Polisi Tembak Polisi
Dibandingkan Dengan Pacar Brigadir J Vera Simanjuntak Oleh Jaksa, Putri Candrawathi Emosi
Jaksa membandingkan pacar Brigadir J Vera Simanjuntak dengan Putri Candrawathi, karenanya Putri terlihat agak emosi.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Salah satu momen saat sidang kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, yang banyak diviralkan di TikTok adalah ketika Putri Candrawathi dibanding-bandingkan kecantikannya dengan kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak, Sabtu (19/11/2022).
Yang membandingkan antara Vera Simanjuntak dan Putri Candrawathi adalah jaksa penuntut umum (JPU) kasus pembunuhan Brigadir J.
JPU membandingkan fisik Putri Candrawathi dengan kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak.
Bahkan jaksa penuntut umum berani menyebut bahwa Putri Candrawathi sudah tua sedangkan kekasih Brigadir J, disebut jaksa jauh lebih cantik ketimbang istri Ferdy Sambo itu.
Pada video yang viral itu jaksa blak-blakan menyebut bahwa kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak secara fisik lebih cantik ketimbang Putri Candrawathi.
Saat jaksa penuntut umum menyebut bahwa kekasih Brigadir J, Vera Simanjuntak lebih cantik dari Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo itu tampak terlihat tersinggung.
Baca juga: Jika Brigadir J Berkepribadian Ganda Maka Ia Korban Kekerasan Seksual Berulang Putri Candrawathi
Tak hanya itu, pada video yang viral di TikTok itu pun jaksa penuntut umum tampak menyebut bahwa bisa jadi justru Putri Candrawathi yang melecehkan Brigadir J.
Di video berdurasi 1 menit itu tampak menampilkan terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J, Putri Candrawathi yang menggunakan pakaian serba hitam tengah duduk mendengar dakwaan dari jaksa penuntut umum.
Dalam dakwaannya, tampak Putri Candrawathi menjadi sorotan netizen tatkala jaksa penuntut umum bicara soal dugaan motif pembunuhan Brigadir J.
Baca juga: Kamaruddin Nilai Patra M Zen Pengacara Sejati, Mundur Setelah Kena Prank Putri Candrawathi
Menurut jaksa penuntut umum pada sidang yang berlangsung Selasa 1 November 2022 itu, belum tentu Brigadir J dihabisi karena diduga melakukan pelecehan seksual pada Putri Candrawathi.
"Bu Putri Candrawathi ini sudah tua, calon istri Brigadir J (Vera Simanjuntak) ini cantiknya bukan main. Tidak ada saksi yang melihat bahwa terjadi kekerasan seksual secara langsung, Bahkan Susi pun hanya melihat Bu Putri tergeletak," kata JPU pada sidang yang berlangsung di PN Jaksel, Selasa (1/11/2022).
Bahkan menurut jaksa penuntut umum, bisa saja kejadiannya justru terbalik, yakni Putri Candrawathi yang berupaya melecehkan Brigadir J.
"Pernah tidak kita berpikir bahwa, bisa saja yang terjadi bukan Briagdir J yang mencoba melakukan kekerasan seksual kepada Bu Putri Candrawathi, tapi Bu Putri yang ingin melakukan pelecehan seksual terhadap ajudan dari suaminya," kata jaksa penuntut umum.
Mendengar dakwaan jaksa penuntut umum itu, Putri Candrawathi yang semula menggunakan masker tampak membuka maskernya itu.
Baca juga: Momen Putri Candrawathi Tertawa dan Matanya Berbinar di Sidang, Saat Hakim Tanya Soal Suap-suapan
Kemudian, Putri Candrawathi memperlihatkan ekspresi kesal atau jengkel saat jaksa penuntut umum mengatakan pelecehan belum tentu dilakukan oleh Brigadir J terhadapnya, malah justru bisa saja sebaliknya (Putri yang lakukan pelecehan seksual ke Brigadir J).
"Kita merujuk ke pasal 1 angka 4 ya, undang-undang nomor 12 tahun 2022, tidak ada definisi korban itu ahrus perempuan. Korban bisa siapa saja, bahkan laki-laki pun bisa dilecehkan secara seksual. Nah sekarang yang bisa menjamin Brigadir J adalah pelaku atau korban itu siapa?" tambah jaksa penuntut umum.
Kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak juga menyebut bahwa tudingan adanya pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir Yosua di Magelang tidak masuk akal.
Kamaruddin menyebut, dari penjelasan dalam eksepsi pihak Putri Candrawathi, ada sejumlah kronologi yang janggal.
Alih-alih ada tindakan pelecehan seksual, Kamaruddin justru menyebut Brigadir J digoda oleh Putri saat mereka berada di dalam kamar.
Namun, saat itu Brigadir J menolak dan memilih keluar dari kamar.
“Peran Putri pertama menggoda Yosua, menggoda supaya dia diperkosa tapi nggak kesampaian,” kata Kamaruddin Simanjuntak.
Menurutnya, Brigadir J memutuskan keluar dari kamar dalam keadaan kacau usai mendapatkan godaan itu.
Ia dilanda kebingungan dan rasa gusar.
Baca juga: Penyebab 23 Miscall Brigadir J Tidak Diangkat Kekasihnya Vera Simanjuntak, Sejam Sebelum Penembakan
Dirinya juga mengungkap alasan kenapa Kuat Maruf melihat Brigadir J berlari dari kamar Putri Candrawathi, yakni karena mengikuti saran dari pendeta.
“Kalau kamu digoda wanita yang tidak kamu kehendaki, kamu berlari, bukan mendekat. Nah Yosua sudah benar, dia berlari keluar menurut pengakuan mereka di eksepsinya,” jelas dia.
Setelah itu, lanjut dia, Putri Candrawathi melakukan hal tak lazim dilakukan oleh korban kekerasan seksual.
“Yang kedua, fakta perbuatan dia. Dia mengundang lagi Yosua ke kamar tidurnya, ini kan tidak lazim,” jelas dia.
Kemudian peran Putri Candrawathi yang ketiga, yakni menyuap para saksi, LPSK, dan lembaga lainnya.
“Kemudian perbuatan berikutnya menelepon suaminya, mengatakan almarhum Yosua kurang ajar. Kurang ajar itu kan kesimpulan, harusnya ada fakta-fakta, apa sih kurang ajarnya. Artinya dia memprovokasi suaminya untuk membunuh. Itu tanggal 7 dia telepon, sehingga suaminya di Jakarta sudah menunggu untuk merancang kejahatan,” beber Kamaruddin Simanjuntak.
Baca juga: Pengacara Brigadir J Sebut Rasamala dan Febri Diansyah yang Miliki Kepribadian Ganda
Ia juga mengatakan bahwa peran Putri Candrawathi selanjutnya yakni ikut dalam rapat bersama Ferdy Sambo yang saat itu sedang merencanakan pembunuhan.
“Pertama mereka bujuk Bripka RR untuk membunuh, dengan hadiah Rp 1 M, tapi Bripka RR enggak sanggup, mentalnya enggak kuat membunuh bawahannya,” kata dia.
Kemudian Ferdy Sambo pun memerintah Bripka RR untuk meminta Bharada E naik ke lantai 3.
“Tapi Bripka RR punya kesalahan, harusnya menyuruh lari karena akan diperintah membunuh. Atau bilang ‘kalau kau nanti diminta oleh Putri untuk membunuh, atau Ferdy Sambo, biar dikasih Rp 1 m juga jangan mau’, harusnya kan begitu, tapi ini dibiarkan,” kata Kamaruddin lagi.
Karena belum dapat bocoran sebelumnya, Bharada E yang memiliki pangkat paling rendah di kepolisian pun hanya bisa menuruti permintaan Ferdy Sambo.
“Artinya Putri ikut merancang pembunuhan itu dan menyiapkan uangnya, ya ada perannya jelas. Kemudian mengajari Ferdy Sambo untuk menggunakan sarung tangan supaya tidak ada jejak mesiu, lalu berangkat bersama-sama ke rumah Duren Tiga dari Saguling,” tuturnya.
Baca juga: Kamaruddin Geram Dituding Penyebar Hoaks oleh Kejagung soal Biayai Saksi Keluarga Brigadir J
Kemudian, lanjut dia, Putri Candrawathi juga membujuk Brigadir J untuk ikut ke rumah dinas Ferdy Sambo yang jadi tempat dirinya dieksekusi.
“Karena Yosua tidak tahu apa-apa, maka ketika tiba di rumah Duren Tiga, Ferdy Sambo mengklarifikasi ke almarhum, kau kurang ajar katanya sama istri saya,” ujarnya.
Karena Brigadir J tidak mengerti, ia pun bertanya pada Ferdy Sambo apa maksud kurang ajarnya.
“Tapi dia langsung ditembak oleh Bharada E, kemudian ditembak juga oleh Ferdy Sambo dengan gaya tembakan eksecution style,” jelas Kamaruddin.
Ia pun kembali menegaskan bahwa Putri Candrawathi lah otak di balik pembunuhan terhadap Brigadir J.
“Putri Candrawathi itu otaknya, sebetulnya Ferdy Sambo itu ngikuti dia. Karena dia hasratnya tidak terpuaskan, tidak sampai dia mendapatkan kepuasan itu dari Ferdy Sambo, maka dia provokasi suaminya dengan menuduh almarhum kurang ajar,” kata dia.
Sebab jika memang benar Brigadir J melecehkan dirinya, maka Putri Candrawathi harusnya melapor ke polisi.
“Harusnya kan ada dialog, di hadapan polisi, di hadapan penyidik, dilaporkan ke polisi,” kata dia.