CPNS 2021

Ini Hal Penting Dalam Latihan Soal Numerik TIU Untuk SKD CPNS 2021

Ini Hal Penting Dalam Latihan Soal Numerik TIU Untuk SKD CPNS 2021. Simak selengkapnya di dalam berita ini.

Youtube
Soal numerik CPNS 2021. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pelaksanaan CPNS 2021 akan segera berlanjut ke fase pelaksanaan SKD CPNS 2021

Hari ini, para pelamar CPNS 2021 sudah dapat mengetahui apakah mereka melaku ke SKD atau tidak. 

Hasil seleksi administrasi sudah mulai diumumkan mulai hari ini, Senin (2/8/2021) sampai dengan Selasa (3/8/2021). 

Para pelamar yang gugur di seleksi administrasi CPNS 2021 dapat mengajukan sanggah terhadap keputusan panitia. 

Baca juga: Pemain Sinetron Fahri Azmi Jalani Pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Barat, Ada Masalah Apa?

Bagi mereka yang lolos tahap administrasi, sudah saat semakin memperkuat materi SKD CPNS

Salah satu materi yang jadi momok adalah materi numerik TIU. 

Para pelamar CPNS harus benar-benar belajar detail agar dapat menyelesaikan soal TIU dengan baik dalam waktu cepat. 

Penyelesaian soal TIU numerik dengan cepat, mutlak harus bisa dilakukan pelamar CPNS 2021

Tahun 2021 ini ada 110 soal SKD yang harus dikerjakan dalam waktu 100 menit. . 

Peserta CPNS 2021 harus mampu mengerjakan 1 soal SKD dalam waktu 1,1 menit. 

Oleh karena itu peserta CPNS 2021 tidak bisa hanya belajar mengerjakan soal TIU. 

Baca juga: Selama Sebulan PPKM Darurat, Penumpang Bus di Terminal Kalideres Anjlok Sampai 80 Persen

Peserta CPNS 2021 juga harus belajar mengalokasikan waktu dalam pengerjaan TIU. 

Setidaknya mereka harus mampu mengerjakan soal TIU bentuk apapun dalam waktu di bawah 1,1 menit. 

Jika masih lebih dari 1,1 menit, maka berlatihlah terus agar bisa di bawah itu. 

Jika tidak mampu mengerjakan soal TIU di bawah 1,1 menit, maka para pelamar CPNS 2021 harus mencoba mengerjakan soal TWK maupun TKP dalam waktu lebih cepat sehingga sisa waktunya dapat digunakan untuk mengerjakan TIU. 

Salah satu cara mengerjakan TKP dengan waktu cepat adalah dengan cara tidak membaca soal, tetapi langsung melihat jawaban. 

Seleksi 3 jawaban terburuk, dan pilihlah 2 jawaban yang menurut kalian terbaik. 

Dengan cara menyeleksi 3 jawaban terburuk, setidaknya pelamar CPNS hanya tinggal mendapat skor 4 atau 5. 

Apabila menjawab 45 soal TKP dengan nilai 4, maka pelamar CPNS sudah dapat mengamankan skor 180. 

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 2 Agustus 2021: 22.404 Orang Jadi Pasien Baru, 32.807 Sembuh, 1.568 Wafat

Metode kerja semacam ini hanya dapat dilatih dengan sering mengikuti simulasi SKD CPNS

Simulasi SKD CPNS dapat diikuti di berbagai website online atau bimbingan belajar. 

Dengan mengikuti simulasi SKD CPNS, maka peserta CPNS 2021 bisa belajar mengalokasikan waktu dan mengetahui bagaimana pola terbaik dirinya dalam mengerjakan SKD. 

GUGUR KARENA TAK PAKAI JAS

Hasil seleksi administrasi CPNS 2021 sudah dapat dilihat mulai hari ini di sscasn.bkn.go.id, Senin (2/8/2021).

Bermacam penyebab gugur seleksi administrasi pun mulai kelihatan.

Bahkan, ada peserta yang gugur karena memakai jas dalam foto dengan latar belakang merahnya. 

Baca juga: Tiongkok Jadi Lima Negara Tujuan Utama Ekspor DKI Jakarta, Nilainya Mencapai USD 122,8 Juta

Rupanya, instansinya memberi syarat bahwa foto latar belakang merah harus mengenakan kemeja putih lengan panjang.

Selain itu, cukup banyak pula yang gugur karena menggunakan materai yang sama di lembar surat lamaran maupun surat pernyataan. 

 

NASIB SKOR SKD 

Sementara itu, pelamar CPNS 2021 harus memiliki mental agak berbeda dengan peserta CPNS 2021

Tahun 2019 lalu, dengan skor 350 - 380 seorang peserta sudah lolos dari SKD dan mengikuti SKB. 

Namun, tidak di SKD CPNS 2021

Persaingan skor SKD tampaknya akan berada di atas skor 350 untuk melenggang ke tes SKB. 

Baca juga: Anies Baswedan Beri Bukti Vaksin Covid-19 Ampuh, Begini Datanya

Hal ini merupakan efek dari ditingkatkannya passing grade TKP menjadi 166 atau melonjak 40 poin dari tahun 2019 lalu yang hanya 126. 

Penaikkan skor TKP itu juga diikuti dengan bertambah banyaknya soal TKP, dari 40 soal menjadi 45 soal. 

Oleh karena itulah skor SKD 350 tidak lagi termasuk skor besar. 

Dengan nilai TWK 90, TIU 90, dan TKP 166 saja, peserta CPNS 2021 sudah bisa memperoleh skor 146. 

Hal ini juga mengartikan bahwa persaingan skor di SKD CPNS 2021 akan jauh lebih besar ketimbang SKD CPNS 2019. 

Bukan tidak mungkin akan banyak peserta SKD CPNS 2021 memperoleh skor SKD di atas 400. 

Sebagai contoh seperti ini, jika tahun 2019 lalu seorang peserta SKD mendapat total skor 405, maka di tahun 2019 ini total skor peserta tersebut yang setara dengan tahun 2019 adalah 464. 

Begitu juga jika seorang peserta pada tahun 2019 lalu mendapat skor 320, maka tahun 2021 ini seharusnya ia bisa mencapai skor 380.

Sehingga kemungkinan nantinya skor SKD di angka 350, 360, bahkan 370 tidak tergolong skor yang tinggi seperti tahun 2019 lalu. 

Baca juga: Lowongan Kerja di Brain Academy Mulai dari Office Boy hingga Brand Manager, Simak Syaratnya

 

MINIMAL JUMLAH BENAR AGAR LOLOS PASSING GRADE

Passing grade SKD CPNS 2021 resmi ditingkatkan oleh Kemenpan RB.

Hal itu terungkap dalam konferensi pers BKN pada Kamis 29 Juli 2021. 

Passing grade yang ditingkatkan adalah di formasi umum untuk TKP, yakni 166 atau meningkat cukup tajam ketimbang tahun 2019 lalu yang hanya 126. 

Namun, peningkatan angka passing grade TKP ini diimbangi dengan jumlah soal yang bertambah sebanyak 10 soal ketimbang tahun sebelumnya.

Baca juga: Lolos ke Perempat Final, Anthony Sinisuka Ginting Bakal Tetap Fokus Saat Melawan Anders Antonsen

Sedangkan untuk TIU dan TWK masing-masing tetap di angka 80 dan 65. 

Lalu berapah jumlah soal benar yang harus didapat agar lulus SKD CPNS

Untuk TWK, minimal peserta harus bisa menjawab benar 13 soal. 

Sedangkan untuk TIU, minimal harus menjawab benar sebanyak 17 soal. 

Baca juga: Bikin Resah Masyarakat, Seleb TikTok Juy Putri Akui Semua Kesalahannya di Depan Publik

Nah, lalu apa saja kisi-kisi TKP SKD CPNS.  

1. Pelayanan Publik

Mampu menampilkan perilaku keramahtamahan dalam bekerja yang efektif agar bisa memenuhi kebutuhan dan kepuasan orang lain sesuai dengan tugas dan wewenang yang dimiliki. 

2. Jejaring Kerja

Mampu membangun dan membina hubungan, bekerjasama, berbagi informasi, dan berkolaborasi dengan orang lain secara efektif. 

3. Sosial Budaya

Mampu beradaptasi dan bekerja secara efektif dalam masyarakat majemuk, terdiri atas beragama agama, suku, budaya, dan lainnya. 

Baca juga: Nino Dapat Ponsel Bukti Pembunuhan Roy, Ini Sinopsis Ikatan Cinta Hari Ini, Kamis 29 Juli 2021

4. TIK

Mampu memanfaatkan teknologi informasi secara efektif untuk meningkatkan kinerjanya. 

5. Profesionalisme

Mampu melakukan tugas dan fungsi sesuai dengan tuntutan jabatan. 

6. Anti Radikalisme

Menjaring informasi dari individu tentang pengetahuan terhadap anti radikalisme , kecenderungan bersikap, dan bertindak saat menanggapi stimulus dengan beberapa alternatif yang sesuai. 

Ya, itulah bentuk-bentuk soal TKP SKD CPNS 2021 dan apa yang diharapkan pembuat soal. 

Sehingga para pelamar CPNS 2021 hanya tinggal mencari jawaban yang paling sesuai dengan apa yang diharapkan pembuat soal. 

RANGKUMAN LENGKAP SOAL CPNS DIMENSI PANCASILA

Apa itu dimensi realitas Pancasila? 

Apa itu dimensi idealisme Pancasila? 

Apa itu dimensi fleksibilitas Pancasila? 

Pelamar CPNS 2021 wajib paham betul mengenai dimensi Pancasila karena selalu muncul di setiap TWK SKD CPNS. 

Baca juga: Pemprov DKI Kini Wajibkan Pengunjung dan Karyawan Warteg Divaksin Covid-19

Oleh karena itu, soal serupa juga kemungkinan besar muncul di SKD CPNS 2021

Inilah rangkuman lengkap soal CPNS tentang dimensi Pancasila. 

Dimensi Pancasila diketahui ada tiga, yakni : 

1. Dimensi Realitas

Adaptasi nilai-nilai yang dijalankan dalam kehidupan nyata. 

2. Dimensi Idealisme

Pencerminan ideologi yang harus mampu memberikan harapan dan cita-cita kepada masyarakat. 

Baca juga: 2 Dosis Vaksin Sinovac Mampu Turunkan Risiko Kematian Akibat Covid-19 Hingga 98 Persen

3. Dimensi Fleksibilitas

Mencerminkan atau menggambarkan kemampuan suatu ideologi untuk memengaruhi dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. 

PASSING GRADE CPNS 2021

Sementara itu, BKN juga baru saja mengumumkan passing grade CPNS 2021

Untuk formasi umum, passing grade nya, yakni TWK 65, TIU 80, dan TKP 166. 

Untuk formasi disabilitas, TWK 65, TIU 60, dan TKP 166. 

Untuk formasi cumlaude, TWK 65, TIU 85, dan TKP 166. 

Untuk formasi Putra/putri Papua/Papua Barat, TWK 65, TIU 60, dan TKP 166. 

SOAL CPNS RADIKALISME

Apa saja tahap-tahap dalam radikalisasi? 

Pertanyaan seperti di atas sangat mungkin ke luar di dalam SKD CPNS 2021

Nah, lalu apa jawabannya. 

Dikutip dari buruhmigran.or.id,  menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, tahapan radikalisasi adalah pra-radikalisasi, identifikasi diri, indoktrinasi, dan jihadisasi.

Baca juga: Vaksin Keliling di RPTRA Amanah Terkendala, Banyak Warga Ambil Nomor Antrean Tapi Tidak Hadir

Pra-radikalisasi merupakan kehidupan sebelum terjadi radikalisasi.

Identifikasi diri adalah individu mulai mengidentifikasi diri ke arah radikalisme.

Indoktrinasi adalah kondisi dimana individu mulai mengintensifkan dan memfokuskan kepercayaannya. Hal ini bisa dilakukan melalui pertemuan langsung (offline), maupun tidak langsung atau melalui media (online).

Tahap terakhir adalah Jihadisasi, yaitu mulai mengambil tindakan atas keyakinannya seperti melalui aksi kekerasan ekstrim seperti melakukan teror.

Selain itu, masih banyak soal-soal lain menyangkut radikalisme.

Oleh karena itu para pelamar CPNS 2021 harus memahami betul berbagai hal menyangkut radikalisme. 

Mari kita mulai daftar soal CPNS menyangkut radikalisme : 

Baca juga: Sugiarto Sukamuljo Selalu Beri Semangat dan Harus Sendirian Saat Menyaksikan Marcus/Kevin Bertanding

1. Apa pengertian radikalisme? 

Radikalisme adalah suatu keinginan pada perubahan yang menentang keseluruhan yaitu struktur dasar dan fundamental. Yang secara politik diarahkan pada setiap gerakan atau tindakan yang ingin mengubah sistem
dari akarnya.

Tindakan radikalisme yang menginginkan perubahan dengan cara tindak kekerasan, kekejaman oleh seseorangan atau golongan sebagai usaha untuk mencapai suatu tujuan terutama tujuan tentang politik. Tujuannya untuk mengusung perubahan tapi tindakan seperti ini menggunakan kekerasan dan terror yang sangat merugikan orang lain.

2. Ciri-ciri orang terpapar radikalisme?

Dikutip dari buruhmigran.or.id,  Prof. Dr. Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ada proses tersendiri seseorang mengalami perubahan dari seseorang yang radikalis, ekstrimis, hingga menjadi teroris.

Menurut Irfan, Radikalisme mengalami perubahan secara total dan bersifat drastis. Radikalisme menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada, ciri-cirinya adalah mereka intoleran atau tidak memiliki toleransi pada golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis.  

Baca juga: Perempuan Paruh Baya Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Kamar Mandi, Besar Dugaan Kena Serangan Jantung

3. Apa definisi terorisme? 

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan. (Sumber: UU Nomor 5 Tahun 2018)

4. Apa itu ekstrimisme? 

Dikutip dari buruhmigran.id, menurut Merriam-Webster Dictionary, ekstremisme secara harfiah artinya “kualitas atau keadaan yang menjadi ekstrem” atau “advokasi ukuran atau pandangan ekstrim”.

Saat ini, istilah tersebut banyak dipakai dalam esensi politik atau agama, yang merujuk kepada ideologi yang dianggap (oleh yang menggunakan istilah ini atau beberapa orang yang mematuhi konsensus sosial) berada jauh di luar sikap masyarakat pada umumnya. Namun, ekstremisme juga dipakai dalam diskursus ekonomi.

Menurut Dr. Alex P. Schmid (2014), kelompok ekstrimis merupakan kelompok yang menganut paham kekerasan ekstrim atau ekstrimisme. dibandingkan radikalis, ekstrimis cenderung berpikiran tertutup, tidak bertoleransi, anti-demokrasi dan bisa menghalalkan segala cara, termasuk penipuan, untuk mencapai tujuan mereka. Kelompok ekstrimis juga berpikiran tertutup. Kelompok ini berbeda dengan kelompok radikalis, kelompok yang menganut paham radikal atau radikalisme. (“Radicalisation, De-Radicalisation, Counter-Radicalisation: A Conceptual Discussion and Literature Review”, 2014: h. 56)

Baca juga: Yurike Prastika Sering Pamer Tubuh Seksi di Akun Medsos Supaya Dapat Banyak Likes dari Followers

5. Apa itu radikalisasi? 

Menurut Dr. Alex P. Schmid (2013), radikalisasi adalah proses dimana Individu atau kelompok yang berubah dan memiliki kecenderungan menentang dialog dan kompromi dengan pihak yang berbeda; mereka memilih jalan konfrontasi dan konflik.

Pilihan ini disertai oleh dukungan terhadap, antara lain : 

(i) penggunaan tekanan dan strategi memaksa (coersion) dengan jalan kekerasan atau non-kekerasan,

(ii) legitimasi atau dukungan terhadap berbagai bentuk kekerasan, selain terorisme, untuk mewujudkan tujuanya yang dianggap mulia, dan

(iii) pada ujungnya bisa berlanjut ke level tertinggi dalam bentuk kekerasasan ekstrim atau terorisme.

Proses ini biasanya diikuti oleh kecenderungan penguatan ideologi yang menjauh dari arus utama (mainstream) dan mengarah kepada titik ekstrim yang didasari oleh cara pandang dikotomis dan keyakinan bahwa kemapanan sistem yang ada tidak lagi bisa menjadi jalan bagi terjadinya perubahan yang diinginkan.

Baca juga: Kembali Beraktivitas di Pasar Koja Baru, Ari dan Toni Sudah Menyiapkan Surat Vaksinasi

6. Bagaimana cara menangkal radikalisme? 

- Dikutip dari lipi.go.id,  Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan cara untuk menangkal munculnya radikalisme harus dimulai dari keluarga.

"Tanggung jawab semua, dimulai dari keluarga untuk menghormati perbedaan agama hingga budaya yang sangat majemuk," kata Azyumardi Azra usai menerima LIPI Sarwono Award, Rabu malam.

- Pola pengasuhan di rumah dilakukan dengan se-demokratis mungkin. 

- Penguatan Pancasila.

- Menerapkan pembelajaran di sekolah di mana anak dirangsang untuk berpikir kritis.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved