OMK Paroki Bintaro St.Matius Penginjil Hadirkan Tablo Jalan Salib: Menghidupkan Kembali Tradisi Iman

WARTAKOTALIVECOM, JAKARTA --  Gereja Santo Matius Penginjil Bintaro kembali menggelar Tablo Jalan Salib yang diselenggarakan pada Jumat, 18 April 2025.

Tablo Jalan Salib ini diadakan kembali setelah absen sejak 2017 akibat pandemi COVID-19.

Gelaran acara ini dipelopori oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Bintaro.

Rangkaian acara dimulai pukul 08.00 WIB berawal dari Lapangan Parkir GKP Matius Bintaro dan berakhir di Kanopi Gereja Santo Matius Penginjil

Prosesi ini menampilkan 14 perhentian yang menggambarkan kisah sengsara Yesus Kristus sesuai dengan Injil  Lukas 23:24.

Frater Christophorus Ivoni Navyanto atau Frater Ivo menyampaikan Tablo Jalan Salib disajikan dalam bentuk pertunjukan drama, acara ini juga merupakan bentuk ibadah yang mengajak umat Katolik untuk merenungkan pengorbanan dan kasih Kristus melalui penghayatan visual dan peran.​

Dalam pertunjukan Tablo Jalan Salib ini, OMK Paroki Bintaro juga memasukkan unsur-unsur budaya lokal, sebuah pendekatan yang dikenal sebagai inkulturasi yang bisa dilihat dari kostum yang dikenakan oleh para pemain.

Dimana terlihat beberapa sentuhan corak batik dalam pakaian yang dikenakan oleh sejumlah pemain.

Menurut Frater Ivo, Inkulturasi dalam Tablo Jalan Salib tidak hanya memperkaya pengalaman spiritual umat saja tetapi juga memperkuat hubungan antara iman dan budaya lokal.

Kemudian Frater Ivo juga menjelaskan alasan penderitaan Tuhan Yesus harus dilalui dalam bentuk jalan salib.

Ia menerangkan bahwa Yesus itu menderita tidak sekedar menderita, Penderitaan dan Wafat Yesus Kristus memiliki makna teologis yang sungguh mendalam.

Jalan salib tidaklah hanya sekadar perjalanan badaniah Yesus menuju suatu tempat yang bernama Golgota, tetapi didalam jalan salib ada sebuah simbol ketaatan total Yesus kepada kehendak Bapa-Nya.

Dari penderitaan ini, Yesus ingin menunjukkan kasih-Nya yang tanpa batas kepada umat manusia, ia menanggung dosa-dosa manusia agar kita dapat memperoleh keselamatan.

Jalan salib juga memberikan contoh kepada kita bahwa penderitaan, meskipun terkadang berat, dapat menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memahami arti pengorbanan sejati.

Untuk itu maka seluruh umat Katolik diajak agar selalu taat dan setia kepada kehendak Allah.