Virus Corona Jabodetabek
Bantah 20 Lebih Karyawannya Meninggal dan Langgar PPKM, Dirut Transjakarta: Datanya dari Mana?
Menurutnya, jumlah karyawan Transjakarta yang bekerja di kantor sebanyak 500 orang, dan ribuan lainnya berada di lapangan.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - PT Transjakarta membantah pernyataan Presiden KSPI Said Iqbal, yang menyebut 20 lebih karyawan Transjakarta meninggal akibat Covid-19, dan beroperasi 100 persen saat PPKM.
"Datanya dari mana? Kami susah merespons orang, 100 mati, ada 30 mati."
"Pertanyaan semua orang, kalau kena Covid kan punya risiko itu (meninggal)."
Baca juga: Presiden KSPI Ungkap PT Transjakarta Diduga Langgar Aturan PPKM, 20 Lebih Karyawan Meninggal
"Tapi kalau dilihat korban di kita, sejauh yang saya tahu cuma 14 orang," ujar Direktur Utama PT Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusomo saat dihubungi, Senin (26/7/2021).
Menurutnya, jumlah karyawan Transjakarta yang bekerja di kantor sebanyak 500 orang, dan ribuan lainnya berada di lapangan.
Di, mana semua karyawan bekerja sesuai aturan yang berlaku serta menerapkan protokol kesehatan ketat.
Baca juga: Perpanjang PPKM Level 4, Jokowi: Ada Kemungkinan Dunia akan Hadapi Varian Lain yang Lebih Menular
"Transjakarta punya Satgas Covid-19, kami juga sudah melaksanakan vaksinasi."
"Orang belum ngapa-ngapain, ribuan karyawan kami sudah PCR Swab."
"Kemudian dilakukan random test setiap hari minimum 200 orang, itu ada kebijakannya, ada surat direksinya," tuturnya.
Baca juga: Luhut: Tahan Dulu Berahi Politik, Apa Cuma Harus Jadi Presiden Saja untuk Mengabdi di Negeri Ini?
Ia menjelaskan, sebelum diterapkan PPKM Jawa-Bali, karyawan yang bekerja di kantor hanya 25 persen, dan 75 persen bekerja dari rumah alias work from home (WFH).
Setelah adanya keputusan PPKM, kata Sardjono, manajemen Transjakarta membuat kebijakan kembali, yaitu 10 persen karyawan bekerja dari kantor, dan sisanya bekerja dari rumah.
"Yang masuk kantor itu hanya command center dan bagian pembayaran."
Baca juga: Luhut Ungkap Pasien Covid-19 yang Punya Komorbid dan Belum Divaksin Banyak yang Meninggal
"Terus apa? Orang lain boleh hidup, tapi command center dan pembayaran tidak apa-apa kalau meninggal, kan tidak begitu, melihatnya tidak begitu."
"Kami ini di pelayanan, command center yang kontrol terhadap operasional."
"Lalu, bagian pembayaran, karena ada pihak-pihak yang harus kami layanan dari sisi office," jelas Sardjono.
Baca juga: Awal Agustus Diprediksi Puncak Kasus Covid-19 di Jawa-Bali, Pasien Wafat Bisa 2.000 Lebih Sehari
Ia pun menyebut, korban meninggal akibat Covid-19 bukan hanya terjadi di Transjakarta, tetapi juga terjadi di perusahaan lain.
"Di tempat lain juga banyak, jadi keliru lah angkat isunya ini (KSPI)."
"Ini pertanyaannya, ini pada mau ngapain sih? Kalau buat kami manajemen, adalah jangan ada yang jadi korban," ucapnya.
Baca juga: Mahfud MD: Covid-19 Bukan Konspirasi Global, Rajin Beribadah Atau Tidak Bisa Kena
Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memeriksa Kantor PT Transjakarta, karena diduga tidak menjalankan aturan dalam PPKM Level 4.
"Pak Anies hentikan kematian para pekerja buruh di Transjakarta."
"Sidaknya jangan ke kantor orang, ke kantor sendiri dulu," ujar Presiden KSPI Said Iqbal secara virtual, Senin (26/7/2021).
Baca juga: Novel Baswedan: Dewan Pengawas KPK Terlalu Senior, Mudah Dikelabui Pihak Terperiksa
Said menjelaskan, berdasarkan data dari pekerja Transjakarta, perusahaan beroperasi 100 persen, tanpa ada yang bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
"Saya dapat laporan sampai hari ini, tingkat kematian para pekerja Transjakarta lebih dari 20 orang, tingkat penularan Covid sudah lebih dari 10 persen."
"Ini ada apa Pak Gubernur DKI Jakarta?" Papar Said.
Baca juga: Masyarakat Negara Maju dan Berkembang Sama-sama Tolak Pembatasan di Masa Pandemi, Cuma Beda Alasan
Selain Transjakarta, kata Said, perusahaan besar seperti Panasonic dan Astra Grup, dan Suzuki Grup, juga beroperasi 100 persen, dengan alasan dapat izin dari Kementerian Perindustrian.
"Ini ada datanya dari pimpinan serikat pekerjanya."
"Kami minta bekerja bergilir bukan berhenti, diatur operasionalnya," ucap Said.
Baca juga: Varian Delta Hancurkan Optimisme Pelaku Usaha yang Meyakini 2021 Jadi Tahun Pemulihan Ekonomi
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 573.908 orang per 25 Juli 2021, dan sebanyak 83.279 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 25 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 792.275 (25.0%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 569.070 (18.0%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 353.940 (11.2%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 277.100 (8.8%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 106.862 (3.4%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 104.778 (3.3%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 104.,552 (3.3%)
RIAU
Jumlah Kasus: 88.105 (2.8%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 77.248 (2.4%)
BALI
Jumlah Kasus: 68.711 (2.2%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 65.704 (2.1%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 52.067 (1.6%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 43.835 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 41.408 (1.3%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 41.218 (1.3%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 34.265 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 32.580 (1.0%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 31.286 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 30.009 (0.9%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 25.076 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 23.416 (0.7%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 21.813 (0.7%)
ACEH
Jumlah Kasus: 21.724 (0.7%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 19.103 (0.6%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 18.622 (0.6%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 18.298 (0.6%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 18.019 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 17.327 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 15.609 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 15.255 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 12.988 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 9.240 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 7.656 (0.2%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 7.211 (0.2%). (Seno Tri Sulistiyono)