Pernikahan Dini

Advokasi 11 Remaja Pranikah, Relawan Kesehatan: 6 Orang Aborsi Ilegal, 2 Depresi

Dari 11 remaja perempuan yang diadvokasi pranikah relawan kesehatan ada 6 orang melakukan aborsi ilegal dan dua remaja depresi

Kolase foto/instagram
Ilustrasi Pernikahan dini. Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia mengungkap, pernah mengadvokasi belasan remaja perempuan yang terlibat seks pranikah di wilayah Jabodetabek. Dari 11 remaja diketahui 6 orang sudah melakukan aborsi ilegal dan dua orang depresi 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia mengungkap, pernah mengadvokasi belasan remaja perempuan yang terlibat seks pranikah di wilayah Jabodetabek.

Bahkan beberapa di antaranya telah melakukan aborsi ilegal karena malu telah mengandung di luar hubungan pernikahan.

Ketua Umum Rekan Indonesia Agung Nugroho mengatakan, ada 11 remaja perempuan yang pernah diadvokasi organisasi ini dari periode 2021-2023.

Usia remaja tersebut beragam dari 5 tahun sampai 19 tahun.

“11 orang ini semua adalah perempuan dan hamil di luar nikah. Enam orang melakukan aborsi ilegal, tiga orang terpaksa menikah di usia muda dan dua orang mengalami depresi,” kata Agung kepada Warta Kota pada Senin (8/5/2023).

Agung mengaku sangat prihatin dengan kejadian ini, karena upaya aborsi sangat membahayakan keselamatan perempuan.

Baca juga: 70 Pernikahan Dini Libatkan Anak Terjadi di Jaksel, Kemenag Beberkan Dampak Negatifnya

Apalagi jika aborsi tidak dilakukan secara prosedur medis yang benar.

“Bisa pendarahan berat, infeksi sepsis, kerusakan rahim, infeksi peradangan panggul hinga endometritis,” ucap Agung.

Untuk biaya aborsi yang dikeluarkan oleh dokter, kata Agung, sampai jutaan rupiah.

Baca juga: Jumat Curhat, Kapolres Ngawi Soroti Kenakalan Remaja Hingga Pernikahan Dini

Tarif itu disesuaikan dengan usia dan kondisi kehamilan dari pasien.

“Ini (aborsi) kisaran Rp 2 juta sampai Rp 6 juta, tergantung usia kandungan dan metode aborsinya. Ada anak di Bogor usia 16 tahun sudah dua kali aborsi tanpa orang tuanya tahu,” ungkapnya.

Pengawasan Lemah

Rekan Indonesia menyoroti kasus pranikah yang terjadi di kalangan para remaja. Rekan Indonesia menilai, peristiwa ini terjadi karena lemahnya pengawasan orang tua maupun pemerintah daerah lewat Dinas Pendidikan.

“Disdik harus segera merubah pola mendidik di sekolah dengan kembali menghidupkan edukasi budi pekerti dan pemahaman dampak buruk dari seks bebas bagi anak muda usia sekolah,” jelas Agung.

Menurutnya, pemahaman dan edukasi dari orang tuadan sekolah sangat rendah.

Baca juga: Pemkot Bogor Sebut Pernikahan Dini Marak Akibat Kekurangan SMA Negeri, tak Sekolah Jadi Ingin Nikah

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved