Virus Corona
Kasus Covid-19 di Beberapa Daerah Diprediksi Bakal Rendah Tahun Ini, tapi di Wilayah Lain Naik
Masalah pertama, CISDI melihat saat lonjakan kasus Juli 2021, pemerintah fokus pada kebijakan pegaturan mobilisasi sosial dan karantina.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mengeluarkan hasil pengamatan tahunan terkait pandemi Covid-19.
CISDI menilai terjadi tumpukan masalah dalam pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Eksekutif CISDI Gatot Suarman Ilyas, dalam webinar Lokapala 3.0 bertajuk 'Habis Gelap Terbitkah Terang?'
Baca juga: Sebut Prajurit yang Gugur Ditembak Akibat Pendekatan Baru di Papua, Mahfud MD: Sekarang TNI Defensif
Masalah pertama, CISDI melihat saat lonjakan kasus Juli 2021, pemerintah fokus pada kebijakan pegaturan mobilisasi sosial dan karantina.
"Istilah PSBB, PPKM level 1-4, skenario yang diciptakan berubah-ubah, dan hanya berputar pada fokus mobilisasi sosial."
"Padahal ada hal lain yang lebih krusial seperti testing, tracing, dan treatment (3T)," kata Gatot, Jumat (28/1/2022).
Baca juga: Wacana Kasus Korupsi di Bawah Rp50 Juta Tak Dipidana, Ini Penjelasan Kejaksaan Agung
Kedua, para ahli dan ilmuwan terbatas memberikan pandangan. Padahal, kata Gatot, hal ini penting, agar pemerintah bisa menciptakan kebijakan berbasis epidermis.
Ketiga, CISDI melihat inkonsistensi pemerintah berdampak pada kepercayaan publik terhadap pandemi.
Masyarakat pun mempertanyakan apakah pandemi Covid-19 benar-benar ada atau tidak.
Baca juga: Kuasa Hukum Minta Kasus Edy Mulyadi Diselesaikan Pakai UU Pers Dinilai Tidak Sesuai Konteks
Keempat, strategi pemerintah selama ini seolah bertumpu pada kurva epidemiologi yang melandai, seiring penurunan jumlah kasus. Semakin banyak terjangkit, maka akan menurun dengan sendirinya.
"Tumpukan masalah tadi, melahirkan tiga skenario dari CISDI."
"Skenario pertama adalah bussines as usual yang bermakna tidak ada perubahan yang berarti," urai Gatot.
Baca juga: Kuasa Hukum Minta Kasus Edy Mulyadi Diselesaikan Pakai UU Pers, Begini Respons Dewan Pers
Pandemi akan terjadi terus seperti ini, seiring dengan kebijakan yang tidak terlalu banyak perubahan.
Kedua, lanjutnya, skenario perubahan sporadis, beberapa lokasi mungkin akan sukses melewati pandemi, ditandai dengan tingkat kerentanan kasus yang sudah rendah.
Diikuti pula dengan cakupan vaksin Covid-19 yang tinggi. Namun, di beberapa lokasi, kasus akan meningkat.
Baca juga: 18 Pegawai KPK Positif Covid-19, Semuanya Sudah Divaksin Booster
Sedangkan skenario ketiga, CISDI optimistis Indonesia menang melawan Covid-19, dan Tanah Air bisa keluar dari pandemi ini.
Terjadi perubahan secara struktur, masif, dan cepat, sehingga Indonesia bisa mengantisipasi lonjakan kasus berikutnya.
"Dari tiga skenario tadi, yang paling memungkinkan di 2022 adalah skenario kedua."
Baca juga: Pahami Gagasan Jaksa Agung, KPK Tetap Tindak Koruptor di Bawah Rp50 Juta
"Terjadi secara terbatas, perlahan beberapa daerah dapat mengendalikan pandemi."
"Namun terjadi kerentanan cukup tinggi di beberapa daerah," papar Gatot.
Pada kelompok daerah yang sukses keluar dari pandemi dikarenakan beberapa faktor. Satu di antaranya karena sudah vaksin Covid-19.
Namun, akan ada kelompok lain yang berada dalam posisi rentan dan berisiko terjadi peningkatan angka kematian. Sehingga, harus menerima konsekuensi, baik secara kesehatan, ekonomi, maupun sosial. (Aisyah Nursyamsi)