Lifestyle

Dokter Wawan Wanti-wanti Cedera Saraf Tulang Belakang karena Berakibat Fatal

Dokter Wawan Mulyawan mengimbau masyarakat hati-hati dalam beraktivitas, jangan sampai cedera di saraf tulang belakang karena bisa berbahaya.

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Valentino Verry
zoom-inlihat foto Dokter Wawan Wanti-wanti Cedera Saraf Tulang Belakang karena Berakibat Fatal
Warta Kota/ign agung nugroho
Dokter Wawan Mulyawan ahli bedah saraf tulang mengimbau masyarakat untuk hati-hati saat beraktifitas agar menghindari cedera pada tulang bagian belakang.

Karena, begitu banyak kerusakan yang muncul setelah cedera awal, maka menjadi penting proses-proses kecepatan dan ketepatan penanganan untuk mempertahankan sebanyak mungkin fungsi saraf sensorik, motorik dan otonom. 

"Dalam beberapa menit setelah kecelakaaan atau cedera, jika tidak segera ditangani, menyebabkan pengiriman nutrisi dan oksigen yang tidak cukup ke sel saraf, dan sel sarf akhirnya mati permanen," ujar dokter Wawan.

Baca juga: UPDATE Tinggi Muka Air Seluruh Pintu Air di Jakarta, Bogor dan Depok pada Jumat 24 Desember 2021

Ia menambahkan, ketika sel saraf di sumsum tulang belakang, akson, atau astrosit cedera, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, bahkan akan bisa merusak dirinya sendiri (self-destruction) akibat memproduksi bahan kimia beracun yang disebut zat radikal bebas.

Sedangkan akibat lanjut dari cedera Saraf Tulang belakang, seperti diketahui, sel saraf pusat yang ada di sumsum tulang belakang, jika mati tidak bisa berregenerasi alias tidak bisa digantikan sel baru.

Karenanya, yang muncul adalah kondisi kerusakan yang kompleks dan makin memburuk. 

Sehingga jika sel saraf di sumsum tulang belakang mati karena mati langsung atau mati akibat lambat atau salahnya penanganan akan menyebabkan fungsi-fungsi saraf sensorik untuk merasakan rasa nyeri hilang. 

Demikian juga fungsi saraf motorik (gerak) juga bisa hilang, sehingga lengan dan tangan atau tungkai dan kaki menjadi lemah bahkan lumpuh.

Dan jika empat alat gerak lumpuh disebut tetraplegia, jika hanya kedua kaki yang lumpuh disebut paraplegia. 

"Jika saraf otonom yang rusak, maka konsekuensinya bisa terjadi gangguan buang air kecil atau buang air besar, suhu tubuh, tekanan darah dan sistem sirkualasi darah bahkan pada laki-laki bisa menyebabkan alat vitalnya tidak bisa ereksi," kata dokter Wawan.

Ia menambahkan, orang dengan cedera di atas tulang leher bagian atas bahkan memerlukan alat bantu nafas (ventilator) untuk tetap bisa bernapas.

Dan akibat tambahan dari cedera saraf tulang belakang bisa berlanjut menyedihkan.

Baca juga: KH Miftachul Akhyar Sosok Humanis yang Bakal Bikin Adem PBNU, Terpilih karena tak Ada yang Mau

Cedera tulang terlalu lama berbaring karena lumpuh akan menyebabkan luka akibat tubuh menekan alas tidur atau disebut decubitus, juga mudah terkena infeksi yang biasanya menyerang sistem paru-paru  dan saluran kencing.

"Bahkan, pada beberapa kasus bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah yang dapat  mengancam nyawa," ujar dokter Wawan.

Lalu bagaimana cedera saraf tulang belakang didiagnosis?

Pada fase akut, dokter akan memastikan terlebih dahulu apakah cedera saraf tulang belakang tidak mempengaruhi pernapasan atau detak jantung yang berakibat dapat menyebabkan kematian cepat.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved