Berita Depok

Setara Institute Tempatkan Depok Kota Paling Intoleran, M Idris Klaim Sering Resmikan Gereja

Mohammad Idris menyampaikan tidak menyalahkan survei yang memberi pernyataan bahwa Depok menjadi kota intoleran nomor 2 di Indonesia. 

Penulis: Gilar Prayogo | Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/Hironimus Rama
Wali Kota Depok Mohammad Idris 

WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Kota Depok masuk ke dalam survei sebagai nomor dua kota paling intoleran versi Setara Institute.

Adapun, dalam rilis Setara, kota Cilegon Banten menempati posisi pertama kota paling intoleran. 

Wali Kota Depok Mohammad Idris menyampaikan tidak menyalahkan survei yang memberi pernyataan bahwa Depok menjadi kota intoleran nomor 2 di Indonesia. 

Namun, Idris memohon untuk meninjau kembali sisi metode pendekatannya dalam membuat survey.

"Saya tidak menyalahkan survei itu, itu hak mereka untuk menyampaikan, tapi pertama tolong ditinjau kembali sisi metodologi pendekatannya," ungkap Mohammad Idris kepada wartawan, Senin (10/4/2023).

Karena selama ini, Wali Kota Depok selalu memberikan intensif yang sama dengan semua tokoh agama di Kota Depok.

Baca juga: Depok Dinilai Kota Paling Intoleran, Habib Muchsin: Itu Stigma dari LSM yang Disponsori Negara Asing

Idris menyampaikan selama ini tidak ada tindakan diskriminasi kepada umat nonmuslim di Depok. 

Dari 2.000 pembimbing rohani, Idris menuturkan 25 persen berasal dari nonmuslim dan pihaknya memberikan insentif serta tidak membeda-bedakan.

"Alhamdulillah selama ini tidak adalah tindakan-tindakan diskriminasi dengan mereka tidak ada. Pembimbing rohani, dari 2.000 itu 25 persen dari nonmuslim kita berikan insentifnya sama kok semuanya tidak beda-beda," ungkapnya.

Idris menjelaskan bahwa masyarakat yang tinggal di Kota Depok, 93 persen adalah umat Islam.

Menurutnya, hal itu wajar jika pihaknya mengambil lebih banyak 75 persen pembimbing rohani islam.

"Kenapa mereka kan banyak misalnya mengusulkan, masalahnya proporsional juga dong," katanya.

"Orang Islam di sini 93 persen, jadi wajar jika 75 persen misalnya kita ambil dari umat Islam, selebihnya kita ambil dari agama lain gitu," sambungnya.

Idris mengaku setiap tahun meresmikan rumah ibadah gereja.

Mohammad Idris menyampaikan hal itu bisa dibuktikan kepada umat Protestan dan Katolik apakah ada pembatasan yang mereka alami.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved