Densus 88

Densus 88 Trending, Pada Saat Bersamaan Kimia Farma Pecat Karyawan yang Ditangkap Densus 88

Densus 88 trending menyusul penangkapan 4 terduga teroris di Jakarta dan Bekasi.Nah dari 4 anggota teroris, bekeja di Kimia Farma dan sudah dipecat

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi Anggota Densus 88 membawa tersangka teroris dari Makassar, setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/2/2021). Densus kini menangkap 4 anggota teroris di Jakarta dan Bekasi, satu diantaranya karyawan Kimia Farma yang kini sudah dipecat 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Densus 88 trending menyusul penangkapan empat terduga teroris di Jakarta dan Bekasi.

Nah dari empat anggota teroris, satu diantaranya bekerja di perusahaan BUMN, Kimia Farma.

Penangkapan itu memunculkan pujian pada Densus 88 yang berhasil bekerja dalam senyap untuk memutus jaringan teroris yang mengincar Indonesia melalui jaringan Jamaah Islamiyah (JI).

Baca juga: Terlibat Dugaan Teroris Karyawan Kimia Farma Diskorsing, Jika Terbukti Bersalah Ini Sanksi Beratnya

Baca juga: Ternyata Ada Narapidana Kasus Teroris yang Menjadi Korban Kebakaran di Lapas Kelas I Tangerang

Dan kabar terbaru, PT Kimia Farma (Persero) Tbk mamastikan telah memecat karyawannya berinisial S yang jadi terduga teroris dan anggota JI.

S ditangkap Densus 88 Anti Teror Polri pada Jumat (10/9/2021).

Lingkungan rumah penangkapan tersanga teroris inisial SH pada Jumat (10/9/2021).
Lingkungan rumah penangkapan tersanga teroris inisial SH pada Jumat (10/9/2021). (Warta Kota)

Direktur Umum & Human Capital Kimia Farma Dharma Syahputra mengatakan, Kimia Farma tidak mentolerir setiap perilaku atau indikasi perilaku karyawan yang mengarah kepada kegiatan terorisme, radikalisme, dan gerakan separatisme.

Baca juga: Bakal Beroperasi di Juni 2022, LRT Jabodebek Dilengkapi 18 Stasiun dan Ramah Penyandang Disabilitas

Berikut cuitan netizen terkait Densus 88

@BaskoroKata: Wasapada...jgn beri donasi pd teroris!

@_Lin_Apr1lia: Stlh pjabat K.Steel, Densus 88 tangkap pjabat K.Farma yg mjd teroris JI. Bkn lg kotak amal tp mgunakn Dana CSR dr brbagai BUMN. Bahkan mereka sdh mbangun masjid Mandiri Syariah yg dgunakn sbg kamuflase sarang teroris. Erick Thohir hrs sgr brbnah mbersihkn BUMN dr sarang terorisme

@rubahh_15: Kita semua mendukung langkah Polri, Densus 88 dalam menumpas terorisme di Indonesia, jika kemudian ada narasi-narasi yang kontra produktif dengan apa yang dilakukan Pemerintah, Polri dan Densus 88 #KamiTidakTakutJI

@satu_pilihan: Tapi tidak usah takut, Densus 88 tidak pernah melonggarkan operasinya di berbagai daerah terkait jaringan teroris yang terus berusaha untuk melakukan berbagai persiapan aksinya

Baca juga: SOSOK Eko Supriyadi, Korban Kebakaran Lapas Kelas I Tangerang di Mata Temannya

@namanya_rindu: Polri melalui Densus 88 tidak pernah sekalipun diam, yang jelas, mereka terjaga saat kita tidur, dan mereka bergerak dalam senyap di tengah keseharian kita. #KamiTidakTakutJI

@OndeOnde_enak: Kerja-kerja Densus 88 adalah kerja2 agar Negara tetap aman dari serangan para teroris,agar kita sebagai Masyarakat tetap merasa aman dan tenang.Ingat pada medio bulan lalu, di mana lima puluh lebih teroris, yang mayoritas adalah anggota kelompok Jamaah Islamiyah #KamiTidakTakutJI

@H35TIY: Terimakasih densus 88

Pecat Karyawan Diduga Teroris

Direktur Umum & Human Capital Kimia Farma Dharma Syahputra mengatakan, Kimia Farma tidak mentolerir setiap perilaku atau indikasi perilaku karyawan yang mengarah kepada kegiatan terorisme, radikalisme, dan gerakan separatisme.

"Maka terkait dengan kasus oknum karyawan yang ditangkap Densus 88 (karena terduga teroris), kami sudah melakukan tidakan tegas dengan melakukan pemecatan terhadap oknum karyawan tersebut," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Update Covid-19: Kasus Aktif di Kota Bekasi Kian Turun, Prokes Ketat dan Vaksinasi juga Gencar

Karyawan Kimia Farma yang dipecat tersebut berinisial S. Ia ditangkap Densus 88 Anti Teror Polri pada Jumat (10/9/2021).

Ia mengatakan, pada dasarnya perusahaan dalam setiap proses rekrutmen dan pengembangan karyawan, telah sudah melakukan screening dan melakukan kegiatan edukasi yang terkait dengan wawasan kebangsaan dan anti radikalisme.

Sebagai upaya menghindari kembali terjadinya pemahaman radikal di lingkungan perusahaan, Kimia Farma memastikan proses screening dan kegiatan edukasi tersebut akan terus gencar dilakukan.

"Kami akan terus melakukan hal tersebut untuk memastikan hal ini tidak berkembang," kata Dharma.

Baca juga: Disentil Soal Pungli, Dirlantas Polda Metro Jaya Pamerkan Aplikasi Sinar

Kementerian BUMN buka suara

Sementara itu Kementerian BUMN memastikan mendukung langkah yang dilakukan Densus 88 terkait pegawai Kimia Farma yang diduga terlibat dalam tindakan terorisme.

"Kami juga sudah meminta kepada Kimia Farma untuk mendukung apapun yang dibutuhkan oleh aparat untuk mengetahui lebih detail setiap permasalahan ini," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga dalam keterangannya kepada media, Selasa (14/9/2021)

Ia menilai adanya pegawai Kimia Farma yang jadi terduga teroris bukanlah permasalahan sistem perekrutan karyawan di BUMN.

Lantaran karyawan Kimia Farma tersebut diketahui merupakan karyawan lama yang kemudian terpapar ideologi radikal.

Baca juga: Disentil Soal Pungli Samsat-Satpas, Dirlantas Polda Metro Pamerkan Aplikasi SINAR

“Jadi bukan soal perekrutan karyawannya, tetapi kemungkinan karyawan lama Kimia Farma tersebut terpapar ideologi radikal. Jadi kami soal rekrutmen karyawan BUMN terus memperbarui proses-prosesnya dan memang kita ketat terkait soal tersebut,” jelasnya.

Arya memastikan, bahwa tidak ada pemakaian dana CSR perusahaan BUMN yang digunakan untuk mendukung radikalisasi atau tindakan terorisme.

Sebab menurutnya, di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir saat ini, telah di buat sistem untuk program CSR sehingga peruntukkannya jelas.

 "Dengan sistem ini, kami dapat mengetahui di mana lokasi pemberian CSR dan untuk apa CSR tersebut diberikan. Jadi kalau untuk radikalisasi, kecil kemungkinannya," kata dia.

Terkait Penangkapan 

Seperti diketahui, Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror Polri menangkap empat terduga teroris masing-masing berinisial MEK, S, SH, dan T alias AR pada Jumat (10/9/2021).

Mereka di wilayah Bekasi, Jawa Barat dan Petamburan, Jakarta Barat.

Baca juga: Warga Antusias Ikut Vaksinasi Covid-19 di Masjid Al Hikmah Tanah Tinggi Tangerang

Dari keempat terduga teroris itu, salah seorang di antaranya yakni S merupakan pegawai perusahaan BUMN yaitu PT Kimia Farma.

Kabag Banops Densus 88 Kombes Aswin Siregar, mengatakan terduga teroris berinisial S tergabung dalam kelompok Perisai Nusantara Esa pada 2018.

Perisai Nusantara Esa merupakan sayap organisasi Jamaah Islamiyah dalam bidang advokasi. Di Perisai Nusantara Esa, terduga S berperan menggalang dana.

"Terduga S alias MT adalah anggota fundraising Perisai pada tahun 2018," kata Aswin dikutip dari Tribunnews.com pada Selasa (14/9/2021).

Aswin mengatakan, pada 2020 S juga pernah menjadi pembina Perisai Nusantara Esa.

Selain itu, lanjut Aswin, S juga tergabung dalam Tholiah Jabodetabek.

Tholiah merupakan bidang pengamanan orang dan aset milik Jamaah Islamiyah.

Baca juga: Direktorat Lantas Polda Metro Jaya Gunakan Aplikasi SINAR, SIONDEL, dan SIGNAL untuk Menyegah Pungli

"Anggota Tholiah Jabodetabek saat kepemimpinan Hari," ucap Aswin.

Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan penangkapan terhadap S tidak ada hubungannya dengan statusnya sebagai pegawai PT Kimia Farma.

"Kaitannya dari penangkapan S bukan masalah profesi, tapi dari perbuatan yang bersangkutan dan perbuatan tersangka," ucap Ramadhan.

Adapun PT Kimia Farma dalam keterangan persnya tidak membantah kabar mengenai penangkapan karyawannya itu.

"Perusahaan langsung melakukan penelusuran untuk memastikan informasi tersebut. Dari hasil penelusuran, salah satu terduga berinisial S merupakan karyawan Kimia Farma," tulis keterangan Kimia Farma, Senin (13/9/2021).

Baca juga: Survei Save the Children Temukan 7 dari 10 Anak di Indonesia Jarang Belajar Selama Pandemi Covid-19

Direktur Utama PT Kimia Farma Tbk, Verdi Budidarmo menjelaskan perusahaan sudah memberlakukan skorsing dan pembebasan tugas sementara waktu selama menjalani pemeriksaan oleh pihak yang berwajib, terhitung sejak 10 September 2021.

"Apabila karyawan tersebut terbukti bersalah secara hukum, maka akan dikenakan sanksi pelanggaran berat sesuai peraturan perusahaan yang berlaku berupa Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan tidak hormat dan otomatis sudah tidak menjadi bagian dari perusahaan," ucap Verdi.

Namun, jika yang bersangkutan tidak terbukti bersalah atas dugaan terlibat dalam jaringan terorisme, Verdi memastikan PT Kimia Farma akan mendukung pemulihan nama baiknya.

Kimia Farma juga menegaskan pihaknya tidak menoleransi aksi radikalisme dan terorisme dalam bentuk apa pun. Termasuk di internal perusahaan.

Baca juga: LRT Jabodebek Miliki 18 Stasiun dengan Fasilitas Modern

"Kimia Farma sangat mendukung sepenuhnya upaya aparat penegak hukum guna memerangi terorisme di seluruh lingkungan perusahaan,” kata Verdi.

“Dan mendukung upaya aparat penegak hukum untuk memproses secara hukum atas tindakan yang dilakukan oleh oknum karyawan tersebut sesuai dengan hukum yang berlaku.”

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved