saja. Namun anak laki-laki juga masuk di dalamnya.
Bahkan lingkungan pergaulan satu jenis kelamin di sekolah atau lingkungan rumah yang biasanya dianggap aman, ternyata kini perlu dicurigai karena berpotensi terjadi hal-hal seperti itu.
"Saat melihat kondisi seperti itu, keluarga dan lingkungan bisa mengembalikan anak ke aktivitas positif dan dipantau. Kalau banyak kegiatan, mereka tidak akan terlalu jauh masuk ke lingkungan itu," jelasnya.
Menurut dia, perilaku LGBT juga bisa terjadi karena faktor hormon yang tidak seimbang.
Lingkungan juga berperan penting dalam membentuk pribadi si anak menjadi seorang yang suka sesama jenis.
Menurutnya Dinas Sosial juga bisa ikut dalam melakukan rehabilitasi terhadap anak yang masuk ke dalam komunitas LGBT dengan pendekatan.
Meskipun begitu penanganan maupun antisipasi memerlukan berbagai pihak, selain orang tua dan lingkungan, dinas terkait seperti Dinkes dan Dinas Pendidikan juga memiliki peran.
(TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.