Pilpres 2024

Tensi Politik Memanas, Baliho 'Palsu' Anies Terpasang, Geisz: Anies Tidak Jualan Baliho kayak Mereka

Geisz menganggap, pemasangan baliho misterius itu dilakukan pihak tertentu dengan keinginan untuk menjatuhkan Anies Baswedan

Editor: Feryanto Hadi
Ist
Baliho bergambar Anies Baswedan yang tesebar di media sosial 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Aktivis pendukung Anies Baswedan, Geisz Chalifah memastikan foto sebuah baliho yang memajang gambar Anies Baswedan dibuat oleh pihak yang ingin menjatuhkan gubernur DKI Jakarta.

Gambar baliho tersebut muncul seiring dengan aksi demonstrasi sejumlah orang di Balai Kota yang mempermasalahkan gelaran Formula E yang akan berlangsung pada 2022 mendatang.

Adapun, aksi demo itu menyusul wacana hak interpelasi yang digulirkan oleh PDI Perjuangan dan Partai Solidaritas Indonesia.

Geisz menganggap, pemasangan baliho misterius itu dilakukan pihak tertentu dengan keinginan agar Anies terlibat seperti para tokoh lain yang memasang baliho di mana-mana.

Baca juga: Kiprah Letjen Dudung yang Disebut Calon Kuat KASAD, Pernah Jadi Loper Koran hingga Basmi Baliho HRS

Baca juga: Tidak Pasang Baliho, Peluang Sandiaga Uno Dinilai Makin Kuat Menuju 2024

"Mereka pingin Anies terlihat berperilaku seperti mereka; JUALAN BALIHO disaat pandemi seperti ini," tulis Geisz Chalifah di Twitter Minggu (5/9/2021).

Geisz menyebut, Anies selama ini berkonsentrasi untuk membuat kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.

Salah satunya dengan menurunkan tarif air bersih yang dilakukan beberapa hari lalu.

"Anies membuat kebijakan nyata. Menurunkan harga air bersih untuk keadilan sosial bukan majang baliho," ungkapnya

Baca juga: Anggota Ormas Ini Percaya Diri Aksi Memalaknya Direkam Pedagang: Mantap, Kami Preman, Silakan Share

Selain itu, kegiatan menata kota juga dilakukan Anies, misalnya mempercantik jembatan penyebarangan orang.

"Ga cuma Senen jadi keren, tapi Lenteng Agungpun yg udah dekat dengan Depok dibenahi. Ga cuma Sudirman Thamrin yg dipoles tapi Jagakarsa & Kemayoranpun punya lapangan sepakbola keren. Lalu OD nanya apa yg sdh dikerjakan Anies?" ungkap Geisz.

Survei Pilpres terbaru

Sebelumnya, Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) kembali meluncurkan hasil surveinya yang bertajuk Pandemi: Persepsi Publik dan Tren Politik Terkini.

Adapun hasil survei tersebut merupakan review termin ketiga survei berkala yang telah dilakukan
sebelumnya pada bulan Mei 2021.

Berdasarkan hasil survei CISA yang dimulai sejak tanggal 27-31 Agustus 2021 yang
menyasar 1.200 responden di 34 Provinsi secara proporsional melalui penarikan sampel
dengan menggunakan metode Simple Random Sampling dengan margin error 2,85 persen, diketahui tedapat tren pergeseran nama-nama potensial calon presiden 2024.

Nama Ganjar Pranowo menyodok di posisi teratas menggeser nama Anies Baswedan.

Baca juga: Berkaca Pilpres 2019, Prof Didik J Rachbini Ingatkan Kampanye Pilpres Jangan Jadi Ajang Permusuhan

Baca juga: Partai Gerindra Deklarasikan Dukungan Prabowo Subianto Jadi Capres dalam Pilpres 2024 di Lampung

Sementara, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono naik ke peringkat kedua.

Adapun nama Prabowo anjlok di urutan ke empat

“Terdapat 16,92 persen responden memilih Ganjar Pranowo yang membuatnya unggul dari semua kandidat setelah pada periode survei CISA sebelumnya didominasi oleh Anies Baswedan yang harus puas berada di posisi ketiga dan mendapatkan 16,75 persen," ujar Herry ucap Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA melalui siaran persnya pada Jumat (3/09/2021).

Sedangkan di posisi kedua masih dipegang oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang terus menunjukkan konsistensi kenaikan elektabilitasnya dengan meraup 16,83 persen,” imbuhnya

Baca juga: Jubir LBP Angkat Bicara setelah Beredar Luas Poster Deklarasi Dukungan Luhut Capres 2024

Menariknya, Airlangga Hartarto justru menunjukkan peningkatan signifikan terhadap elektabilitasnya sedangkan Prabowo Subianto mengalami penurunan.

“Prabowo Subianto justru menunjukkan penurunan elektabilitas dari bulan Mei 2021 dan hanya mendapatkan 10,08 persen. Sedangkan Airlangga Hartarto justru menunjukkan peningkatan signifikan dan meraih 7,58 persen disusul Ridwan Kamil 5,92 persen, Sandiaga Uno 5,08 persen, Muhaimin Iskandar 5 persen, Puan Maharani 3,67 persen serta yang Tidak Tahu/Tidak Menjawab sebanyak 12,17 persen,” terang Herry.

Disisi lain, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) hingga saat ini mendominasi peta elektoral parpol di Indonesia.

Baca juga: Partai Ummat Resmi Jadi Peserta Parpol di Pilpres 2024, Amien Rais: Terima Kasih kepada Pemerintah

“PDI-Perjuangan justru menunjukkan kenaikan elektabilitas sejak survei sebelumnya dan mendapatkan 24,58 persen. Kenaikan elektabilitas juga membuat Partai Demokrat konsisten di peringkat kedua dan meraih 18,75 persen. Hal yang sama juga menguatkan kembali Partai Golkar di posisi ketiga yang meraup 14,25 persen serta Partai Kebangkitan Bangsa yang mendapatkan 10,67 persen,” jelas Herry.

Mayoritas responden tidak puas kinerja pemerintah

Di sisi lain, dalam survei itu juga didapatkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia merasakan ketidakpuasan terhadap kinerja Pemerintah Jokowi dan Ma’ruf Amin selama Pandemi Covid-19 ini.

“Kinerja Jokowi dan Ma’aruf Amin dianggap belum optimal selama pandemi Covid-19 terutama pada kuartal III ini,” ucap Herry Mendrofa

Terdapat 47,17 persen responden yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap Jokowi, 38,58 persen yang Cukup Puas, 7,17 persen yang menyatakan Sangat Tidak Puas sedangkan hanya 3,91 persen yang Sangat Puas serta 3,17 persen responden yang Tidak Tahu/Tidak Menjawab.

“Preferensi kebijakan dan program yang diambil oleh Pemerintah seperti PPKM yang terus diperpanjang pada saat pandemi ini menjadi salah satu faktor ketidakpuasaan masyarakat,” ungkap Herry.

Namun, Herry menyebutkan bahwa publik juga mengapresiasi beberapa Menteri/Pejabat negara yang dianggap telah bekerja optimal selama pandemi Covid-19.

“Menteri PUPR mendapatkan 45,83 persen disusul Menteri Sosial 29,58 persen ada Menteri Perekonomian yang meraih 9,92 persen kemudian Menteri Kemaritiman dan Investasi 8,25 persen dan terakhir Menteri BUMN 6,42 persen,” sebutnya.

Baca juga: Survei Nasional SMRC: Tingkat Kepercayaan Publik Rendah, Nilai Kinerja Kejaksaan Semakin Buruk

Baca juga: Yunarto Geram kepada Buzzer yang Framming Hasil Survei Kepuasan kepada Pemerintah Seolah Tinggi

Sebaliknya publik juga menganggap bahwa masih ada Menteri/Pejabat Negara yang belum bekerja optimal.

“Sebanyak 31,25 persen memilih Menteri Perdagangan sebagai pembantu Presiden yang belum mampu memberikan kontribusi terhadap kinerja Pemeritah disusul Menteri Tenaga Kerja yang dipilih 26,41 persen, Menteri Perhubungan juga mendapatkan 23,42 persen,

Menteri Koperasi dan UMKM 14,25 persen serta Kepala Staf Kepresidenan dipilih 4,67 persen,” tutur Herry.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved