Loyalis Anas Urbaningrum Sebut Kubu Cikeas Anggap Partai Demokrat Seperti Agama

Islah mengaku dekat dengan Anas dan masih ingat Anas dipersekusi oleh kekuasaan pada waktu itu.

TRIBUNNEWS/REZA DENI
Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menjadi pembicara di peluncuran buku berjudul Halaman Pertama Anas Urbaningrum karya Tofik Pram di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2/2022). 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Direktur Jaringan Moderat Indonesia Islah Bahrawi menilai kubu Cikeas menganggap Partai Demokrat seperti 'agama'.

"Cikeas ini memeluk partai itu seperti memeluk agama, dan Mas Anas ini adalah orang yang dianggap akan memurtadkan," ungkap Islah dalam sebuah peluncuran buku 'Halaman Pertama Anas Urbaningrum' karya Tofik Pram di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (5/2/2022).

Islah mengatakan, kubu Cikeas seperti orang yang mabuk agama, hingga mengafirkan orang.

Baca juga: Sembilan Aturan Turunan UU IKN Ditargetkan Rampung pada Maret atau April 2022

"Nah, inilah takfiri itu terjadi."

"Makanya orang (yang dianggap) kafir itu harus dipenjarakan. Kurang lebih seperti itulah," tuturnya.

Islah mengaku dekat dengan Anas dan masih ingat Anas dipersekusi oleh kekuasaan pada waktu itu.

Baca juga: BMKG Bilang Gempa Banten Tak Terkait Aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda

Hingga akhirnya, Anas pun terjerat kasus hukum dan berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Ketika Mas Anas menjadi ketua umum, saya juga udah ada di DPP Demokrat."

"I Gede Pasek waktu itu di Departemen Olahraga ya."

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Meletus Sembilan Kali pada 4 Februari 2022, Tinggi Kolom Abu Tembus 1.000 Meter

"Saya di (Departemen) pengentasan kemiskinan."

"Jadi memang di awal masa kepengurusan Mas Anas, Mas Anas itu sudah dipersekusi secara mekanisme partai," bebernya.

Menurut Islah, ada sebuah perumpamaan yang pas seperti dalam buku tersebut.

Baca juga: Anak Krakatau Masih Berpotensi Erupsi, Masyarakat Diminta Menjauh 2 Kilometer dari Kawah Aktif

Kata Islah, Anas Urbaningrum ibarat bayi yang tidak dikehendaki untuk lahir.

"Inilah sebuah brutalitas SBY."

"Dia berusaha memframing sedemikian rupa dengan orkestrasi-orkestrasi yang menormalisasi kejahatan."

Baca juga: Tak Diatur Rinci di Undang-undang Bikin Durasi Masa Kampanye Setiap Pemilu Tak Seragam

"Ini sejak awal saya melihat itu."

"Makanya saya tegak lurus bagaimana ini adalah perlakuan tidak adil oleh kekuasaan," paparnya. (Reza Deni)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved