Pilpres 2024

Isu Penundaan Pemilu 2024, Adian Napitupulu: Enggak Usah Ditunda, Kecuali Ada Situasi Luar Biasa

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pena 98 Adian Napitupulu akui, Pemilu 2024 nanti tetap dilaksanakan sesuai jadwal lima tahunan.

Editor: PanjiBaskhara
Tribunnews/Chaerul Umam
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pena 98 Adian Napitupulu mengakui, Pemilu 2024 nanti tetap dilaksanakan sesuai jadwal lima tahunan. Foto: Anggota Komisi VII DPR Fraksi PDIP Adian Yunus Yusak Napitupulu 

Melihat fenomena tersebut, seorang Politikus Muda Partai Golkar, Riko Lodewijk Lesiangi langsung angkat bicara.

Riko Lodewijk Lesiangi menyebut wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden semakin kebablasan.

Riko Lodewijk Lesiangi juga menilai cara-cara membangun opini publik tersebut sangat merugikan Partai Golkar.

Pasalnya hal itu menyerang dan menyudutkan dua tokoh senior di Partai Beringin, yakni Airlangga Hartarto dan Luhut Binsar Pandjaitan.

"Ketua Umum Partai Golkar dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar yang juga Menko Marves Luhut Binsar, disebut sebagai dalang penghianat wacana penundaan pemilu."

"Saya justru menuding balik aktor utamanya Hasto Sekjen PDIP, serta Masinton yang telah jadi pelopor utama pasti ada kepentingan khusus yang telah di jalankan oleh elite PDIP," ujar Riko Lodewijk, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/4/2022).

Riko Lodewijk menerangkan, Airlangga Hartarto maupun Luhut Binsar Pandjaitan sudah banyak berbuat banyak untuk bangsa, dalam menjalankan tugasnya sebagai pembantu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Kata Riko, kedua sosok tersebut tentu layak diberikan apresiasi.

"Hanya dua tokoh Golkar yang selalu di berikan kepercayaan mengemban jabatan khusus menandakan Jokowi mempercayai kualitas kapasitasnya."

"Politikus bermental seperti itu tidak membangun serta memberikan contoh ke generasi muda politik demokrasi yang beretika dan beradab," terang Riko Lodewijk.

Diketahui sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyinggung soal menteri yang memberikan komentar tentang urusan yang di luar kewenangannya.

Kata Hasto jika ada seorang menteri yang berkomentar yang ada di luar tugas pokok dan fungsi (tupoksi), termasuk tanggapi isu penundaan pemilihan umum (pemilu), maka artinya dia tak memahami Undang-Undang Dasar 1945.

Meskipun Hasto tidak menyebut nama menteri yang dimaksud.

Namun, dia minta supaya para menteri di Kabinet Indonesia Maju tidak ikut mendorong soal wacana penundaan pemilu.

Ia juga mengingatkan para menteri untuk bekerja sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) masing-masing.

(Tribunnews.com/Naufal Lanten/Reza DeniWartakotalive.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved