Tunjuk Bambang Pacul Jadi Ketua Komisi III DPR, PDIP Dinilai Ingin Amankan Sesuatu yang Strategis

Atas hal itu, dirinya menilai ada kepentingan lain dari PDIP terkait penempatan Bambang Pacul sebagai ketua Komisi III DPR.

Kompas.com/Haryati Puspa Sari
Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto dikabarkan dirotasi dari Komisi VII menjadi Ketua Komisi III DPR, menggantikan Herman Hery. 

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Jamiluddin Ritonga, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul mengatakan, penunjukan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul sebagai Ketua Komisi III DPR, menimbulkan spekulasi.

Sebab, selama kepemimpinan Herman Hery di Komisi III, dirinya menilai Komisi yang memiliki ruang lingkup Hukum, HAM dan Keamanan itu tidak pernah memiliki laporan yang kontroversial.

"Pelaksanaan fungsi anggaran, legislasi, dan pengawasan juga berjalan normal."

Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Indonesia Masih Nihil, Kuning Berkurang Jadi 480, Oranye Kosong

"Ini artinya, dilihat dari pelaksanaan fungsi DPR RI, kinerja Komisi III dapat berjalan relatif baik," kata Jamiluddin, Kamis (18/11/2021).

Terlebih, kata dia, latar belakang pendidikan Bambang Pacul yang menggantikan Herman Hery juga tidak berkaitan dengan bidang Komisi III DPR.

"Bambang Pacul merupakan lulusan S1 bidang Teknik Kimia UGM dan S2 bidang Strategy dari Prasetya Mulya."

Baca juga: BPOM Izinkan Penggunaan Darurat Vaksin Novavax, Efikasi Hingga 100 Persen pada Kasus Sedang-Berat

"Karena itu, dilihat dari pendidikan Bambang Pacul sebenarnya sangat tidak pas ditempatkan di Komisi III DPR RI," ulasnya.

Atas hal itu, dirinya menilai ada kepentingan lain dari PDIP terkait penempatan Bambang Pacul sebagai ketua Komisi III DPR.

Kata dia, PDIP ingin mengamankan hal strategis di bidang Komisi III DPR, dengan ditunjuknya Bambang Pacul sebagai ketua Komisi.

Baca juga: DAFTAR Terbaru Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Bertambah Jadi 34, Tak Ada di Jawa dan Bali

"Kemungkinan untuk mengamankan hal-hal strategis yang berkaitan dengan bidang Komisi III."

"PDIP tampaknya ingin mengamankan hal-hal yang berkaitan dengan hukum, HAM, dan keamanan," ucap Jamiluddin.

Jamiluddin menyatakan, Bambang Pacul ditunjuk sebagai ketua Komisi III DPR, karena yang bersangkutan merupakan orang kepercayaan Ketua DPR Puan Maharani.

Baca juga: UPDATE Vaksinasi Covid-19 RI 19 November 2021: Suntikan Pertama 133.402.051, Dosis Kedua 87.960.117

Namun, Jamiluddin tidak menjelaskan secara detail terkait hal strategis yang ia maksud.

"Penempatan Bambang Pacul menjadi Ketua Komisi III secara politis menjadi tepat karena orang kepercayaan Puan Maharani."

"Karena itu, Bambang Pacul diharapkan dapat mengamankan kepentingan partainya di bidang hukum, HAM, dan keamanan," tuturnya.

Belum Ada Perintah

Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto menanggapi kabar dirinya dirotasi dari Komisi VII menjadi Ketua Komisi III DPR, menggantikan Herman Hery.

"Belum ada perintah, kawan."

"Apa pun, terima kasih," kata Bambang Pacul, sapaan karibnya, kepada wartawan, Jumat (19/11/202).

Baca juga: Relawan Jokowi: Menteri yang Sudah Berpikir Jadi Capres-Cawapres Tidak Tahu Malu dan Tak Berakhlak

Sebelumnya, Fraksi PDIP merotasi Herman Hery yang semula menjabat Ketua Komisi III DPR, kini dipindahkan ke Komisi VII.

Hal tersebut sebagaimana disampaikan Ketua Fraksi DPR PDIP Utut Adianto saat dikonfirmasi.

"Betul dipindah dari III ke VII per tanggal 16 November," kata Utut, Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Kuasa Hukum Ahmad Farid Okbah: Berarti BIN Kecolongan Membiarkan Teroris Masuk Istana

Utut mengatakan, di Komisi VII, Herman tidak menduduki posisi pimpinan komisi, melainkan anggota.

Dia juga mengatakan alasan pemindahan Herman ke Komisi VII.

"Ini tour of duty. Tour of duty biasa," tambahnya.

Baca juga: Santer Menantu Luhut Pandjaitan Bakal Jabat Pangkostrad, Jenderal Dudung Abdurachman: Belum Tahu

Soal pengganti Herman, Utut mengatakan hal tersebut akan segera diumumkan.

"Biar nanti yang umumkan Ketua DPR RI," ucapnya.

Pengganti Herman sebagai ketua disebut merupakan Sekretaris Fraksi PDIP Bambang Wuryanto.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Indonesia 17 November 2021: 522 Orang Positif, 458 Pasien Sembuh, 13 Meninggal

Anggota DPR Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno tidak membantah Bambang Pacul, sapaan karib Bambang, akan menggantikan posisi Herman.

"Benar," kata Hendrawan dikonfirmasi, Kamis (18/11/2021).

Rekaman Suara Mirip Bambang Pacul Beredar, Ancam Mundur Jika PDIP Pilih Ganjar Pranowo Jadi Capres

Sebuah rekaman berdurasi 3 menit 46 detik beredar di kalangan awak media.

Rekaman itu diduga berisi suara Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.

Dari rekaman yang diterima Tribunnews, Bambang Pacul mengatakan siapapun calon presiden di Pilpres 2024 mendatang, wakilnya adalah Puan Maharani.

Baca juga: Bantah Bikin Daftar Pegawai KPK yang Harus Diwaspadai, Firli Bahuri Mengaku Tak Punya Kepentingan

"Teh botol Sosro, apapun makanannya, Puan Maharani wakilnya."

"Siapapun calon presidennya, wakilnya PM (Puan Maharani)," ucap suara yang diduga Bambang Pacul dari rekaman tersebut yang dikutip Tribunnews, Jumat (4/6/2021).

Bahkan di akhir rekaman suara, Bambang Pacul mengancam akan mundur apabila nantinya PDIP mencalonkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Baca juga: Perpres 47/2021 Terbit, MenPANRB Kini Bisa Dibantu Wakil Menteri

"Kalau rekom jatuh ke Ganjar, Bambang Pacul mengundurkan diri dari jabatannya," ucap suara diduga Bambang Pacul.

Berikut ini isi transkrip rekaman suara berdurasi 3 menit 46 detik yang diduga merupakan suara dari Bambang Pacul:

Teh botol sosro, apapun makananannya Puan Maharani wakilnya, siapapun calon presidennya, wakile (wakilnya) PM (Puan Maharani).

Kita punya partai sendiri kok. Punya golden tiket, nyalon dewe iso kok (nyalon sendiri bisa) kok.

Kene njaluk wakil mosok ora iso (kita minta wakil masa tidak bisa).

Pemilihan presiden itu apa, kalau kita hanya menurunkan pada level wapres, Gerindra dijadikan presiden dari PDIP senang tidak? Seneng to pak. Happy happy to pak.

Teorine sopo (teorinya siapa)? Koyo ngono ko dikekne wong liyo (kayak gitu kok dikasih orang lain), dia (Ganjar) itu siapa?

Sampeyan punya perusahaan, CEO mu top, emang kamu dapat warisan dari CEO mu. Gak akan to mas, warisan ya ke anaknya. Mbahnya sangkil apa.

Ya kalau belum ada yang lain, ya dia (Ganjar) sendiri yang mau meluncur ke atas.

Yang lain belum ada cerita. Puan Maharani cerita apa wong crito ora oleh (tidak boleh)? Tetep wae (tetap saja) surveine (surveinya) rendah.

Pokoke rumus (rumusnya) Puan Maharani Teh Botol Sosro. Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro. Ya to?

Siapapun calon presidennya, wakile PM. Masuk akal ra? (Masuk akal tidak?) Apakah presidene Ganjar wakile Puan? Ya ga bener.

Dalam soal capres, DPD PDI Perjuangan tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar.

DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar. Dalam hal pencalonan presiden.

Apa yang dilakukan DPD PDIP? Menunggu titah ketua umum. Kita sudah mempersiapkan. Kenapa? Saya akan ajak bicara ketua umum, saya jelaskan.

“Ora cul, iki aku intine Ganjar yang akan saya kasih rekomendasi”. Mohon izin bu saya mengundurkan diri.

Berani cul, berani, kenapa takut? Ngko nek Ganjar dikei (nanti kalau Ganjar diberikan) rekomendasi.

Kemungkinan iki ono ora (Kemungkinan ini ada tidak)? Ya ada, tapi nol koma nol nol persen (0,00%).

Sih ono (selama masih ada) Mbak Puan ra iso No (tidak bisa dong), teorine sopo (teori siapa)?

Lha dulu Pak Jokowi bisa. Lha dulu Mbak Puan sih indil-indil (imut-imut). Saiki ora iso (kalau sekarang tidak bisa).

Semua lorong kekuasaan Istana tahu, semua lorong di Senayan tahu, kurang opo (kurang apa)?

Kekuasaan republik itu hanya ada di dua titik, Senayan dan Istana.

Mbak Puan pernah bergerak di dua lorong itu kok, pengalamane wis duwe (sudah punya). Elite-elite wis kenal kabeh (sudah kenal semua), lebih gampang untuk berembuk.

Nanti kalau saya menegur, dia (Ganjar) marah.

"Memang kamu siapa Cul negur-negur aku? Sing iso negur aku ki Bu Mega." Kan ngono cocote dekke (Kan begitu mulutnya dia/Ganjar).

DPD dan Ganjar beda pendapat. Ben sing biji (biar yang menilai) ketua umum.

Nek aku dikei (kalau saya diberi) kewenangan yo tak (ya akan) tarung, tarung. Aku ra peduli (enggak peduli).

Ning tak kei reti sampeyan semua (tapi saya beritahu kalian semua). Kalau rekom ke Ganjar, Bambang Pacul mengundurkan diri dari jabatannya.

Satrio (ksatria) pak. Ora sudi aku didadekne (tidak sudi aku jadi) wong edan (orang gila).

Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews sudah berusaha mengkonfirmasi rekaman suara tersebut ke Bambang Pacul melalui pesan aplikasi WhatsApp, namun pesan itu hanya di-read (checklist dua warna biru).

Begitu pula dengan konfirmasi kepada jajaran DPP PDIP, mulai dari Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat, hingga Wasekjen DPP PDIP Arif Wibowo juga belum ditanggapi. (Rizki Sandi Saputra)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved