Pemilu 2024

Ogah Indonesia Jadi 'Pasien' IMF Lagi, Jokowi Minta Semua Pihak Jaga Kondusivitas Jelang Pemilu 2024

Tahun lalu, lanjut Jokowi, 'pasien' IMF ada 16 negara. Kini, informasi terakhir yang didapat Jokowi, 'pasien' IMF itu sudah 47 negara.

kompas.com
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak menjaga kondusivitas, keamanan, dan stabilitas politik, agar pertumbuhan ekonomi tidak terganggu. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak menjaga kondusivitas, keamanan, dan stabilitas politik, agar pertumbuhan ekonomi tidak terganggu.

Sebab, kata Jokowi, Indonesia tidak mau lagi menjadi 'pasien' Dana Moneter Internasional (IMF), seperti pada era 1997-1998. 

"Jadi yang paling penting adalah saya titip tahun 2024 ini tinggal setahun, karena coblosannya di Bulan Februari, ini sudah juga Bulan Februari."

"Saya hanya titip, kita semuanya untuk tetap menjaga stabilitas politik, stabilitas keamanan, karena ini untuk saat ini sangat penting dan sangat diperlukan sekali."

"Karena kita diancam oleh risiko-risiko kegentingan global yang sulit dihitung, yang sulit diprediksi, dan sulit dikalkulasi."

"Sangat sulit sekali," beber Jokowi, saat memberikan sambutan  pada Puncak Hari Lahir ke-50 Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di ICE BSD City Tangerang, Banten, Jumat (17/2/2023).

Baca juga: Waketum Nasdem: Koalisi Aja Belum Ada, Kau Sudah Tanya Cawapres, Bagaimana Caranya?

Tahun lalu, lanjut Jokowi, 'pasien' IMF ada 16 negara. Kini, informasi terakhir yang didapat Jokowi, 'pasien' IMF itu sudah 47 negara.

"Kita pernah menjadi pasien IMF saat ‘97-’98. Oleh sebab itu, situasi ekonomi ini harus kita jaga betul."

"Jangan sampai situasi ekonomi yang baik, terganggu gara-gara perhelatan pemilu tahun depan, pilkada tahun depan. Ini yang harus kita jaga bersama-sama. Kita tidak mau masuk lagi menjadi pasiennya IMF," paparnya, dikutip dari laman setkab.go.id.

Baca juga: Guyonan Mardiono kepada Prabowo: Saya Pinjam Sandiaga Uno Dulu

Tahun lalu, ungkap Jokowi, ekonomi Indonesia tumbuh 5,31 persen, dan masuk dalam dua besar negara-negara G20.

"Yang dulunya kita kalah dengan Cina, kalah dengan negara-negara Korea (Selatan), Jepang, sekarang ini kita lebih baik dari mereka."

"Lebih baik dari Tiongkok, lebih baik dari Amerika, lebih baik dari Uni Eropa, ini yang patut kita syukuri."

Baca juga: Mardiono dan Prabowo Bakal Bertemu Bahas Kemungkinan Sandiaga Uno Hijrah ke PPP

Oleh karena itu, Jokowi mewanti-wanti kepada semua pihak, agar terus menjaga kondusivitas, keamanan, dan stabilitas politik, agar pertumbuhan ekonomi tidak terganggu."

"Sehingga rakyat, kehidupan rakyat juga tidak terganggu karena perhelatan politik yang ingin kita lakukan di tahun 2024," ucap Jokowi. (*)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved