Tidak Pasang Baliho, Peluang Sandiaga Uno Dinilai Makin Kuat Menuju 2024

Pengamat Politik Hadi Suprapto dalam diskusi itu mengatakan, strategi pemasangan baliho sudah  tidak tepat bagi Sandiaga Uno.

Editor: Ahmad Sabran
Istimewa
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Republik Indonesia, Sandiaga Salahuddin Uno memanen jeruk di Desa Wisata Saribu Gonjong atau Sarugo yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat pada Sabtu (28/8/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Maraknya pemasangan baliho oleh para politisi yang diduga akan maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menjadi polemik di tengah masyarakat.

Sejumlah pengamat politik pun membahas ihwal Sandiaga Salahudin Uno yang tak menerapkan strategi tersebut.

Pembahasan tersebut bertajuk 'Mengapa Sandiaga S Uno Tidak Ada di Baliho?'. Diskusi digelar secara daring oleh Parwa Institute, Sabtu (4//9/2021).

Pengamat Politik Hadi Suprapto dalam diskusi itu mengatakan, strategi pemasangan baliho sudah  tidak tepat bagi Sandiaga Uno.

Sebab menurutnya, Sandiaga Uno sudah sadar bahwa posisi eksistingnya sudah kuat.

Menurutnya baliho bukanlah alat nomor satu untuk menaikkan popularitas dan dianggap kurang efektif di desa-desa.

"Dia itu pemain lama, terutama sempat menjabat sebagai Wakil Gubernur di DKI Jakarta, lalu maju Pilpres 2019 dan kini menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di kabinet. Dia sudah sadar bahwa posisi eksistingnya sudah kuat," ujar Hadi.

Baca juga: Realisasi Vaksinasi Covid-19 di Jakarta Kembali Lampaui Target, Sekda: Ini Kerja Sama Banyak Pihak

Lebih lanjut, Hadi menilai peluang Sandiaga Uno untuk maju ke Pilpres 2024 cukup terbuka lebar. Terlebih, Karena Kesukaan Rakyat terhadap sosok Sandiaga Uno Paling tinggi disemua survei.

Ia bahkan memperkirakan Jika Prabowo tidak ikut dalam kontestasi tersebut, maka Partai Gerindra Bisa saja amendorong Sandiaga Uno Sebagai Capres 2024.

"Apalagi kalau Prabowo tidak ikut, maka Gerindra akan dorong Sandiaga Uno. Karena dia yang paling potensial dan termasuk pemain lama muda energik, santun serta disukai emak emak," ucapnya.

Baliho, lanjutnya, bukan alat nomor satu untuk menaikkan popularitas.

"Apalagi baliho kurang efektif, karena cuma bisa efektif di wilayah strategis seperti pusat kota. Sedangkan untuk desa-desa belum tentu efektif," kata Hadi.

Baca juga: Tenaga Kesehatan Disuntik Vaksinasi Booster, Anies Baswedan Ingin Seluruh Nakes Terlindungi Ekstra

Direktur Eksekutif Parwa Institute, Justrianto juga menanggapi ihwal strategi Sandiaga Uno yang tak menggunakan baliho sebagai alat menaikkan popularitas. Justrianto menyebut Sandiaga Uno sedang memaksimalkan jabatan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Menparekraf.

"Saya melihat Sandi hari ini mencoba untuk bagaimana memaksimalkan dirinya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya," tutur Justrianto.

Dia menambahkan, Sandiaga Uno masih berada di posisi ketiga secara ektabilitas dengan jumlah 13,5 persen. Sedangkan, di Cartapolitika survey pada (8/8/2021), posisi Sandiaga Uno urutan keempat ada di 7,7 persen.

"Terkait tokoh-tokoh yang tidak melakukan start awal meningkatkan elektabilitas atau popularitas, perlu kita apresiasi. Karena tahun ini belum lah tahun politik. Kita tahu Bung Sandi masih tetap berada di lima survey ektabilitas lembaga survey," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved