Busyro Muqoddas: Ganti Cat Biru Pesawat Kepresidenan dengan Merah Ditinjau dari Aspek Apa?
Mantan Ketua KPK itu menilai, pengecatan ulang pesawat kepresidenan merupakan langkah absurd.
"Selain itu, proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri."
"Sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri, yang terdampak pandemi," jelasnya.
Baca juga: Ini Syarat Ibu Hamil Bisa Divaksin Covid-19, Salah Satunya Usia Kehamilan di Atas 13 Minggu
Heru menambahkan, pengecatan pesawat BBJ 2 bernuansa merah putih.
Ia berharap dengan pengecetan ulang pesawat kepresidenan, dapat memberikan kebanggan tersendiri bagi Indonesia.
"Diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," harapnya.
Baca juga: Politikus Bikin Poster Selamat untuk Greysia/Apriyani, Pengamat Bilang Tak Dongkrak Popularitas
Heru mengatakan, pesawat yang dicat ulang hanya BBJ2.
Pengecatan ulang pesawat dilakukan sekaligus perawatan berkala.
"Pesawat itu sudah 7 tahun, secara teknis memang harus memasuki perawatan besar, overhaul."
Baca juga: PPKM Level 4 Diperpanjang Lagi, Penyekatan di 100 Titik Terus Dilanjutkan Ditlantas Polda Metro Jaya
"Itu harus dilakukan untuk keamanan penerbangan," terangnya.
Heru mengatakan, pengeceaan dilakukan karena ada sebagian cat yang terkelupas sehingga harus diperbarui.
Warna pesawat dibuat merah putih sesuai bendera merah putih.
Baca juga: Mantan Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirdja Meninggal di RS Mayapada Lebak Bulus
"Mengenai cat, memang sekalian diperbarui, karena sudah waktunya untuk diperbaharui."
"Pilihan warnanya adalah warna kebangsaan, merah putih, warna bendera nasional," tuturnya.
Sumber di Istana membenarkan anggaran untuk mengecat ulang pesawat mencapai Rp 2 miliar.
Baca juga: Positivity Rate Covid-19 di Jakarta Menurun Jadi 13 Persen, Anies Baswedan: Jangan Merasa Sudah Aman
Harga tersebut hanya untuk satu pesawat saja, yakni BBJ 2.