Cacar Monyet

Tedros Waswas pada Cacar Monyet, Nyatakan Sebagai Penyakit Berbahaya Global, Ini Gejalanya

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta masyarakat dunia waspada terkait penyebaran cacar monyet, karena sangat berbahaya.

Editor: Valentino Verry
AFP
Dirjen WHO Tedros meminta masyarakat untuk waspada pada wabah cacar monyet, karena sangat berbahaya dalam penyebarannya. Status penyakit itu dinaikan menjadi darurat kesehatan global. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengimbau warga dunia untuk mewaspadai penyakit cacar monyet (Monkeypox).

Karena penyebaran sudah sangat meluas, Tedros pun menaikkan status wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

Klasifikasi tersebut merupakan peringatan tertinggi yang dapat dikeluarkan WHO, dan mengikuti peningkatan kasus di seluruh dunia.

Penyematan 'label' itu dilakukan pada akhir pertemuan kedua komite darurat WHO tentang virus.

Dikutip dari laman www.dailymirror.lk, Tedros mengatakan lebih dari 16.000 kasus kini telah dilaporkan dari 75 negara.

"Sejauh ini ada lima kematian akibat wabah tersebut," kata Tedros.

Perlu diketahui, selain Monkeypox, saat ini ada dua fokus lainnya untuk keadaan darurat kesehatan, yakni pandemi virus corona (Covid-19) dan upaya berkelanjutan untuk memberantas polio.

Tedros menyampaikan komite darurat tidak dapat mencapai konsensus tentang apakah wabah Monkeypox harus diklasifikasikan sebagai darurat kesehatan global.

Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan Banyak di Inggris Disebabkan Hubungan Terlarang Antar Pria

Namun wabah itu, kata dia, telah menyebar ke seluruh dunia secara cepat dan dirinya telah memutuskan bahwa Monkeypox memang menjadi perhatian internasional.

"Terlalu sedikit yang dipahami tentang cara penularan baru yang memungkinkannya menyebar. Penilaian WHO adalah bahwa risiko Monkeypox moderat secara global dan di semua wilayah, kecuali di kawasan Eropa, di mana kami menilai risikonya tinggi," jelas Tedros.

Ia menekankan deklarasi itu akan membantu mempercepat pengembangan vaksin dan penerapan langkah-langkah untuk membatasi penyebaran virus.

Baca juga: Jubir Kemenkes: Cacar Monyet Bisa Sembuh Sendiri, Gejala Berlangsung Selama 14–21 Hari

WHO juga mengeluarkan rekomendasi yang diharapkan akan memacu negara-negara untuk mengambil tindakan demi menghentikan penularan virus dan melindungi kelompok yang paling berisiko.

"Ini adalah wabah yang dapat dihentikan dengan strategi yang tepat dalam kelompok yang tepat," tutur Tedros.

Tedros menegaskan bahwa kasus saat ini terkonsentrasi diantara pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual.

Sehingga negara-negara tidak hanya perlu mengadopsi langkah-langkah yang dapat melindungi kesehatan saja, namun juga Hak Asasi Manusia (HAM) dan martabat mereka.

Satu kasus penyakit Cacar Monyet ditemukan di Singapura, pekan lalu. Penyakit itu terbawa oleh seorang warga yang baru bepergian ke Nigeria pada April lalu.
Satu kasus penyakit Cacar Monyet ditemukan di Singapura, pekan lalu. Penyakit itu terbawa oleh seorang warga yang baru bepergian ke Nigeria pada April lalu. (Tribun Batam)
Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved