Pohon Ternyata Tidak Berdampak Signifikan Perbaiki Kualitas Udara Perkotaan
Nafas memasang tiga sensor pengukur kualitas udara di tiga lokasi, yakni Bumi Serpong Damai (BSD), Cibinong, dan Sentul City.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Daerah perkotaan yang masih ditumbuhi pepohonan ternyata tak membantu perbaikan kualitas udara.
Kualitas udara di area hijau yang banyak tumbuh pepohonan, ternyata tidak selalu bersih atau bebas dari polusi udara, khususnya, yang disebabkan oleh polutan berukuran sangat kecil (PM2.5).
Fakta ini terungkap dalam hasil riset Nafas, startup penyedia aplikasi pengukur
kualitas udara, sepanjang Januari-Desember 2021.
Baca juga: Waskejen PKB Usul Wacana Tunda Pemilu 2024 Dibahas di Rembuk Nasional
Nafas memasang tiga sensor pengukur kualitas udara di tiga lokasi, yakni Bumi Serpong Damai (BSD), Cibinong, dan Sentul City.
Ketiga daerah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek)
tersebut merupakan area yang dikelilingi oleh daerah hijau.
Namun data Nafas menunjukkan, indeks kualitas udara (AQI) di ketiga wilayah tersebut cukup tinggi di atas 100.
Baca juga: Tak Ada Nama Soeharto di Keppres Hari Penegakan Kedaulatan Negara, Mahfud MD: Ini Bukan Buku Sejarah
Angka AQI di atas 100 menunjukkan kualitas udara relatif tidak sehat bagi kelompok usia
tertentu.
“Itu menunjukkan ketiga daerah tersebut tidak bebas dari polusi,” kata Co-founder & Chief Growth Officer Nafas Piotr Jakubowski, dalam Media Briefing bertajuk 'Nafas Air Quality Report 2021' secara virtual, Rabu (2/3/2022).
Acara ini diselenggarakan Nafas, Bicara Udara, dan Katadata Insight Center, Rabu (2/3/22).
Baca juga: 80 WNI dan Tiga WNA Tiba di Indonesia dari Ukraina, 14 Orang Masih di Bukares karena Covid-19
Menurut Piotr, banyaknya pepohonan sebenarnya kurang berdampak membuat udara menjadi bersih dan segar.
Sebab, pada dasarnya daun-daun di pohon tidak bisa menyerap debu.
Daun hanya mampu menyerap gas, sehingga tak bisa secara signifikan membersihkan debu PM2,5 di udara.
Baca juga: Wasekjen PKB: Isu Presisen Tiga Periode Kini Bukan Sekadar Guyonan Politik
“Jadi, pepohonan tidak bisa memfilter polusi PM 2.5,” ucap Piotr.
Polusi PM 2.5 dapat menimbulkan gangguan pernapasan. Jika terhirup, PM 2.5 akan mengganggu saluran pernapasan manusia.
PM 2.5 tidak dapat dikeluarkan kembali oleh tubuh.
Baca juga: Tolak Pemilu Ditunda, Sekjen: PPP Bagian dari Reformasi 1998, Masa Ingkari yang Dulu Diperjuangkan?