Polisi Tembak Polisi

Putri Candrawathi Menangis saat Dipaksa Ahli Poligraf Ceritakan Pelecehan Seksual yang Dialaminya

Putri Candrawathi mengaku ahli poligraf memaksa dia untuk membeberkan soal pelecehan seksual di Magelang.

Penulis: Nurmahadi | Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Kolase Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan Brigadir J. Putri sempat menangis saat ditanya ahli Poligraf 

Pada sisi lain, katanya, memahami bahwa kadung ada kegegeran di rumah Magelang, Putri Candrawathi berpikir ulang.

"Klaim tidak terjadi apa-apa, tidak akan dipercayai oleh siapa pun. Apalagi jika ART dan ajudan sendiri yang mengabarkan ke FS ihwal kegemparan yang mencurigakan di Magelang itu, bakal murka FS," kata Reza.

Baca juga: Kuasa Hukum Bharada E: Akan Banyak Kebohongan Putri Candrawathi di Sidang Hari Ini

Pada titik itulah, menurut Reza, boleh jadi Putri Candrawathi berpikir tentang menyelamatkan dirinya sendiri.

"Strategi yang ia lakukan adalah relabelling, sehingga terjadilah tuduhan atau narasi palsu atau false accusation, tentang apa yang Yosua lakukan."

"Tragisnya, relabelling itu lantas ditelan bulat-bulat oleh FS. Pengalaman investigasinya selaku anggota Polri tak berfungsi. Relasi kuasa akhirnya makan korban: Yosua kehilangan nyawa," kata Reza.

Baca juga: Kepada Karo Provos, Putri Candrawathi Bilang Pakai Celana Pendek dan Pahanya Diraba Brigadir J

"Sekali lagi, sampai sekarang saya masih sangsi betul akan adanya perkosaan di Magelang. Tapi karena narasi tentang kejahatan seksual itu terus saja dipaksakan harus ada, maka saya justru berpendapat Yosua bukanlah pelaku dalam narasi perkosaan itu," papar Reza.

Majelis Hakim katanya akan mengungkap semuanya.

"Dan memutus dengan seadil-adilnya," kata Reza

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved