Lifestyle

Dokter Wawan Wanti-wanti Cedera Saraf Tulang Belakang karena Berakibat Fatal

Dokter Wawan Mulyawan mengimbau masyarakat hati-hati dalam beraktivitas, jangan sampai cedera di saraf tulang belakang karena bisa berbahaya.

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Valentino Verry
zoom-inlihat foto Dokter Wawan Wanti-wanti Cedera Saraf Tulang Belakang karena Berakibat Fatal
Warta Kota/ign agung nugroho
Dokter Wawan Mulyawan ahli bedah saraf tulang mengimbau masyarakat untuk hati-hati saat beraktifitas agar menghindari cedera pada tulang bagian belakang.

Selanjutnya, untuk menilai seberapa baik kondisi fungsi saraf tulang belakang, akan dilakukan beberapa item pemeriksaan, yakni;

- Fungsi sensorik, atau kemampuan untuk merasakan sentuhan, nyeri, atau rasa di kulit.

- Fungsi motorik, atau kemampuan untuk menggerakkan bagian-bagian tubuh lengan dan tangan sampai jari-jari tangan, dan tungkai, kaki dan jari-jari kaki.

- Fungsi otonom, atau kemampuan buang air besar, buang air kecil, fungsi alat vital (pada laki-laki).

Baca juga: Kenali Rebusan Kayu Manis yang Bermanfaat bagi Kesehatan di Masa Pandemi Virus Corona

Dokter Wawan mengatakan, tes pencitraan biasanya dapat membantu mendiagnosis cedera tulang dan saraf tulang belakang dengan cara:

- Ronsen biasa atau X-ray, untuk melihat ada tidaknya  patah tulang atau terkilir/dislokasi.

- CT scan, untuk melihat patah tulang, bekuan darah atau kerusakan pembuluh darah.

- MRI (magnetic resonance imaging), untuk melihat kondisi saraf dan sumsum tulang belakang atau jaringan lunak.

Menurutnya, penanganan cedera saraf tulang belakang, mungkin saja dilakukan dengan operasi darurat atau emergency cito.

"Hal ini dilakukan untuk mengatasi patah tulang belakang dan atau kerusakan sumsum tulang belakang akibat patah tulang, pembekuan darah, atau jaringan lain di sekitarnya yang rusak," ujar dokter Wawan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suntikan obat kortikosteroid bermanfaat membantu cedera tulang belakang, jika terjadi kondisi yang disebut spinal shock yang bersifat sementara namun permanen jika tidak diobati.

Dapat juga dilakukan operasi terjadwal (non emergency) jika tujuannya untuk hanya memperbaiki stabilitas tulang belakangnya, namun kerusakan sarafnya sudah permanen.

Sedangkan tujuan jangka panjang dari perawatan cedera tulang belakang meliputi:

- Meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup.

- Mengurangi risiko kondisi kesehatan kronis berkelanjutan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved