Eksklusif Warta Kota
Kompol Ardhie Demastyo: Dilempar Batu, Dipanah, Sampai Baku Tembak dengan KKB di Wamena
Kapolsek Cengkareng Kompol Ardhie Demastyo pernah bertugas di Papua bahkan baku tembak dengan KKB, bagaimana kisahnya?
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Dian Anditya Mutiara
Setelah itu saya langsung ke Ro Rena Polda Papua sebagai Kasie Proglar.
Saya tiga bulan di sana terus saya dipercaya sebagai Kapolsek Biak Kota, di mana saat itu Polsek job-nya Kompol. Kantornya baru dibangun, dua lantai.
Di Papua itu kan ada dua, pesisir dan pegunungan. Kalau di pesisir lebih modern ya, setiap hari kami makan ikan biar pintar.
Di sana saya belajar mengenali karakter orang Timur, kebiasaannya, memperlakukan anggota seperti apa, beda tentunya dengan anggota yang ada di Jawa.
Setelah enam bulan menjadi Kapolsek, saya dipercaya menjabat Kasat Lantas Polres Jaya Wijaya atau Wamena di pegunungan. Jadi saya lengkap, sudah bertugas di pesisir dan pegunungan.
Apa saja cerita yang berkesan selama berdinas di Papua?
Awalnya saya bingung harus ngapain, udaranya dingin, daerah KKB, tempat belinya perlengkapan atau sembako. Saya Bismillah saja memberikan yang terbaik.
Saya bertugas kurang lebih selama tujuh bulan. Ada dua kejadian yang menurut saya tak bisa dilupakan.
Pada saat patroli skala besar dengan Pak Kapolres dan Tiga Pilar, di sana kebetulan situasinya memanas.
Dari masyarakatnya sering perang suku atau adat. Pada saat itu patroli ada namanya pasar di Wamena, saya lupa namanya.
Di sana ada tembak-tembakan dengan KKB di dalam mobil itu, ada lima orang, empat menggunakan laras panjang dan satu pendek. (Senjata) Itu rasanya hasil curian milik polisi.
Kami spontan berhenti dan kontak senjata dengan KKB. Empat lari ke bukit dan satu berhasil kami lumpuhkan.
Baca juga: Kapolsek Cengkareng Akui Anggotanya Dilaporkan ke Propam Polres Jakbar yang Tak Proses Penganiayaan
Mereka lari atau menggunakan kendaraan?
Lari mereka ke gunung. Satu terjebak dalam mobil. Saya berpikir mempertaruhkan jiwa raga dan kalau sudah menjadi ajal, saya siap karena jaraknya hanya sekira 10 meter, hanya dihalangi mobil tidak ada tembok atau lainnya.
Saya dampingi pak Kapolres saat itu, AKBP Tonny Ananda, ada anggota yang tertembak di paha dan masyarakat tertembak di kantung kemihnya sampai pecah dan meninggal.