Memilih Damai
Isu Jawa dan Non-Jawa Tak Lagi Relevan, Ray Rangkuti: Capres Akan Dipilih karena Program Kerjanya
Pemilih akan memilih pemimpin jika memiliki kedekatan dengan masyarakat, dan jelas program ke depannya.
Penulis: Alfian Firmansyah | Editor: Feryanto Hadi
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Alfian Firmansyah
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Talkshow Series Memilih Damai dengan tema "Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa digelar di Universitas Al-Azhar, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022).
Berdasarkan fakta yang ada, tidak dapat dipungkiri bahwa sejak merdeka, tujuh presiden Indonesia selalu beririsan dengan suku Jawa.
Hal tersebut, membentuk stigma masyarakat bahwa tokoh yang akan menjadi presiden Indonesia harus yang berasal dari suku Jawa.
Sebagai informasi, pembawa acara dibawakan oleh Paramitha Soemantri dan Pemimpin Redaksi Warta Kota Domu Ambarita sebagai Moderator.
Selanjutnya, Narasumber yang hadir yaitu Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti, Dekan FISIP Universitas Indonesia Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP Universitas Al-Azhar Heri Herdiawanto, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu dan Meutia Hatta yaitu Putri dari Muhammad Hatta
Baca juga: Bukan soal Identitas, Anies Disenangi karena Prestasinya, Ganjar Merakyat, Prabowo Dianggap Tegas
Kemudian, salah satu narasumber yang hadir yaitu Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti.
Dalam kesempatan itu, Ray Rangkuti mengatakan, bahwa nantinya dalam pemilu 2024, sudah tidak relevan bagi masyarakat.
"Berdasarkan Survei Kedai Kopi 2021 lalu, dinyatakan sebesar 67 persen, sudah tidak peduli terhadap asal sukunya kok. Kalau diurut belakang lagi, berdasarkan lembaga survei Parameter Politik Indonesia, yang milih agama dan suku itu kecil," ujar Ray di Universitas Al-Azhar, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/20222).
Ray menyebutkan, berdasarkan lembaga survei yang disebutkanya, bahwa nantinya pemilih akan memilih pemimpin jika memiliki kedekatan dengan masyarakat dan jelas program ke depannya.
Baca juga: Bocor Rencana Penghadangan Anies Baswedan di Makassar, 10 Ribu Relawan Siap Kawal
Ray memberikan contoh saat ini, capres 2024 yang sedang digadang-gadang oleh Partai politik seperti Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
"Waktu itu saya di Solo Jawa Tengah, bertanya kepada teman, Ganjar bisa menang suara 80-100 persen, alasannya karena kemana mana nyapa masyarakat, jadinya tinggi," ujar Ray.
Kemudian, Anies Baswedan yang sudah lalukan safari politik di sejumlah daerah di Indonesia.
"Anies sudah kemana mana, sudah melonjak persenmya ya dibanding Prabowo Subianto," ujar Ray.
Pengamat Politik: Kisah Sukses Erick Thohir Ketua Panitia Asian Games 2018 Jadi Modal Cawapres |
![]() |
---|
3 Capres Paling Top Hasil Survei Litbang Kompas: Prabowo, Ganjar, dan Anies Baswedan Kuasai 60 % |
![]() |
---|
Talkshow Memilih Damai: Meutia Hatta Berpesan pada Capres, Pahami UUD dan Pancasila jika Ingin Lurus |
![]() |
---|
Bukan soal Identitas, Anies Disenangi karena Prestasinya, Ganjar Merakyat, Prabowo Dianggap Tegas |
![]() |
---|
Prabowo, Ganjar dan Anies Konsisten Pimpin Hasil Survei, Begini Analisa Peneliti Litbang Kompas |
![]() |
---|