Dijuluki Paparazzi, Kelompok Penguntit Berujung Penembakan di Exit Tol Bintaro, Tujuan Memeras
"Mereka mengaku-ngaku wartawan untuk mengancam sasarannya. Tujuannya ya memeras, untuk mendapat uang," kata SA.
Penulis: Budi Sam Law Malau | Editor: Budi Sam Law Malau
Saat itu, Ipda OS mendengar suara satu kali tembakan yang mengaku polisi.
Baca juga: Reuni 212, Polres Tangsel Sekat 2 Titik Jalan
Baca juga: Misi Balas Dendam The Minions Tuntas, Tumbangkan Juara Olimpiade Tokyo 2020
Baca juga: Seksi dan Elegan, Anggun C Sasmi Pamer Kenakan Swimsuit Bikini dan Pemotretan di Negara Afrika
Kemudian mobil korban disebut hendak menabrak saksi sehingga Ipda OS mengeluarkan tembakan dan mengenai dua korban yakni PP dan MA.
"Berdasarkan keterangan sementara, terjadi peristiwa ribut disitu, lalu dengar satu tembakan mengaku polisi. Kemudian keterangan saksi mau ditabrak dan terkena tembakan dua kali yang mengenai korban," jelas Tubagus.
Menurut Tubagus, akibat peristiwa itu dua orang alami luka tembak. Kemudian setelah dilarikan ke Rumah Sakit Kramat Jati satu korban inisial PP meninggal dunia karena luka tembak.
Paparazzi
Namun dalam keterangan melalui konferensi pers itu, Tubagus tak menjelaskan apa maksud dan tujuan para korban penembakan membuntuti O.
Diketahui korban membuntuti O sejak keluar dari Hotel Kedaton di Sentul, Bogor.
Informasi yang dihimpun Warta Kota, menyebutkan ada tiga mobil yang membuntuti O sejak keluar dari Hotel Kedaton, Sentul, Bogor.
"Informasinya awalnya 3 mobil, tapi gak tahu berapa orang. Tapi MA dan PP ini bersama rekan-rekannya memang kerjaannya mengintai dan membuntuti orang seperti PNS, pejabat negara atau swasta dan dicari kesalahannya. Lalu diancam dan diperas," ujar SA, warga Bekasi yang juga wartawan dan tahu tentang modus kelompok PP dan MA ini.
SA enggan namanya disebutkan dengan jelas dan meminta dirahasiakan. Namun ia mempersilakan Warta Kota, menuliskan informasi yang diketahuinya.
Ia membeberkan bahwa kelompok MA dan PP serta semua rekannya yang tinggal di Bekasi biasa disebut paparazzi, berdasarkan cara kerjanya ini. "Mereka juga mengaku-ngaku wartawan. Semua wartawan tahulah apa yang disebut paparazzi itu, ya meras," katanya.
"Mereka terutama mengintai dulu pejabat atau yang dianggap bisa diperas, jika sasarannya berselingkuh atau main perempuan di hotel atau tempat hiburan, itu sasaran mereka akan memfotonya dengan ponsel," kata SA.
Kawanan ini katanya lalu akan memeras sasarannya itu. Jika tidak diberi akan mengancam bahwa semua yang dilakukannya akan dipublikasikan lengkap dengan foto-foto, atau diadukan ke keluarga.
SA mengaku sedikit banyak mengetahui bagaimana proses peristiwa penembakan di exit Tol Bintaro, dan sangat maklum jika polisi belum mentersangkakan Ipda OS. "Sebab sangat mungkin Ipda OS membela diri atau membela masyarakat yang terancam keselamatannya," kata SA.
Menurut SA ia mendapat informasi semua proses peristiwa itu, dari salah satu rekannya yang juga pernah menjadi bagian kelompok paparazzi.