Manusia Silver
Satpol PP Kota Bekasi Sebut Pembinaan yang tak Jelas Membuat Manusia Silver Kembali ke Jalan
Kepala Satpol PP Kota Bekasi Abi Hurairoh menyatakan pembinaan menjadi kendala mengatasi manusia silver. Sebab tak ada dinas atau instansi berwenang.
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: Valentino Verry
Kemudian di Depok dan Tangerang Selatan kurang lebih ada sebanyak 200 keluarga manusia silver yang ditemukan.
"Itu temuan di lapangan dan data yang dihimpun dari berbagai pihak, jumlah keluarga manusia silver melonjak karena faktor ekonomi," katanya, Selasa (28/9/2021).
Arist melanjutkan, sebelum pandemi Covid-19 angka keluarga manusia silver di tiga wilayah tersebut mendekati 100 keluarga.
Namun kini jumlahnya melonjak dua kali lipat lebih.
Baca juga: Sudah Dikirimi Surat Somasi dan Diperiksa Polisi, Benarkah Anak Nia Daniaty Masih Mencari Korban?
Faktor terjadi lonjakan katanya karena banyak warga di DKI, Depok, dan Tangerang Selatan kehilangan pekerjaan.
Sehingga mereka memilih untuk menjadi manusia silver daripada harus menganggur atau berdiam diri di rumah.
Diantaranya kata dia, sopir angkot dan pedagang kaki lima yang beralih profesi sebagai manusia silver di DKI, Depok dan Tangsel.
"Mereka terpaksa berpindah profesi sebagai keluarga manusia silver karena kebutuhan sehari-hari," tuturnya.
Arist meminta kepada Pemerintah Pusat untuk mencari solusi agar masalah ini terus berkepanjangan.
Mengingat ada beberapa anak yang dikorbankan untuk dieksploitasi menjadi manusia silver demi meraup pundi-pundi rupiah.
Karena yang dikhawatirkan kalau masalah ini dibiarkan maka keluarga manusia silver akan terus bertambah banyak.
"Apa itu karena pandemi Covid-19 atau karena masalah kemiskinan yang tak teratasi," ujarnya.
Baca juga: Kelurahan Kota Bambu Selatan Sulap Limbah Sampah Daun Kering, Nasi dan Sayuran Jadi Pupuk
Sebelumnya, sejumlah orang tua menjadi manusia silver banyak yang mengajak anaknya untuk mengamen di lampu merah.
Kasus ini menjadi sorotan bagi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Pa) karena adanya dugaan eksploitasi anak.
Arist menjelaskan, di DKI Jakarta ada sebanyak 189 keluarga manusia silver yang tercatat sampai September 2021.
"Mereka hidup di jalanan, rumah kardus tinggal di kolong jembatan," ujar dia melalui keterangan tertulis pada Selasa (28/9/2021).