Dukung Penghapusan Pelat RF, Pengamat: Timbulkan Kecemburuan Sosial Sesama Pengguna Jalan

Rencana penghapusan pelat RF mendulang respon positif dari sejumlah pengamat karena dianggap menimbulkan kecemburuan sosial sesama pengguna jalan.

Warta Kota/Muhamad Azzam
Petugas sempat menghadang kendaraan berpelat RF untuk memasukinya gerbang tol Cibubur 2. Rencana penghapusan pelat RF mendulang respon positif dari sejumlah pengamat karena dianggap menimbulkan kecemburuan sosial sesama pengguna jalan. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA PUSAT - Rencana penghapusan pelat RF sebagai penanda kendaraan pejabat saat di jalan raya, mendulang respon positif dari sejumlah pengamat. 

Pengamat Transportasi sekaligus Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, Djoko Soetijowarno mengatakan, pelat RF yang digunakan para pejabat untuk berkendara sebenarnya hanya menimbulkan kecemburuan sosial terhadap pengguna jalan. 

Nomor khusus tersebut, kata Djoko, lebih banyak negatifnya apabila diterapkan.

"Saya kurang paham kenapa ada pelat RF yang sekarang sering timbulkan masalah baru," ujar Djoko saat dihubungi Wartakotalive.com, Kamis (26/1/2023).

"Pelat nomor previlliage menimbulkan kecemburuan sosial sesama pengguna jalan," lanjut dia.

Baca juga: Stasiun Manggarai Panen Keluhan Pengguna Jasa KRL Akibat Penumpukan Yang Sering Terjadi

Djoko menegaskan, tidak boleh ada diskriminasi di jalan umum, kecuali bagi kendaraan bersyarat yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

Selain Djoko, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiasnyah juga mengatakan hal yang serupa.

Menurutnya, penggunaan pelat nomor RF harus dihapuskan untuk menciptakan kesejahteraan di jalan raya.

Pasalnya, banyak okum-oknum yang justru menyalahgunakan adanya pelat nomor tersebut, sehingga memicu hal-hal yang tidak diinginkan. 

Baca juga: DPP PKS Tuding Kerusuhan yang Terjadi di PT GNI Sulawesi Tengah Dampak dari UU Cipta Kerja

"Pelat RF ini sesungguhnya (digunakan) dalam rangka memperlancar tugas-tugas pejabat Negara, tapi banyak disimpangkan oleh anak dan keluarganya," ujar Trubus saat dihubungi, Kamis (23/1/2023).

Trubus menyampaikan, penggunaan pelat RF justru menunjukkan sikap arogansi dan budaya Thanos.

"Ada yang ketahuan pacaran, mesum. Enggak tahunya mobil RF punya orang tuanya, ini kan hal-hal seperti ini jadi ada penyimpangan disalahgunakan," ujar dia.

Trubus menambahkan, kehadiran pelat RF juga berpotensi menguntungkan beberapa pelaku kejahatan, seperti oknum-oknum yang sengaja memperjualbelikan pelat RF kepada masyarakat luas. 

"Karena RF ini jadi bisa diperjualbelikan oleh oknum kepada masyarakat," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved