Virus Corona Jabodetabek
Update Pasien Covid di Wisma Atlet dan Rusun Nagrak, Kamis (15/7) Bertambah 700 Orang
Update jumlah pasien RSDC Wisma Atlet, Kamis (15/7/2021) sebanyak 6.254 pasien mengisi di tower 4,5, 6
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Update ketersediaan tempat tidur di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta
Rumah Sakit Darurat Covid (RSCD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat kembali melakukan pemutakhiran data jumlah pasien per hari Kamis (15/7/2021), pukul 08.00 WIB.
Menurut data dari Posko Kogasgabpad RSDC Wisma Atlet Kemayoran, jumlah total pasien terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 6.254 orang yang terdiri dari 3.239 pasien laki-laki dan 3.015 pasien perempuan.
Lebih lanjut, jumlah total pasien pada hari ini mengalami kenaikan sebesar 141 orang dibandingkan dengan pada hari sebelumnya yang berjumlah 6.113 pasien.
Baca juga: Yayasan Life After Mine Serahkan Bantuan 510 Tempat Tidur Medis ke RSDC Wisma Atlet
Sementara untuk jumlah pasien baru yang terdaftar sejak kemarin hingga hari ini sejumlah 555 pasien, dan jumlah pasien yang keluar sebanyak 417 pasien.
Sejak dibuka pada 23 Maret 2020, jumlah pasien yang terdaftar di Wisma Atlet sampai hari ini sejumlah 116.022 pasien.


Sedangkan untuk pasien yang keluar dari Wisma Atlet sebanyak 109.768 pasien.
Secara keseluruhan, dari jumlah total pasien yang keluar dari Wisma Atlet, sebanyak 108. 417 sembuh, 946 pasien dirujuk ke rumah sakit lain, dan 405 pasien meninggal dunia.
• PLN Jakarta Raya Berikan Cadangan UPS 700 ribu VA untuk RSDC Asrama Haji
Perihal jumlah ketersedian tempat tidur, masing-masing tower memiliki jumlah kapasitas dan tingkat keterisian yang berbeda-beda.
Tower 4 memiliki kapasitas 2.390 bed yang saat ini sudah terpakai sebanyak 2.021 orang.
Tower 5 memiliki daya tampung sebanyak 2.526 bed yang sampai hari ini sudah diisi oleh 1.859 pasien.
Tower 6 dengan kapasitas 1.916 orang, kini sudah diisi oleh 1.081 pasien.
Tower 7 yang memiliki daya tampung 2.457 bed, hingga hari ini sudah diisi oleh 1.290 pasien.
Pembaruan data jumlah pasien Covid-19 per hari kamis (15/7/2021) juga dilakukan oleh pihak Wisma Atlet Pademangan.
Pada pukul 08.00 WIB, Jumlah total pasien mencapai 6.006 orang dengan rincian 2.794 laki-laki dan 3.212 pasien perempuan.
Tingkat ketersediaan bed sudah mencapai 94,49 persen dan hanya tersisa 350 bed atau 5,51 persen dari total jumlah 6.356 bed bed yang disediakan.
Baca juga: Tempat Tidur di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Cuma Sisa 9 Persen, OTG Dialihkan ke Rusun Nagrak
Rusun Nagrak

Selanjutnya, Rusun Nagrak per hari Kamis (15/7/2021) juga memperbarui data jumlah pasien Covid-19.
Sejak dijadikan sebagai ruang perawatan pasien Covid-19 pada 28 Juni lalu, jumlah total pasien yang terdaftar sudah menyentuh angka 7.060 jiwa, dengan tambahan pasien sejak hari kemarin sejumlah 145 orang.
Perihal ketersediaan ruang isolasi, Rusun Nagrak memiliki daya tampung 2.804 bed yang sampai hari ini sudah terpakai sebanyak 1.140 bed.
Saat ini, sisa bed yang tersedia sebanyak 1.664 bed.
Wisma Atlet Kemayoran Itu Nggak Seseram yang Dibayangkan Orang
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA – Nessa Wina merupakan satu diantara penyintas Covid-19 yang telah lulus dari Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Ia menetap disana selama 15 hari. Terhitung sejak 15 Mei hingga 30 Mei 2021.
Wanita kelahiran Jakarta ini mengaku ngeri saat pertama kali masuk ke gedung wisma atlet.
Baca juga: VIDEO Ratusan Siswa Akmil Tiba di Bandara Halim, Dikerahkan Bantu Tenaga Kesehatan RSD Wisma Atlet
“Pertama kali sampai tuh serem banget. Dan gue dijemput sama ambulans di depan rumah banget,” kenang Nessa. Ia juga menyebut, saat dirinya dijemput di rumahnya yang berlokasi di Jalan Madrasah Al-Husna, Lebak Bulus, kondisi sirine ambulans dalam kondisi tidak menyala. “Jadi gak ada orang yang heboh,” ucapnya.
Sebelum dibawa ke Wisma Atlet, Nessa sempat melakukan isolasi mandiri di rumahnya selama empat hari.
Pada pertengahan bulai Mei, Nessa merasa kehilangan indera penciuman dan indera perasa. Karena panik, keesokan harinya, ia pergi untuk melakukan tes usap antigen di sebuah klinik di dekat rumahnya dan hasilnya reaktif.
Baca juga: Apong Sempat Ketakutan Saat akan Divaksinasi Covid di Polsek Pamulang
Nessa awalnya tidak percaya perihal hasil tersebut. Karena masih penasaran, Nessa menuju ke Puskesmas Cilandak, Jakarta Selatan, pada Selasa (11/5/2021), siang.
Ia datang seorang diri untuk memastikan dirinya terpapar Covid-19 atau tidak.
Setibanya di Puskesmas Cilandak, ia langsung mengajukan tes Covid-19 Polymerase Chain Reaction (PCR).
Baca juga: Mantan Dirut Persija Gede Widiade Sediakan Ratusan Tabung Oksigen untuk Bantu Penderita Covid-19
Hasil tes itu baru keluar tiga hari kemudian, tepatnya pada hari Jumat, 14 Juli dengan status positif Covid-19.
Pihak puskesmas langsung menghubungi Nessa, mereka memberi dua pilihan: Isolasi mandiri di rumah; atau isolasi di Wisma Atlet.
Nessa memilih opsi dua dengan berbagai pertimbangan.
Baca juga: Komisioner KPAI Sebut Animo Vaksinasi Anak Tinggi, tak Ada Penolakan Berarti dari Orang Tua
“Karena di rumah Cuma ada satu kamar mandi dan ada orang tua juga,” ucap Nessa saat dihubungi melalui sambungan telpon pada Senin (12/7/2021), siang.
Pada hari sabtu, (15/5),
ia dijemput dari rumahnya di Lebak Bulus oleh pihak tenaga kesehatan.
Baca juga: Walubi Gandeng Pemprov DKI dan TNI-Polri Gelar Vaksinasi Covid-19 di JiExpo Kemayoran
Saat itu, pada sabtu malam, ia resmi menjadi warga baru di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Selama dirawat di Wisma Atlet, ia aktif mengikuti kegiatan senam bersama para Nakes dan pasien lain. Kegiatan ini ia lakukan untuk menghilangkan perasaan cemas akibat terpapar virus Covid-19.
Nessa pun mengaku tidak pernah mengalami rasa sepi dan bosan selama dirawat di Wisma Atlet. “Pagi-pagi nih kita berjemur, habis itu senam.
Baca juga: Ketum PP FPTI Yenny Wahid Ceritakan Kronologi 4 Atlet yang Terpapar Covid-19 Usai Tanding di Swiss
Jadi pagi-pagi tuh kita turun ke lapangan, ramai-ramai,” ujarnya.
Wanita usia 23 tahun ini juga banyak mengikuti kegiatan olahraga.
“Ikut voli, basket, banyak deh,” ucap Nessa.
Di Wisma Atlet, Nessa tidak sendiri.
Baca juga: Pekan Ini Nakes Bakal Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Ketiga Pakai Moderna
Ia ditemani oleh Ayahnya yang juga dirawat di Wisma Atlet. Namun keduanya berbeda ruangan.
Setelah beberapa hari menjadi penghuni Wisma Atlet, Nessa mengaku sudah tidak takut.
Ia banyak dikelilingi oleh para pasien lain yang ia jadikan sebagai support system.
Baca juga: Tiga Minggu Lagi Paviliun Kirana RSCM Jadi RS Darurat Covid-19, Total Bakal Ada 390 Tempat Tidur
“Karena sama-sama pejuang negative ya. Misalnya nih besok gue Swab. Temen-temen tuh kasih dukungan. Udah tenang aja, pasti kamu negatif, optimis,” kenang Nessa, menirukan ucapan teman-temannya.
Sebelumnya, usut punya usut, virus Covid yang telah bersarang di tubuh Nessa menular ke Ayahnya.
“Sedih banget, karena gue duluan yang drop,” ungkapnya. Semenjak dirawat di wisma atlet, Nessa mengaku banyak mendapat pelajaran spiritual. “lebih ingat Tuhan, sih. Ingat mati juga.” ucap Nessa, dengan tawa.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 Melonjak, DPRD Kabupaten Bogor Minta Dinkes Maksimalkan Peran Puskesmas
Di Wisma Atlet, ia dirawat di tower 4 dengan fasilitas satu ruangan diisi oleh satu pasien.
Lebih lanjut, menurut Nessa, kegiatan isolasi di Wisma Atlet tidak seseram yang ditampilkan oleh media. Ia pun sering main ke kamar sebelah.
“Semua orang yang di wisma atlet kalau sudah dinyatakan negatif itu ibaratnya kayak lulus sekolah. Harapan kita sebagai pasien,” ujarnya.
Donor plasma
Wanita yang bekerja di perusahaan penyedia Air Conditioner (AC) ini lulus dari Wisma Atlet pada tanggal 30 Mei.
Usai lulus, komunikasi sesama alumni Wisma Atlet masih tetap berjalan.
Baca juga: Tiga Minggu Lagi Paviliun Kirana RSCM Jadi RS Darurat Covid-19, Total Bakal Ada 390 Tempat Tidur
Hari Senin (12/7) kemarin, ia melakukan donor plasma konvalesen di Gedung PMI DKI Jakarta.
Plasma itu ditujukan untuk salah satu anggota keluarga alumni Wisma Atlet.
“Dari grup senam. Jadi ada alumni wisma atlet yang punya sepupu, saat ini dia kritis dan butuh plasma darah O. Mumpung golongan darah gue O, yaudah gue donor aja,” ungkap Nessa.
Sebagai bekas pasien Covid-19, Nessa merasa lebih peduli terhadap kebersihan dan keramaian lingkungan.
Baca juga: Keluarga Pasien Diimbau Tidak Minta Donor Plasma Konvalesen Lewat Medsos Tapi Rumah Sakit dan PMI
Hingga kini, ia masih merasa was-was saat berada di tempat kerumunan. Ia mengaku sudah tidak pernah jajan di gerai makanan.
“Intinya gue gak mau makan di luar lagi. Gue baru pilek aja udah panik. Jadi langsung swab antigen aja. Bukan masalah sakitnya, tapi gue keberatan aja kalau mesti isoman lagi,” tutur Nessa.