Ibu Kota Pindah
IKN Rentan Ancaman Eksternal dari Udara, Panglima TNI: Alutsista Kita Memang Masih Kurang Banyak
Andika mengatakan, pemerintah telah berusaha memberikan yang terbanyak sesuai kondisi keuangan negara.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan, ibu kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rentan terhadap ancaman udara dari luar.
Menanggapi hal itu, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengakui pihaknya masih memiliki kekurangan jika dilihat dari aspek alat utama sistem senjata (alutsista).
"Memang kalau dilihat dari alutsista kita memang masih kurang banyak sekali."
Baca juga: Dampak Mudik dan Balik Lebaran Terhadap Kenaikan Kasus Covid-19 Harus Tunggu Hingga Juni 2022
"Bukan hanya di udara, tapi juga di matra darat dan matra laut," kata Andika di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2022).
Namun demikian, kata dia, TNI berterima kasih kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertahanan, yang telah melakukan pengadaan alutsista semaksimal mungkin.
Andika mengatakan, pemerintah telah berusaha memberikan yang terbanyak sesuai kondisi keuangan negara.
Baca juga: Ray Rangkuti: Masyarakat Harus Mulai Buat Kriteria Calon Presiden, Jangan Terpaku pada Pencitraan
"Tapi yang jelas, tidak ada pemerintah yang kemudian tidak berusaha maksimal dalam memberikan anggaran, termasuk pemerintah presiden saat ini," tuturnya.
Sebelumnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto mengatakan, ibu kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, rentan terhadap ancaman udara dari luar.
"Secara geografis, Nusantara memiliki kerentanan tinggi terhadap ancaman eksternal."
"Khususnya yang bersumber dari udara," kata Andi saat menyampaikan orasi ilmiah di Ruang Dwiwarna Purwa Lemhannas, Kamis (19/5/2022).
Baca juga: DAFTAR Sembilan Anggota Dewan Pers 2022-2025, Azyumardi Azra Jadi Ketua
Karena itu, Andi meminta kapasitas anti-access/area-denial (A2/AD) di sekitar IKN diperkuat.
Terkait hal itu, Andi menekankan pentingnya pemindahan ibu kota negara perlu disertai perubahan paradigma pertahanan.
"Selama ini, pertahanan Indonesia cenderung berfokus pada pertahanan berbasis darat dengan mengandalkan strategi pertahanan mendalam (in-depth defense)," ujar Andi.
Baca juga: Jadi Ketua Dewan Pers, Azyumardi Azra Ingin Perjuangkan Kesejahteraan Wartawan
Menurutnya, paradigma ini tidak lagi optimal, karena tidak sejalan dengan posisi geografis serta topografi Ibu Kota Nusantara.
Andi menegaskan, Indonesia harus lebih mengedepankan prinsip forward presence untuk menjaga Nusantara di sektor maritim.