Berita Tangerang

Beginilah Cara Loper Koran di Pasar Modern BSD Serpong Bangkit di Tengah Gempuran Informasi Digital 

Kisah penjual koran di Pasar Modern BSD Serpong yang nyaris bangkrut akibat gempuran bisnis informasi digital.

Editor: Dodi Hasanuddin
Wartakotalive.com/Rizki Amana
Beginilah Cara Loper Koran di Pasar Modern BSD Serpong Bangkit di Tengah Gempuran Informasi Digital. 

WARTAKOTALIVE.COM, SERPONG - Beginilah Cara Loper Koran di Pasar Modern BSD Serpong bangkit di tengah gempuran informasi digital.

Meja berukuran sekira lebar 2 meter dan tinggi 3 meter berbahan dasarkan kayu dan besi telihat masih berdiri kokoh di Pintu Barat Pasar Modern BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

Meja yang berisikan sejumlah koran dan majalah bermerekan masing-masing media penerbitnya, tak usang dimakan waktu meski telah belasan tahun berada di lokasi tersebut. 

Hermanto (53) selaku pemilik lapak koran dan majalah tersebut mengaku telah berjualan di kawasan tersebut sebelum berdirinya Pasar Modern BSD, Serpong, Kota Tangsel. 

Berjalannya waktu, ia pun membuka lapak koran tersebut di kawasan pasar modern itu sejak dibangun pada tahun 2004 lalu. 

"Kebetulan tempat ini ada yang menawarkan disaat aku jadi tukang koran keliling, yah saya coba," katanya kepada Wartakotalive.com saat ditemui di Pasar Modern BSD, Serpong, Kota Tangsel, Rabu (28/7/2021).

Awal mula sebekum menetap di lokasi tersebut, Hermanto mengaku telah berjualan koran dengan mengelilingi kawasan sekitar sejak tahun 1990.

Baca juga: Berlangsung Tiap Bulan, Virtual Job Fair Kota Tangerang Serap 1.686 Pencari Kerja

Hingga akhirnya ia pun menerima tawaran dari kawannya itu untuk mendirikan lapak koran dan majalah di pasar modern tersebut

"Nah saya jadi loper koran keliling sejak tahun 90," ungkapnya. 

Tentu sejuta kisah telah dialami dirinya yang telah melakoni pekerjaan sebagai loper koran sejak puluhan tahun itu. 

Baik secara suka maupun duka, pria yang memiliki anak dua itu telah merasakannya. 

Hermanto mengatakan, sukanya ia saat melakoni profesi tersebut yakni pada tahun 90'an.

Pada tahun tersebut dirinya kerap menikmati manisnya rezeki seorang yang berprofesi sebagai loper koran

"Tahun 90-an sebelum adanya hape (hand phone) inilah, di sini saya belum pernah dapat omzet Rp 2 jutaan walaupun bekum ada hape, pernah Rp 1,8 juta paling tinggi," bebernya. 

Baca juga: Apresiasi Segudang Program Penanganan Covid-19 Pemkot Tangerang, Mendagri: Ini Terobosan Luar Biasa

Kemerosotan pendapatan pun dirasakan ia saat teknologi mulai merambat dunia pemberitaan melalui wadah smart phone. 

Sejak saat itu dirinya merasakan sulitnya mendapati pembeli pemberitaan berbasis media cetak itu. 

"Sekarang ada hape ini pada tutup banyak, semua juga berubah yang tadinya penjualan agak rata-rata Rp 500 ribu untung sekarang hanya paling tinggi Rp 200 ribu," ungkapnya. 

Herman tak jarang menjual sisa koran yang tak laku pada hari itu ke pengasong barang bekas. 

Tak jarang, dirinya hanya mendapat keuntungan Rp 1.000 rupiah dari sejumlah eksampler koran yang tak diminati di pasaran. 

"Jadi saya gabungin jadi satu, dapat untung Rp 1.000 karena sudah tak bisa diretur," jelasnya. 

Kendati menurunnya penjualan secara drastis, tak menyurutkan ia untuk tetap eksis sebagai penjual koran dan majalah di tengah gempuran informasi digital. 

Baca juga: Akses Masuk Terminal Poris Plawad Tangerang Kini Diperketat, Penumpang Wajib Tunjukkan Dua Surat Ini

Kata Herman, saat ini sejumlah pelanggan dari kalangan lanjut usia (lansia) masih kerap mendatangi lapaknya itu untuk membeli sejumlah koran yang diinginkan. 

Tak jarang, pembeli asing datang kepadanya jika didapati sebuah peristiwa yang ramai diberitakan para media.

"Orangtua banyaknya yang jadi pelanggan, paling satu atau dua orang baru kalau ada pemberitaan besar," ungkapnya. 

Namun, dirinya yang telah bergelut selama puluhan tahun pada profesi tersebut berimbas baik kepadanya. 

Pasalnya, ia memiliki pekerjaan sampingan sebagai penjual sayur online bagi para pelanggan korannya. 

"Sampingannya selain saya menjual koran saya juga melayani pemesanan sayuran dari para pelanggan dan juga yang ada dagangan di sini. Jadi saya manfaatin pelanggan koran saya itu untuk mencari sampingan," kata Hermanto.

"Selain itu, saya coba jual masakan khas Manado atau Medan, masker yang lagi dibutuhkan saja," pungkasnya. 

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved