BIKIN MALU! Polwan Berpangkat Bripka Ini Diduga Jadi Calo 28 Calon Siswa Bintara Polri 2021 di Medan
Aksi Bripka LA pun diketahui dan langsung dilakukan penangkapan oleh Bid Propam Polda Sumut.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Aksi seorang polwan (polisi wanita) berpangkat Bripka bikin malu jajaran Polri, khususnya Polrestabes Medan.
Pasalnya polwan, Bripka LA itu diduga menjadi calo untuk memasukkan calon siswa (Casis) Bintara Polri 2021.
Aksi Bripka LA pun diketahui dan langsung dilakukan penangkapan oleh Bid Propam Polda Sumut.
Diketahui, penangkapan Bripka LA pun diakui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Baca juga: DUH! Selain Sembako Kena Pajak, Dalam Draf RUU KUP, Sekolah Pun Bakal Dikenakan PPN
Baca juga: Penasaran dengan Suara Berdenyit di Kamar, Suami di NTT Pergoki Istri Telanjang dengan Pria Lain
Baca juga: Ternyata di Arab Saudi, Habib Rizieq Bertemu Tito Karnavian, Budi Gunawan dan Dihubungi Wiranto
Menurut informasi, terbongkarnya kasus ini berawal dari keluhan seorang Casis pada petugas pengawas.
Saat itu, Casis tersebut menemukan adanya casis lain yang tidak pernah mengikuti test, tapi ujug-ujug ikut ujian akademik.
Atas laporan itu, Bid Propam Polda Sumut kemudian melakukan inventarisir nama-nama calon siswa yang mendaftar.
Benar saja, dari beberapa calon siswa, ditemukan adanya kejanggalan, dimana didapati calon siswa yang tak pernah mendaftar, malah ikut ujian.
Dari lokasi ujian kemudian diamankan sejumlah calon siswa.
Berangkat dari keterangan calon siswa ini pula muncul nama Bripka LA.
Lalu siapa Bripka LA sebenarnya?
Dikutip dari Tribun Medan (grup surya.co.id), Bripka LA bertugas di Polrestabes Medan.
Di kasus ini Bripka LA diduga mengurus 28 Casis Bintara Polri.
"Ada yang diamankan dari lokasi ujian," ujar sumber.
Kombes Hadi Wahyudi mengatakan, hingga kini pihak kepolisian khususnya Propam masih melakukan pendalaman.
Baca juga: Berikut Daftar Biaya Kuliah S1 Jalur Mandiri UI, UIN Jakarta, UNJ dan IPB
Baca juga: Biadab! Nenek Usia 71 Tahun Sedang Sakit Stroke Dirudapaksa Pria di Sultra
Baca juga: CATAT! Ini Keuntungan dan Sanksi Militer Jika Pasukan Komcad Melanggar Aturan
"Masih didalami oleh Propam. Jadi belum tahu bagaimana modusnya dan sebagainya. Nanti akan disampaikan," ujarnya, Kamis (17/6/2021).
Kombes Hadi membeberkan terungkapnya dugaan kecurangan ini berawal dari salah satu Casis yang diduga oleh panitia menggunakan joki.
"Ia tertangkap dan didalami, ada beberapa juga melakukan hal yang sama. Tapi tindakan kita sudah cepat, tepat, memeriksa nomor-nomor peserta kemudian mendiskualifikasi," ungkapnya.
Pihak kepolisian langsung melakukan pendalaman hingga mengarah ke satu orang oknum anggota polisi.
"Ada dugaan mengarah ke oknum polisi yang bertugas di salah satu Polres. Dan ini sudah kita lakukan pemeriksaan insentif oleh Propam. Sampai dengan sekarang, yang bersangkutan masih dilakukan pemeriksaan," katanya.
Menurut Hadi, sejauh ini belum diketahui jumlah pasti casis yang menggunakan jasa joki.
Meski begitu, panitia sudah melakukan diskualifikasi terhadap sejumlah peserta.
"Yang jelas semua pendaftar itu percaya diri saja dengan kemampuan dia, tidak usah tergiur diiming-imingi oleh siapapun itu. Baik masyarakat di luar, anggota Polri, dijanjikan akan masuk polisi dengan mudah dan sebagainya," katanya.
Masih dikatakan Hadi, mekanisme ataupun proses seleksi yang dilakukan Polri berlangsung terbuka, transparan, bersih, tanpa ada kongkalikong dan sebagainya.
Dalam seleksi penerimaan anggota Polri, sambung Hadi, ada pengawas internal dan eksternal.
"Keduanya ini bekerja setiap item seleksi itu, mereka mengawasi. Makanya kejadian ini karena kejelian panitia yang melihat adanya indikasi kecurangan oleh peserta. Ini tindakan sudah cepat dan tepat. Intinya masyarakat tidak usah tergiur dari apapun, tetap percaya diri. Tidak ada yang instan," sebutnya.
Hadi juga membeberkan bahwa setiap item memerlukan persiapan oleh peserta, baik dari sisi jasmani, akademis, psikologi.
"Jika sekali dua kali gagal, maka harus introspeksi diri, di mana kegagalan itu, sehingga di seleksi mendatang bisa lulus. Setiap seleksi, nilai peserta langsung terpampang, jadi tidak ada lagi bermain. Itu wujud transparannya kita ingin memberikan edukasi dan ingin menghasilkan anggota-anggota Polri yang berkualitas," ucapnya.
Berikut kronologi dugaan calo penerimaan Bintara Polda Sumut :
1. Kecurigaan Casis saat Ujian Akademik
Seorang casis merasa heran dan curiga saat mengikuti ujian akademik Casis Bintara Polda Sumut TA 2021.
Pasalnya, ia melihat wajah-wajah baru di lokasi ujian.
Ia pun melaporkan kecurigaannya kepada seorang polisi pengawas di lokasi ujian akademik.
Dalam laporannya, casis tersebut menyebutkan adanya sejumlah casis yang tidak pernah mengikuti tes sebelumnnya namun tiba-tiba masuk mengikuti ujian akademik.
2. Petugas Langsung Integorasi
Petugas pengawas bergerak cepat menindaklanjuti laporan casis tersebut.
Petugas mengumpulkan para joki ujian akademik Bintara itu, dan menginterogasinya.
Saat diinterogasi, para joki itu tak bisa mengelak. Mereka mengakui direkrut oleh seorang oknum Polwan Bripka LA.
Para joki itu berasal dari luar Sumatera Utara, seperti Jakarta, Bandung, dan lainnya.
Joki bertugas untuk menggantikan posisi casis saat ujian, agar bisa lolos menjadi anggota Polri.
"Berawal dari keterangan itu, dia menyebut direkrut oknum Polwan Bripka LA. Lalu, Bripka LA diamankan untuk diperiksa," sebut sumber Tribun yang enggan disebutkan namanya.
3. Langsung Diskualifikasi
Sumber Tribun di Polda Sumut menyebutkan, terbongkarnya praktik perjokian dan percaloan Bintara Polri ini langsung ditindaklanjuti.
Polda Sumut memintai keterangan dari puluhan calon siswa dan puluhan joki.
Dikabarkan sebanyak 28 Casis Bintara Polri yang diurus Bripka LA langsung didiskualifikasi.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul PENJELASAN Terbaru Kombes Hadi Terkait Dugaan Kecurangan Seleksi Bintara Polda Sumut TA 2021