Berita Nasional
Laporannya Diterima Polisi, Ngabalin Lega: Ini Soal Harkat Martabat Lembaga dan Pimpinan
Nama Ngabalin dicatut dari surat palsu yang diterima Nashrudin. Hal itu pun membuat Ngabalin berang.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, KEBAYORAN BARU -Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin selesai laporkan pencatut namanya ke Bareskrim Polri.
Pelaporan itu dilayangkan terkait pencatutan namanya untuk meminta sumbangan Rp 800 juta kepada Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis.
Nama Ngabalin dicatut dari surat palsu yang diterima Nashrudin. Hal itu pun membuat Ngabalin berang.
Pasalnya kata Ngabalin, ia kerap tidak masalah dijelek-jelekan oleh orang. Namun, pencatutan nama merupakan perkara harkat martabat.
Apalagi kasus pencatutan itu menyeret nama institusinya bekerja di Kantor Staf Presiden (KSP).
Baca juga: Ngabalin Ungkap Sejumlah Kejanggalan saat Namanya Dicatut untuk Minta Sumbangan Rp800 Juta
"Ketika saya difitnah dengan cara seperti ini menyangkut kehormatan diri, lembaga, pimpinan dan baik keluarga (tidak bisa diterima, red)," tegas Ngabalin di Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/4/2022).
Laporan Ngabalin pun telah diterima dan teregister dengan nomor STTL/094/IV/2022/Bareskrim.
Dalam kasus itu, Ngabalin turut serta menyertakan Pasal 378 KUHP tentang penipuan dan Pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat guna menjerat pelaku.
Ngabalin berharap polisi bisa mengungkap dan menangkap pelaku penipuan dan pemalsuan surat itu.
"Mudah-mudahan secara profesional polisi bisa kerja dengan baik dan kami harap jadi efek jera pelajaran bagi yang lain. Jangan bercanda main-main dan catut nama orang, jangan bohongi orang," kata Ngabalin.
Baca juga: Ali Mochtar Ngabalin: Tidak Pernah Ada Uang Syubhat Maupun Haram Melintas dalam Tenggorokan Kami
Sebelumnya Ngabalin sambangi Bareskrim Polri di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Kamis (7/4/2022). Ia tiba di Bareskrim pukul 10.15 WIB.
Ngabalin didampingi oleh Tenaga Ahli Utama KSP Johanes Joko.
Dalam pelaporannya, Ngabalin menyampaikan bahwa namanya dicatut oleh seseorang untuk meminta sumbangan senilai Rp800 juta.
Si pencatut kata Ngabalin, memakai nama dan palsukan tanda tangannya di sebuah surat dengan kop dan stampel palsu mengatas namakan Kantor Staf Presiden (KSP).
Sosok tersebut memasukan nama Dian Cahyani berikut dengan nomor telepon lengkap.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/wartakota/foto/bank/originals/ngabalin-sedih.jpg)