Lifestyle
Program Makan Siang di Pesantren Mampu Turunkan Angka Anemia Dikalangan Santri
Anak yang alami gizi kurang ditandai dengan lemah, lesu, kurus, sementara yang berlebih terlihat obesitas yang rentan alami penyakit tidak menular.
Menurut Dr. Rimbawan, Dosen di Departemen Gizi Masyarakat IPB sekaligus ketua project SLP, buku panduan SLP yang sudah dibuat tidak hanya bermanfaat bagi siswa/i di pesantren, namun bermanfaat juga bagi tenaga pengajar di pondok pesantren yang menerapkan.
Ia mengatakan, telah disusun panduan SLP menjadi 3 buku.
Baca juga: Waspada 1 dari 3 Anak di Indonesia Mengalami Anemia, Dampaknya Bisa Timbul Kerusakan Otak
Baca juga: Tablet Tambah Darah Bantu Penuhi Gizi Ibu Hamil yang Terkena Anemia
Buku pertama berisikan modul edukasi gizi di pesantren yang bermanfaat untuk membekali tenaga pengajar pengetahuan dasar tentang gizi dan kesehatan untuk anak dan remaja.
Buku kedua berisikan modul penyediaan makan bergizi seimbang di pesantren, buku kedua ini bermanfaat bagi pengelola dan tim penyedia makan pesantren.
Buku ketiga berisikan kumpulan resep dan pilihan aplikasi menu lezat bergizi seimbang.
Sebelumnya telah dipilih 6 pesantren sebagai pilot project.
Baca juga: Angka Anemia Pada Ibu Hamil di Indonesia Masih Tinggi
Baca juga: Anemia Masih Jadi Masalah Bagi Indonesia dan Dunia, Defisiensi Zat Besi Jadi Biang Keladi
"Tahun ini kami mengadakan sosialisasi program SLP ke lebih banyak pesantren. Berdasarkan pengamatan kami pesantren merupakan lembaga pendidikan yang mengalami banyak kemajuan, namun dalam hal pangan, gizi, dan kesehatan, masih belum mendapatkan perhatian yang proporsional," papar Dr Rimbawan.
"Pada umumnya siswa/i mondok di pesantren, oleh karena itu kami menilai jika kondisi pangan, gizi dan kesehatannya baik, akan sangat berdampak pada peningkatan capaian pembelajarannya,” lanjutnya.
Bagi pondok pesantren yang ingin mendapatkan buku Panduan SLP ini dapat mengisi formulir yang dapat diunduh dari link: tinyurl.com/pendaftaranmodulslp
Selain itu, sejalan dengan kampanye Kementerian Kesehatan RI, mengenai pentingnya diet garam, gula, dan lemak, melalui kampanye Bijak Garam diedukasi ke masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam.


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											