Berita Nasional

Pengamat Memuji Presiden Prabowo Efisiensi Anggaran, Tepat untuk Hindari Mark Up dan Korupsi

Pengamat kebijakan publik Trubus Rahardiansyah memuji langkah Presiden Prabowo yang melakukan efisiensi anggaran. Ini alasannya.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Valentino Verry
Youtube Sekretariat Presiden
EFISIENSI ANGGARAN - Presiden RI Prabowo Subianto di hadapan ribuan muslimat NU dalam Pembukaan Kongres Ke-XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (10/2/2025). Pada kesempatan itu disampaikan bahwa pemerintah melakukan efisiensi anggaran demi rakyat. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menekankan kepada kabinetnya untuk melakukan penghematan anggaran dengan cara melakukan efisiensi kegiatan yang tak bersentuhan langsung ke masyarakat.

Misalnya, Prabowo mengefisiensi perjalanan dinas seluruh lembaga dan kementerian yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun APBD.

Pengamat Kebijakan Publik Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah menjelaskan, kebijakan tersebut sangat tepat dilakukan oleh Presiden Prabowo demi menghindari anggaran yang di mark up atau korupsi.

"Jadi itu misalnya ada program yang namanya sama tapi dibedai dalam program itu. Bahasanya pak Prabowo itu cara nyolong, nah ASN selama ini," tuturnya kepada Warta Kota, Selasa (11/2/2025).

Baca juga: Demi Efisiensi Anggaran, ASN Diperbolehkan Work From Anywhere 2 Kali Seminggu

Menurut Trubus, siapapun yang protes terhadap penghematan anggaran maka patut diduga menikmati mark up anggaran.

Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh pihak termasuk para menteri untuk melihat efisiensi anggara secara luas.

"Dinas-dinas yang teriak di Medsos banyak banget tuh, kedua banyak menteri dan pejabat itu enggak ngerti management keuangan. Jadi dia hanya terima laporan dari anak buahnya doang. Dia belum ngecek langsung program apa saja," tuturnya.

Baca juga: DPR Meradang Dengan Efisiensi Anggaran Ala Prabowo Subianto, Sebut Harus Berbohong Setahun

Trubus melihat, setiap tahun APBN dan APBD selalu bertambah sehingga dinikmati oleh ASN atau pejabat untuk berfoya-foya.

Kalau pun dipotong, kata Trubus, hanya sekian persen karena itu pun hanya untuk kepentingan politik saja.

"Ada kok daerah yang sukses menjalankan efisiensi anggaran. Itu Wali Kota Surabaya itu sudah sukses. Jadi mereka enggak kaget karena sudah menjalani itu," ungkapnya.

Trubus menambahkan, lembaga atau kementerian yang tidak bersentuhan langsung dengan masyarakat perlu dilakukan efisiensi anggaran.

Misalnya seperti Komisi Yudisial, Badan Kepagawaian Negara (BKN), Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan beberapa lainnya.

"Hubungan dengan masyarakat apa itu dia? Kan enggak ada. Itu yang sebabkan anggaran negara membengkak," terangnya.

Masalah lainnya adalah adanya badan yang baru dibentuk oleh Presiden Prabowo seperti Badan Pangan, Bulog, dan Badan Gizi Nasional.

Ia menilai, badan tersebur terjadi tumpang tindih tugas yang harusnya bisa di bawah naungan kementerian atau lembaga lain.

"Jadi masyarakat bingung. Tapi kita percaya lah, positif sama pak Prabowo sedang memikirkan kepentingan rakyat," imbuhnya. 


Baca berita WartaKotalive.com lainnya di Google News 

Ikuti saluran WartaKotaLive.Com di WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaYZ6CQFsn0dfcPLvk09

 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved