Novel Baswedan Diteror
Biaya Pengobatan Mata Novel Baswedan ke Belanda Dipertanyakan, Polri Diminta Menjelaskan
Terlebih, MAPAN menilai tak banyak informasi terkait dokter spesialis di Negeri Kincir Angin tersebut.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Masyarakat Anti Penyelewengan Anggaran (MAPAN) mempertanyakan kepergian mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke Belanda, untuk pengobatan mata.
Terlebih, MAPAN menilai tak banyak informasi terkait dokter spesialis di Negeri Kincir Angin tersebut.
Menurut mereka, Polri semestinya memberi keterangan ke publik terkait kepergian Novel.
Baca juga: Setelah Diomelin Jokowi, Polri Bakal Gunakan Seragam Buatan Dalam Negeri
Mengingat, mantan penyidik KPK itu kini sudah menjadi bagian dari Korps Bhayangkara melalui melalui jalur ASN.
Berkenaan dengan itu, MAPAN menyambangi Kantor Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), agar Polri bisa menjawab dan mengumumkan ke publik perihal kepergian Novel ke Belanda.
"Sama dengan masyarakat lainnya, kita ingin prasangka dan praduga tujuan Novel ke Belanda ini dijawab dan diumumkan oleh Kompolnas, setelah memanggil pihak-pihak terkait di Polri," kata Koordinator MAPAN Apridi, Sabtu (26/3/2022).
Baca juga: Munarman Bakal Divonis Rabu 6 April 2022, Anggap Tuntutan 8 Tahun Penjara Tak Serius
Novel sebelum berangkat ke Belanda mengatakan harapannya agar ada teknologi dan pola pengobatan yang mampu menyembuhkan, atau setidaknya menemukan penelitian untuk mencari solusi pengobatan matanya.
"Seyogianya Mabes Polri yang memberikan keterangan atau setidaknya mendampingi Novel saat menyampaikan keinginannya ke publik."
"Kan ada humas, dan Novel bagian dari Polri."
Baca juga: Komitmen Bangun Kesejahteraan Rakyat, Perindo Terus Bagikan Gerobak dan Bantuan Modal Usaha
"Menjadi pertanyaan juga karena (Novel) ke Belanda hanya berharap, bukan (pengobatan) yang pasti-pasti," tutur Apridi.
MAPAN mengatakan, berdasarkan penelusuran dan rujukan terkait rumah sakit atau tempat pengobatan mata terbaik dunia, ada di beberapa lokasi Asia seperti Singapura.
Novel mengungkapkan spesialis mata di Singapura bernama Profesor Donal Tan, merupakan orang yang berhasil menyelamatkan satu dari dua matanya yang terluka akibat air keras.
Baca juga: Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik Lebaran, Epidemiolog Nilai Tak Adil
"Novel bahkan menyebut Profesor Donal Tan adalah dokter spesialis terbaik di dunia berdasarkan rating peringkat dokter mata dunia, lalu ngapain ke Belanda?" Tanya Apridi.
Publik, lanjutnya, juga mulai mempertanyakan asal anggaran untuk membiayai seluruh akomodasi hingga pengobatan mata Novel di Belanda.
Keistimewaan yang didapatkan Novel, kata Apridi, dikhawatirkan bisa memantik kecemburuan para ASN lain, khususnya anggota kepolisian, yang juga terluka saat menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai abdi negara.
Baca juga: Densus 88 Bekuk 16 Terduga Teroris di Dharmasraya dan Tanah Datar Sumatera Barat
Agar tidak menjadi prasangka yang dapat memantik polemik publik, MAPAN meminta Kompolnas selaku pengawas Polri, segera memanggil pihak-pihak di kepolisian untuk mengklarifikasi sekaligus menjelaskan perihal keberangkatan Novel ke Belanda.
"Perlu dijelaskan asal muasal dana, ada tidaknya izin termasuk pendampingan dari Polri sebagai institusi negara tempat Novel melekat, bertugas dan menjalankan kewajibannya sebagai abdi negara," tuntut Apridi.
Novel Baswedan: Sejak Awal 2020 Mata Kiri Saya Akhirnya Buta Permanen
Novel Baswedan menyatakan mata kirinya sekarang buta permanen, akibat disiram air keras pada 2017 silam.
Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu mengatakan, kebutaan total ia alami sejak awal 2020.
Dalam rentang waktu tiga tahun, antara 2017-2020, mata kiri Novel masih bisa melihat secara samar-samar.
Baca juga: Novel Baswedan Periksa Mata ke Belanda, Rekan Sejawat Berharap Bisa Sembuh
Makanya, Novel yang saat ini menjadi aparatur sipil negara (ASN) Polri, terbang ke Belanda untuk menjalani pengobatan mata.
"Benar, saya berangkat ke Belanda untuk pemeriksaan mata saya."
"Sejak sekitar awal tahun 2020 mata kiri saya akhirnya buta permanen," ungkapnya melalui keterangan tertulis, Jumat (18/3/2022).
Baca juga: Tak Puas dengan Jawaban Jokowi, Megawati: Stunting Harusnya Tidak Ada di Republik Ini, Titik!
Harusnya Novel Baswedan memeriksakan kondisi mata kirinya pada Mei 2021.
Namun, pandemi Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya kala itu, menghalangi niat Novel.
Atas kondisi tersebut, ia memutuskan melakukan pemeriksaan mata di Jakarta dan menjalani pengobatan herbal.
Baca juga: Jumlah Orang yang Dites Covid-19 Turun 52 Persen Sejak Syarat Wajib Tes PCR Atau Antigen Dihapus
"Saat saya di KPK, saya dibantu rekan-rekan Wadah Pegawai untuk mencari pengobatan di beberapa negara, dan kemudian direkomendasikan ke salah satu rumah sakit di Belanda," jelas Novel.
Mantan penyidik yang dipecat pimpinan KPK era Firli Bahuri cs dengan dalih tidak lolos asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) ini menilai, jika dirinya memutuskan berobat pada tahun lalu, kemungkinan besar ia akan mendapat informasi pemberhentiannya sebagai pegawai KPK di Belanda.
"Mohon doanya, semoga ada solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk perbaikan mata saya," ucap Novel.
Baca juga: Tujuh Ratusan Dokter Wafat Akibat Covid-19, Menkes: Mereka Pahlawan Kesehatan Indonesia
Novel disiram air keras pada 11 April 2017, saat dalam perjalanan pulang usai salat subuh berjemaah di masjid yang hanya berjarak 50 meter dari rumahnya.
Air keras itu disiram di wajah mantan penyidik senior KPK itu, dan mengakibatkan mata kiri Novel buta.
Pada 26 Desember 2019, tim gabungan Polri menemukan pelaku penyiraman Novel, yakni dua anggota Polri bernama Rahmat Kadir Mahulette dan Rony Bugis.
Rahmat kemudian divonis 2 tahun penjara, dan Ronny 1,5 tahun penjara. (Danang Triatmojo)