Gangguan Ginjal Akut
Bertahun-tahun Pengusaha Obat Sirup di Tapos Kelabui Warga dan Polisi dengan Produksi Sabun Cair
Seorang pengusaha obat sirup mampu menjalani bisnis ilegal dalam kurun waktu yang cukup lama di Tapos, dengan mengelabi warga.
Penulis: Gilar Prayogo | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, DEPOK - Gudang obat sirup yang digrebek oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) serta kepolisian di Tapos, Kota Depok, Jawa Barat ditinggalkan begitu saja oleh karyawan.
Namun, berdirinya gudang sekaligus produksi dari sabun cair ini, ternyata tidak memiliki izin yang jelas atau ilegal.
Menurut Ketua RT 2 RW 13, Hendra, pabrik sekaligus gudang ini tidak mempunyai izin yang jelas.
"Jadi setahu saya bahwa tempat ini (Gudang di Tapos) tidak memiliki izin yang jelas," ujar Hendra, Jumat (11/11/2022).
Dirinya hanya mengetahui bahwa gudang dan pabrik di Tapos adalah pembuatan sabun cair.
Hendra menjelaskan bahwa selama ini warga dan dirinya tidak mengetahui secara pasti kegiatannya.
"Kami warga sekitar mengiranya memang hanya pengusaha rumahan, yang membuat sabun cair," ungkapnya.
Bahkan warga sekitar, sempat mendapatkan bantuan berupa sabun cair gratis yang dibagikan oleh gudang tersebut.
Baca juga: Larangan Minum Obat Sirup Bikin Bingung, Dinkes DKI Jakarta Ungkap Alasannya
"Selama pandemi memang sempat membantu dengan membagikan sabun cair gratis. Karena saat itu memang sangat dibutuhkan kan," imbuh Hendra.
Dari situlah dirinya dan warga lainnya tidak memiliki kecurigaan tersendiri dari gudang tersebut.
"Jadi kami sebagai warga tidak mencurigai pabrik ini, karena kami kira memang pabrik sabun rumahan," jelas Hendra.
Baca juga: Polisi Periksa Tiga Suplier Bahan Baku yang Digunakan PT UPI Terkait Kasus Gangguan Ginjal Akut
Diberitakan sebelumnya, penggerebekan gudang sekaligus produksi dari cairan berbahaya di obat sirup anak oleh BPOM dan Mabes Polri berakhir dengan penyitaan.
Penyitaan oleh BPOM dan Kepolisian membuat geger warga sekitarnya. Karena tidak mengetahui bahwa gudang tersebut memiliki bahan yang berbahaya.
Menurut Ketua RT 2 RW 13, Hendra mengakui bahwa selama ini dirinya dan warga sekitar melihat pegawai dari gudang cairan beracun selalu berganti-ganti.
Baca juga: Pasien Meninggal Akibat Gangguan Ginjal Akut di Indonesia Didominasi Anak Usia 1-5 Tahun
"Selama ini sih saya melihat karyawan selalu sering ganti-ganti. Tidak tahu deh alasannya kenapa, apakah tidak betah, saya tidak tahu," ujar Hendra saat ditemui di Kawasan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (11/11/2022).