Berita Depok

Setara Institute Tempatkan Depok Kota Paling Intoleran, M Idris Klaim Sering Resmikan Gereja

Mohammad Idris menyampaikan tidak menyalahkan survei yang memberi pernyataan bahwa Depok menjadi kota intoleran nomor 2 di Indonesia. 

Penulis: Gilar Prayogo | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Hironimus Rama
Wali Kota Depok Mohammad Idris 

"Saya setiap tahun bisa dihitung, misalnya gereja rumah-rumah ibadah itu yang saya tandatangan sebagai peresmiannya, seperti itu," ungkapnya

Habib Muchsin angkat bicara

Berdasarkan penilaian Indeks Kota Toleran atau IKT yang dikeluarkan Setara Institut pada 2022, Depok berada di urutan kedua dari 94 kota dengan skor toleran paling rendah.

Kota dengan tingkat toleransi paling rendah ditempati Kota Cilegon dengan skor 3,227 (urutan 94) diikuti Kota Depok 3,610 (urutan 93),  Padang 4,060 (urutan 92), Sabang 4,257 (urutan 91), Mataram 4,387 (urutan 90).

Berikutnya Banda Aceh dengan skor 4,393 (urutan 89), Medan 4,420 (urutan 88), Pariaman 4,450 (urutan 87), Lhokseumawe 4,493 (urutan 86), dan Prabumulih 4,510 (urutan 85).

Baca juga: Rektor IAID Al Karimiyah Depok, Dr Ahmad Patih Sebut Ada 3 Catatan Soal Islam itu Ramah

Penilaian tersebut berdasarkan 8 indikator penilaian

Yaitu rencana pembangunan, kebijakan diksriminatif, peristiwa intoleransi, dinamika masyarakat sipil, pernyataan publik Pemkot, tindakan nyata Pemkot memajukan toleransi, heterogenitas agama, serta inklusi sosial agama.

Menanggapi penilaian itu, mantan Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Depok Habib Muhsin Ahmad Al Attas mengatakan stigma itu sebetulnya sudah tidak ada lagi.

"Sebetulnya stigma itu sudah tidak ada lagi tetapi mungkin tidak banyak yang mengikuti media," kata Habib Muchsin, Sabtu (8/4/2033).

Menurut dia, penilaian itu berasal dari sebuah LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yaitu Setara Institute.

Baca juga: Gandeng KPK, Inspektorat DKI Jakarta Sita Barang Mewah yang Dipamerkan Keluarga Pejabat Dishub

"Setara Institut itu LSM yang disponsori negara-negara barat. Saat itu memang lagi maraknya anti Islam dan Islamphobia karena maraknya terorisme," ujarnya.

Dia menambahkan terorisme saat ini menjadi stigma hanya untuk Islam.

"Orang non Islam yang melakukan kejahatan tidak anggap terorisme tetapi hanya kejahatan biasa. Kita sebagai negara dunia ketiga terbawa oleh stigma itu," tutur Habib Muchsin.

Sebelum mengeluarkan penilaian soal Depok kota intoleran, lanjut dia, Setara Institut mengeluarkan hasil penelitian ada 80 masjid di Depok yang terindikasi sebagai pusat terorisme dan radikalisme.

Baca juga: Bongkar Perseteruan Mahfud MD Vs Sri Mulyani di Isu Rp 349 T, Benny K Harman: Siapa yang Pro Rakyat?

"Ketika kita kejar, tidak ada bukti. Mirisnya, hasil penelitian abal-abal ini menjadi pijakan bagi aparat penegak hukum di kepolusian dalam membuat kebijakan," ungkapnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved