Lifestyle

Dokter Wawan Wanti-wanti Cedera Saraf Tulang Belakang karena Berakibat Fatal

Dokter Wawan Mulyawan mengimbau masyarakat hati-hati dalam beraktivitas, jangan sampai cedera di saraf tulang belakang karena bisa berbahaya.

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Valentino Verry
zoom-inlihat foto Dokter Wawan Wanti-wanti Cedera Saraf Tulang Belakang karena Berakibat Fatal
Warta Kota/ign agung nugroho
Dokter Wawan Mulyawan ahli bedah saraf tulang mengimbau masyarakat untuk hati-hati saat beraktifitas agar menghindari cedera pada tulang bagian belakang.

- Memulihkan beberapa fungsi saraf pada cedera parsial.

Jika hal itu diabaikan, bisa menimbulkan komplikasi jangka panjang dari cedera tulang belakang tersebut.

Komplikasinya, yakni:

- Ketidakmampuan untuk mengatur tekanan darah atau suhu tubuh.

- Peningkatan risiko masalah jantung atau paru-paru.

- Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus.

- Kelumpuhan pada lengan atau kaki.

- Sakit terus-menerus.

- Spastisitas, kontraktur sendi.

- Disfungsi seksual.

Rehabilitasi medik pasca cedera saraf tulang belakang

Kebanyakan orang dengan cedera tulang belakang memerlukan beberapa bentuk rehabilitasi fisik, atau terapi, baik dengan rawat inap (selama dirawat di rumah sakit) atau rawat jalan (setelah dirawat di rumah sakit).

Rehabilitasi dapat membantu pasien cedera saraf tulang belakang untuk :

- Belajar menggunakan alat bantu seperti alat bantu jalan/ walker atau kursi roda.

- Memperoleh kembali kekuatan dan mobilitas di area tubuh dengan fungsi saraf.

- Memulihkan kemampuan untuk aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan minum sendiri , berpakaian dan ke toilet.

Dokter Wawan menyebut, alat prostesis yang merupakan alat pengganti tangan atau kaki buatan, cukup andal untuk membantu aktifitas pasien mengatasi cedera saraf tulang belakang. 

"Sebuah prostesis saraf dapat menggantikan fungsi yang hilang seperti prostesis lengan atau kaki," katanya.

Pencegahan Cedera Saraf Tulang Belakang

Risiko terkena cedera saraf tulang belakang dapat dikurangi dengan:

- Mengemudi mengenakan sabuk pengaman.

- Menghindari bahaya jatuh seperti tangga atau lantai kamar mandi yang licin.

- Mengenakan alat pelindung selama olahraga, jika dibutuhkan.

- Tidak melakukan aktivitas fisik atau olahraga ekstrim seperti mendaki tebing, bersepeda gunung  dan lain-lain pada orang usia lanjut, terutama wanita menopause.

Apakah cedera saraf tulang belakang bisa cacat permanen?

Menurut dokter Wawan hal itu bisa terjadi. "Jika yang terjadi adalah cedera sumsum tulang belakang yang komplit atau lengkap,  cacat atau kelumpuhannya akan permanen," katanya.

Namun,  jika cedera tidak permanen, dalam arti hanya sebagian saraf sensorik, motorik atau otonom yang rusak alias  tidak lengkap, masih  memungkinkan beberapa perbaikan fungsional dari waktu ke waktu. 

"Biasanya tindakan operasi atau obat kortikosteroid  yang terlambat dalam hitungan jam atau hari dapat menyebabkan cedera yang incomplete  atau tidak lengkap menjadi permanen. Karena itu, dalam penanganan cedera saraf tulang belakang ada istilah time is essential," kata dokter Wawan.

Sumber: Warta Kota
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved