Bisnis
BukuWarung Dorong UMKM Melakukan Pencatatan Digital yang Praktis, Mudah, dan Rapi
Temuan dari Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) bahkan menunjukkan bahwa sekitar 30 juta UMKM bangkrut karena pandemi.
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: LilisSetyaningsih
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Banyak bisnis terpukul saat Pandemi Covid-19.
Kalaupun bertahan dengan banyak efisiensi dan pemangkasan.
Bertahan tapi pegawai banyak yang dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), bahkan menutup usahanya.
Baik sementara sambil menunggu kondisi membaik, bahkan ada benar-benar pailit.
Baca juga: Upaya Capai Zero Waste dan Proses Produksi yang Ramah Lingkungan dari PT Ajinomoto Indonesia
Apalagi bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang modalnya kecil.
Diperkirakan jutaan pelaku UMKM tumbang.
Temuan dari Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) bahkan menunjukkan bahwa sekitar 30 juta UMKM bangkrut karena pandemi.
Dari semula di tahun 2019 tercatat ada 60 juta-an UMKM, kini tinggal 34 juta pelaku usaha yang bertahan.
Baca juga: Memanjakan Konsumen dengan Berbagai Macam Layanan hingga Metode Pembayaran secara Digital
Bukan jumlah yang sedikit.
Apalagi bila satu pelaku UMKM harus menghidupi anggota keluarganya, jumlah yang terkena dampak bisa berlipat-lipat lagi dari 30 juta.
Dari UMKM yang bertahan tersebut pun bukan berarti 'adem anyem'.
Mereka lebih banyak juga yang berjibaku agar usahanya bisa tetap survive.
Baca juga: Gerakan Budidaya Lele dan Jamur Bagi Milenial SCG Raih CSR Sustainability Award 2021
Digitalisasi yang mengalami akselerasi saat pandemi bisa jadi tantangan buat pelaku UMKM.
Tidak sedikit para pelaku UMKM terbantu dengan adanya digitalisasi.
Usahanya makin maju dari sisi pemasaran, dan juga menimalkan kerugian karena pencatatan keuangan yang lebih rapi.