Melalui Jumat Agung Menjadi Cara Tuhan Memperlihatkan Rasa Cintanya Pada Umat Manusia

Melalui Jumat Agung Menjadi Cara Tuhan Memperlihatkan Rasa Cintanya Pada Umat Manusia

Penulis: Joanita Ary | Editor: Joanita Ary
Dok Instagram @catholik_priest
Jumat Agung Menjadi Cara Tuhan Memperlihatkan Rasa Cintanya Pada Umat Manusia 

Sebuah prasasti bertuliskan "Raja orang Yahudi" diletakkan di atas kepalanya.

Yesus anak Allah tergantung di kayu salib selama kurang lebih enam jam sampai dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Saat ia berada di kayu salib, tentara membuang undi untuk pakaian Yesus.

Pada saat malam tiba, Yusuf dari Arimatea (dengan bantuan Nikodemus) menurunkan jenazah Yesus dari kayu salib dan menempatkannya di kuburan barunya sendiri.

Sebuah batu besar digulingkan di atas pintu masuk, menyegel makam itu.

Peristiwa wafatnya Yesus tersebut kemudian dinamakan Jumat Agung karena terjadi peristiwa suci. Umat Kristiani percaya bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya Allah-manusia yang sempurna hingga kematiannya memberikan pendamaian yang sempurna.

Melalui wafatnya Yesus, maka dosa-dosa seluruh umat diampuni.

Keyakinan ini kemudian menjelaskan mengapa tanggal penyaliban Yesus dianggap sebagai hari Jumat Agung atau Jumat “Baik”.

Makna Jumat Agung

Jumat Agung menjadi hari penting bagi umat Kristiani untuk memperingati penderitaan dan kematian Yesus.

Meski diyakini sebagai hari yang paling menyedihkan, namun Jumat Agung juga dimaknai sebagai pengorbanan Yesus untuk menebus dosa umat manusia.

Makna Jumat Agung memberikan pelajaran bagi umat Kristiani bahwa pengorbanan Yesus tersebut menjadi cara Tuhan untuk memperlihatkan rasa cintanya pada umat manusia.

Bahkan sampai Yesus wafat, ia tetap berdoa kepada Bapa untuk mengampuni semua yang menganiaya hingga ia mati.

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved